Breaking News

Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW: Dari Cahaya Kelahiran, Mukjizat Menakjubkan, hingga Warisan Abadi

Kisah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW 

Dirgantaraonline
- Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang membawa cahaya Islam ke dunia. Perjalanan hidup beliau penuh dengan hikmah, perjuangan, dan mukjizat yang luar biasa. Artikel ini akan mengupas secara rinci dan mendalam kisah hidup Rasulullah, mulai dari kelahiran hingga wafatnya, serta mencantumkan ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Cahaya yang Bersinar

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 M) di Makkah, di tengah keluarga Bani Hasyim, salah satu kabilah Quraisy yang terpandang. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, wafat saat Nabi masih dalam kandungan, dan ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal saat beliau berusia enam tahun.

Saat kelahirannya, terjadi banyak peristiwa luar biasa yang menjadi tanda kebesarannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa api yang disembah kaum Majusi di Persia padam setelah menyala selama seribu tahun, dan istana Kisra mengalami retakan besar.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

وَمَاۤ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَـٰلَمِينَ

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya: 107)

Masa Kanak-Kanak dan Remaja: Didikan Langit untuk Sang Nabi

Setelah ibunya wafat, Muhammad kecil diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu setelah itu oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak kecil, beliau dikenal jujur, amanah, dan penuh kasih sayang.

Saat berusia 12 tahun, beliau ikut berdagang bersama pamannya ke Syam. Di perjalanan, seorang rahib bernama Buhaira melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad dan memperingatkan Abu Thalib agar menjaganya dari kaum Yahudi yang mungkin berniat mencelakakannya.

Di usia 25 tahun, Muhammad bekerja pada Khadijah binti Khuwailid, seorang saudagar kaya yang terpikat oleh kejujuran dan kecerdasan beliau. Tak lama kemudian, mereka menikah dan dikaruniai beberapa anak, di antaranya Fatimah Az-Zahra, yang kelak menjadi ibu dari keturunan Rasulullah.

Diangkat Menjadi Nabi: Cahaya Wahyu Pertama di Gua Hira

Pada usia 40 tahun, saat beliau sedang beribadah di Gua Hira, turunlah wahyu pertama yang dibawa oleh Malaikat Jibril:

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ ۝ خَلَقَ ٱلْإِنسَـٰنَ مِنْ عَلَقٍ ۝ ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah."
(QS. Al-‘Alaq: 1-3)

Setelah wahyu pertama ini, beliau pulang dalam keadaan gemetar dan berkata kepada Khadijah, "Selimuti aku, selimuti aku!" Khadijah lalu menenangkan beliau dan membawanya kepada Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang berkata, "Engkau adalah Nabi terakhir yang telah disebut dalam kitab-kitab sebelumnya."

Perjuangan Dakwah di Makkah: Cobaan dan Mukjizat

Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah mendapatkan perlawanan keras dari kaum Quraisy. Mereka menyiksa para pengikutnya, seperti Bilal bin Rabah, Yasir dan Sumayyah (yang menjadi syahid pertama dalam Islam).

Di tengah tekanan itu, Nabi diberikan mukjizat luar biasa, salah satunya Isra’ Mi’raj, di mana beliau diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit untuk menerima perintah shalat. Allah SWT berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِىٓ أَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
(QS. Al-Isra: 1)

Hijrah ke Madinah dan Puncak Kejayaan Islam

Setelah bertahun-tahun mengalami penyiksaan, Nabi Muhammad dan para sahabat hijrah ke Madinah. Di sana, beliau membangun Negara Islam pertama, mengatur hukum, serta memperkuat persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.

Setelah beberapa perang besar, termasuk Perang Badar, Uhud, dan Khandaq, akhirnya Makkah berhasil dibebaskan tanpa pertumpahan darah pada tahun 630 M (Fathul Makkah). Nabi SAW memasuki Makkah dengan rendah hati dan memberikan amnesti kepada semua musuhnya.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW: Kehilangan Besar bagi Umat Islam

Pada tahun ke-11 Hijriah, Nabi SAW jatuh sakit. Hari-hari terakhirnya dihabiskan di rumah Aisyah. Ketika menjelang ajal, beliau bersabda:

"Umatku… Umatku…"

Lalu beliau mengangkat tangannya ke langit dan berkata:

اللهم اغفر لي وارحمني والحقني بالرفيق الأعلى

"Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan Kekasih Tertinggi (Allah)."

Pada 12 Rabiul Awal tahun 632 M, dalam usia 63 tahun, Rasulullah menghembuskan napas terakhir. Seluruh Madinah diliputi duka. Umar bin Khattab bahkan tidak percaya bahwa Rasul telah wafat, hingga Abu Bakar berkata:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ ٱنكَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kalian akan berbalik ke belakang (murtad)?"
(QS. Ali Imran: 144)

Penutup: Warisan Nabi yang Abadi

Nabi Muhammad SAW meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup umat Islam. Kepribadian, kasih sayang, dan perjuangannya tetap menjadi cahaya bagi seluruh umat manusia.

Semoga kita semua bisa meneladani Rasulullah dan mendapat syafaatnya di hari kiamat. Aamiin.

(***)

#KisahParaNabi #NabiMuhammadSAW #Islami #Religi