Breaking News

Kisah Perjalanan Hidup Nabi Harun AS: Sang Saudara Setia dan Juru Bicara Kenabian

Ilustrasi Kisah Nabi Harun As 

Dirgantaraonline
- Nabi Harun AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada Bani Israil, sejajar dengan saudaranya, Nabi Musa AS. Kisahnya bukan hanya tentang kenabian, tetapi juga tentang kesetiaan, pengorbanan, dan perjuangan dalam menghadapi kaum yang keras kepala. Ia menjadi juru bicara dan pendamping Nabi Musa AS dalam perjuangan membebaskan Bani Israil dari tirani Firaun. Perjalanan hidupnya penuh dengan ujian, cobaan, dan hikmah yang patut kita renungkan.

Asal-Usul Nabi Harun AS: Kakak dari Nabi Musa AS

Nabi Harun AS lahir di tengah penderitaan besar yang dialami oleh kaum Bani Israil di Mesir. Ia adalah kakak kandung dari Nabi Musa AS, lahir dari pasangan Imran dan Yukabid, yang berasal dari keturunan Nabi Yakub AS. Pada masa itu, Bani Israil hidup dalam perbudakan di bawah kekuasaan Firaun yang kejam dan zalim.

Harun tumbuh menjadi seorang yang bijaksana, memiliki kepandaian dalam berbicara, serta memiliki sifat yang lemah lembut dan sabar. Kemampuannya dalam berkomunikasi ini kelak menjadi peran kunci dalam dakwah bersama Musa AS.

Misi Kenabian: Juru Bicara dan Pendamping Nabi Musa AS

Ketika Nabi Musa AS menerima wahyu kenabian di Bukit Thur dan diperintahkan untuk berdakwah kepada Firaun, ia merasa khawatir dengan keterbatasannya dalam berbicara. Musa AS memiliki kekurangan dalam berbicara, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

"Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai penolong, untuk membenarkan (perkataan)ku. Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku." (QS. Al-Qashash: 34)

Allah SWT kemudian mengabulkan permintaan Nabi Musa AS dan mengangkat Nabi Harun AS sebagai pendampingnya. Harun AS menjadi juru bicara utama dalam menyampaikan risalah kenabian kepada Firaun dan Bani Israil.

Ketika mereka menghadap Firaun, Nabi Harun AS berbicara dengan penuh kelembutan dan hikmah, sementara Nabi Musa AS menunjukkan berbagai mukjizat yang Allah berikan. Namun, meskipun telah diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, Firaun tetap menolak dan bersikeras mempertahankan kekuasaannya.

Perjalanan Hijrah: Membebaskan Bani Israil dari Firaun

Setelah serangkaian dialog dan peristiwa menegangkan, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir. Dengan mukjizat yang luar biasa, Laut Merah terbelah untuk mereka lewati, sementara Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan oleh Allah SWT.

Setelah selamat dari kejaran Firaun, Bani Israil memulai perjalanan panjang di padang pasir. Di sinilah tantangan sebenarnya dimulai. Mereka adalah kaum yang sulit diatur, sering mengingkari janji, dan penuh dengan keraguan meskipun telah melihat banyak mukjizat Allah.

Ujian Terbesar: Fitnah Penyembahan Patung Anak Sapi

Salah satu ujian terbesar bagi Nabi Harun AS adalah ketika Nabi Musa AS pergi ke Bukit Thur selama 40 hari untuk menerima wahyu dari Allah. Selama kepergian Musa, seorang lelaki bernama Samiri menyesatkan Bani Israil dengan membuat patung anak sapi dari emas dan mengajak mereka untuk menyembahnya.

Sebagai pemimpin sementara, Nabi Harun AS berusaha mencegah mereka. Ia menasihati dengan sabar, mengingatkan mereka akan janji kepada Allah, dan meminta mereka bersabar menunggu kepulangan Musa. Namun, Bani Israil tidak hanya menolak, tetapi juga mengancam akan menyakitinya.

Ketika Nabi Musa AS kembali dan melihat kaumnya dalam kesesatan, ia sangat marah. Ia menarik janggut dan rambut Nabi Harun AS, mengira saudaranya telah lalai dalam menjaga umat. Namun, Nabi Harun AS menjelaskan bahwa ia telah berusaha sebaik mungkin dan khawatir jika bertindak lebih keras, akan terjadi perpecahan di antara mereka.

Allah SWT pun membenarkan Nabi Harun AS dan menghukum Samiri beserta pengikutnya. Kejadian ini menunjukkan betapa berat beban yang dipikul oleh Nabi Harun AS dalam membimbing kaum yang keras kepala dan sering ingkar.

Akhir Hayat Nabi Harun AS

Setelah bertahun-tahun memimpin Bani Israil di padang pasir, Nabi Harun AS akhirnya wafat. Menurut riwayat, ia meninggal di sebuah tempat yang disebut Gunung Hor, dalam keadaan tetap beriman dan taat kepada Allah. Nabi Musa AS sendiri yang menguburkan jasadnya.

Kematian Nabi Harun AS meninggalkan duka yang mendalam bagi Nabi Musa AS dan Bani Israil. Ia dikenang sebagai sosok yang lembut, sabar, dan penuh hikmah dalam menyampaikan dakwah.

Hikmah dari Kisah Nabi Harun AS

  1. Kesabaran dalam Dakwah
    Nabi Harun AS menghadapi kaumnya dengan kesabaran luar biasa, meskipun sering dihadapkan pada pembangkangan dan kejahilan mereka.

  2. Pentingnya Kerja Sama dalam Menyampaikan Kebenaran
    Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS adalah contoh nyata bahwa dalam perjuangan menegakkan kebenaran, kerja sama dan saling mendukung sangat diperlukan.

  3. Menghadapi Ujian dengan Keteguhan Iman
    Meskipun mendapatkan banyak cobaan, Nabi Harun AS tetap teguh dalam keimanannya dan tidak tergoda oleh tekanan kaumnya.

  4. Keutamaan Ilmu dan Kemampuan Berbicara
    Nabi Harun AS memiliki keahlian berbicara yang luar biasa, yang menjadi faktor penting dalam menyampaikan risalah kepada Bani Israil dan Firaun.

Kisah Nabi Harun AS adalah kisah tentang kesetiaan, tanggung jawab, dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Ia bukan hanya sekadar pendamping Nabi Musa AS, tetapi juga seorang pemimpin yang teguh dalam keimanan. Kisahnya mengajarkan kita untuk tetap sabar dan bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup, serta pentingnya bekerja sama dalam menegakkan kebenaran.

Sebagai umat Muslim, kita bisa mengambil banyak pelajaran dari perjalanan hidup Nabi Harun AS, terutama dalam hal kesabaran, kepemimpinan, dan keteguhan iman di tengah ujian.

(***)

#KisahParaNabi #NabiHarunAs #Islami #Religi