Breaking News

Kejagung Periksa 9 Saksi dalam Dugaan Korupsi Pertamina: Menguak Jaringan di Balik Skandal Minyak

Ilustrasi Pertamina. (Istimewa)

D'On, Jakarta
– Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengungkap tabir dugaan korupsi besar yang mengguncang PT Pertamina. Kasus yang berkaitan dengan pengelolaan minyak mentah dan produk kilang ini menyeret sembilan saksi baru dalam penyelidikan. Mereka berasal dari berbagai lini penting dalam struktur Pertamina dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi dalam periode 2018–2023.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menegaskan bahwa pemeriksaan ini dilakukan untuk memperkuat pembuktian serta melengkapi berkas perkara terkait Yoki Firnandi (YF) dan delapan tersangka lainnya.

"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud," kata Harli pada Selasa (11/3/2025).

Namun, siapa saja sebenarnya para saksi ini? Dan sejauh mana keterlibatan mereka dalam pusaran kasus yang menggoyahkan sektor energi nasional ini?

Saksi-Saksi Kunci: Pejabat Strategis dalam Jaringan Pertamina

Dari sembilan saksi yang diperiksa, enam di antaranya adalah pejabat tinggi di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak usaha Pertamina yang bertanggung jawab atas pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar siap pakai. Mereka adalah:

  1. WSW – General Manager Kilang Pertamina Internasional wilayah Cilacap
  2. ABN – General Manager Kilang Pertamina Internasional wilayah Balikpapan
  3. YTW – General Manager Kilang Pertamina Internasional wilayah Balongan
  4. IK – General Manager Kilang Pertamina Internasional wilayah Dumai
  5. PS – Manager Performance and Governance PT Kilang Pertamina Internasional
  6. MRN – Manager Performance and Governance PT Kilang Pertamina Internasional

Selain enam pejabat tersebut, tiga saksi lainnya berasal dari unit bisnis lain dalam ekosistem Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga, yang berfokus pada pemasaran dan distribusi bahan bakar. Mereka adalah:

  1. VFW – Manager FSO Fuel Sales, Direktorat Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga
  2. VY – Sr Expert Trader, Direktorat Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga (2021–2023)
  3. MS – Manager Fuel Terminal di Tanjung Gerem

Nama-nama ini bukan sekadar pegawai biasa. Mereka menempati posisi strategis dalam rantai distribusi energi nasional, yang berarti bahwa setiap keputusan mereka berpengaruh besar pada ketersediaan dan harga bahan bakar di Indonesia.

Dugaan Korupsi: Bagaimana Skema Ini Bekerja?

Kasus dugaan korupsi ini berkaitan erat dengan pengelolaan minyak mentah dan produk kilang dalam periode 2018–2023. Meski Kejagung belum mengungkap detail skema korupsi yang terjadi, sejumlah indikasi menunjukkan kemungkinan adanya permainan dalam pengadaan, distribusi, atau transaksi jual beli minyak yang merugikan negara.

Ada beberapa pola yang kerap terjadi dalam kasus serupa, misalnya:

  • Mark-up harga pembelian minyak mentah, di mana minyak dibeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, sementara selisihnya masuk ke kantong pihak tertentu.
  • Manipulasi volume distribusi bahan bakar, di mana data pasokan dan distribusi dipalsukan untuk menciptakan perbedaan angka yang bisa dimanfaatkan sebagai celah korupsi.
  • Kolusi dengan kontraktor atau mitra kerja sama, di mana proyek atau pengadaan diberikan kepada perusahaan tertentu yang memiliki hubungan dengan oknum di dalam Pertamina.

Kasus ini menjadi perhatian publik karena sektor energi merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Korupsi dalam bidang ini bisa berdampak pada lonjakan harga BBM, ketidakstabilan pasokan, dan tentu saja kerugian finansial bagi negara.

Jejak Panjang Skandal Korupsi di Sektor Migas

Kasus ini bukan pertama kalinya menyeret Pertamina ke dalam pusaran dugaan korupsi. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah skandal besar di sektor minyak dan gas (migas) telah terungkap, mulai dari kasus pengadaan kapal tanker hingga penyalahgunaan anggaran proyek infrastruktur energi.

Pemerintah dan aparat hukum terus berupaya memperketat pengawasan terhadap BUMN strategis seperti Pertamina. Namun, kompleksitas rantai bisnis migas, yang melibatkan banyak pihak dari berbagai tingkatan, membuat praktik korupsi masih sulit diberantas sepenuhnya.

Langkah Kejagung: Akankah Kasus Ini Berujung Hukuman Berat?

Dengan memeriksa sembilan saksi kunci ini, Kejagung tampaknya semakin mendekati inti jaringan korupsi yang terjadi di dalam tubuh Pertamina dan KKKS. Jika bukti-bukti kuat berhasil dikumpulkan, bukan tidak mungkin lebih banyak nama akan muncul dalam daftar tersangka.

Publik tentu berharap agar penyelidikan ini tidak berhenti pada tingkat saksi, tetapi benar-benar mengungkap siapa saja aktor utama yang bertanggung jawab atas dugaan praktik korupsi ini. Apalagi, sektor migas menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak.

Kasus ini masih terus berkembang, dan pertanyaan besar yang masih menggantung adalah: Siapa sebenarnya dalang utama dalam skandal ini? Dan seberapa besar kerugian negara akibat praktik korupsi ini? Kejagung kini memegang kunci untuk menjawabnya.

(Mond)

#KorupsiPertamina #Korupsi #Kejagung