Jembatan Bailey Sumbar-Jambi Masih Belum Bisa Dilalui, Pekerjaan Pemasangan Lantai Jalan Berlanjut
A BPJN Jambi Kebut Pengerjaan Jembatan Bailey
D'On, Jujuhan – Hingga Senin (10/3/2025) hari ini, Jembatan Bailey yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dengan Jambi di Desa Sirih Sekapur, Kecamatan Jujuhan, masih belum dapat dilalui kendaraan. Pekerjaan perbaikan masih terus berlangsung, terutama pada bagian lantai jalan.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) wilayah Jambi, Ibnu Kurniawan, mengonfirmasi hal ini dalam pernyataan singkatnya.
"Jembatan belum bisa dilalui," ujarnya saat ditemui di lokasi pengerjaan.
Meskipun demikian, tim pekerja terus berupaya menyelesaikan pemasangan lantai jembatan agar dapat segera digunakan oleh kendaraan yang melintas di jalur utama penghubung Sumbar dan Jambi ini.
Lanjutan Pekerjaan di Tengah Tantangan Cuaca
Proses pemasangan lantai jalan masih dalam tahap pengerjaan. Tim konstruksi telah bekerja sepanjang malam, meskipun menghadapi tantangan cuaca yang tidak bersahabat. Hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak malam hingga pagi hari, yang sempat menghambat kelangsungan pekerjaan.
"Kami mohon doa agar pemasangan girder dan lantai bisa selesai, sehingga jembatan bisa segera dilalui. Meskipun tadi malam kami lembur, hujan terus mengguyur hingga pagi, dan pemasangan akan dilanjutkan setelah hujan reda," jelas Ibnu Kurniawan.
Pemasangan girder atau balok baja menjadi salah satu tahap krusial dalam pembangunan jembatan ini. Setelah girder terpasang, barulah lantai jalan bisa dipasang dan disempurnakan. Jika semua proses berjalan sesuai rencana, uji coba kelayakan jembatan akan segera dilakukan hari ini juga, dengan harapan kendaraan sudah bisa melintas pada hari yang sama.
Jembatan Sementara untuk Krisis Infrastruktur
Jembatan Bailey ini dibangun sebagai solusi darurat setelah jalan lintas Sumatera di Km 58 mengalami kerusakan parah akibat hujan deras beberapa waktu lalu. Amblasnya jalan tersebut menyebabkan arus lalu lintas terganggu, sehingga pembangunan jembatan sementara menjadi solusi mendesak.
Namun, karena sifatnya sementara, Jembatan Bailey ini memiliki keterbatasan, terutama dalam kapasitas beban yang hanya mampu menahan hingga 20 ton. Ini berarti kendaraan berat dengan muatan berlebih harus mencari jalur alternatif hingga jembatan permanen dibangun.
Menunggu Kepastian Pembangunan Jembatan Permanen
Di tengah upaya penyelesaian jembatan sementara, rencana pembangunan jembatan permanen sepanjang 20 meter masih terganjal oleh keterbatasan anggaran. Diperkirakan, proyek tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 10 hingga 15 miliar. Sayangnya, hingga saat ini, anggaran tersebut masih belum tersedia.
Ketidakpastian ini menjadi perhatian bagi masyarakat dan para pengguna jalan, mengingat jalur tersebut merupakan rute utama bagi aktivitas ekonomi antara Sumbar dan Jambi. Jika jembatan permanen tak segera direalisasikan, risiko gangguan infrastruktur di masa depan masih bisa terjadi, terutama saat kondisi cuaca ekstrem.
Harapan Penyelesaian Secepatnya
Dengan berbagai kendala yang ada, BPJN Jambi tetap berupaya agar Jembatan Bailey ini bisa segera digunakan. Tim di lapangan bekerja keras, siang dan malam, demi mempercepat proses pengerjaan.
Hari ini menjadi momen krusial bagi kelangsungan jembatan tersebut. Jika pemasangan girder dan lantai selesai tepat waktu, maka kendaraan dapat kembali melintas dan aktivitas ekonomi serta mobilitas masyarakat bisa kembali normal.
"Kami berusaha untuk menyelesaikan hari ini," tegas Ibnu Kurniawan.
Masyarakat yang terdampak diharapkan bersabar dan tetap mengikuti perkembangan dari pihak terkait. Semua pihak pun berharap agar cuaca mendukung dan proses pengerjaan bisa berjalan tanpa hambatan lebih lanjut.
(Mond)
#JalanAmblas #Peristiwa #Infrastruktur #JalanSumbarJambi