Kisah Perjalanan Hidup Nabi Zakaria AS: Perjuangan, Kesabaran, dan Mukjizat di Ujung Usia
Kisah Nabi Zakaria As
Dirgantaraonline - Nabi Zakaria AS adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah untuk membimbing Bani Israil di masa lalu. Kisah hidupnya adalah cerminan dari kesabaran yang tak tergoyahkan, keteguhan dalam beribadah, dan keajaiban doa yang dikabulkan di saat yang tampaknya mustahil. Di balik kehidupannya yang sederhana, tersimpan cerita penuh hikmah tentang harapan, doa, dan anugerah Allah yang datang di saat yang tepat.
Asal-Usul dan Kedudukan Nabi Zakaria AS
Nabi Zakaria AS berasal dari keturunan Nabi Sulaiman AS, yang merupakan garis keturunan mulia dari Nabi Dawud AS. Beliau adalah seorang nabi dan juga imam di Baitul Maqdis, tempat ibadah suci yang sangat dihormati oleh kaum Bani Israil. Selain dikenal sebagai pemuka agama yang bijaksana, beliau juga seorang tukang kayu yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, Nabi Zakaria AS dikenal sebagai sosok yang rendah hati, selalu beribadah kepada Allah, dan tidak pernah bosan mengingatkan kaumnya untuk tetap taat kepada ajaran-Nya. Namun, meski memiliki kedudukan tinggi dalam agama, ada satu hal yang menjadi beban dalam hatinya: beliau belum dikaruniai seorang anak.
Kesabaran dalam Penantian Seorang Anak
Bertahun-tahun lamanya, Nabi Zakaria AS dan istrinya, Isya (ada riwayat lain yang menyebutnya sebagai Al-Yashbi’), hidup dalam kebersamaan yang penuh cinta, tetapi mereka belum juga mendapatkan keturunan. Usia mereka semakin menua, dan harapan untuk memiliki anak seolah semakin pudar.
Namun, dalam hatinya, Nabi Zakaria AS tidak pernah kehilangan keyakinan kepada Allah. Beliau tetap berdoa dengan penuh harap, meminta seorang keturunan yang akan meneruskan perjuangannya dalam menyebarkan agama Allah.
Di saat yang bersamaan, Nabi Zakaria AS sering mengunjungi Maryam, ibu dari Nabi Isa AS, yang saat itu tinggal di Baitul Maqdis. Maryam adalah gadis yang sangat taat beribadah dan selalu mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka. Setiap kali Nabi Zakaria AS memasuki mihrab tempat Maryam beribadah, beliau selalu menemukan makanan yang tak pernah ia berikan.
Suatu hari, Nabi Zakaria AS bertanya, “Wahai Maryam, dari mana engkau mendapatkan makanan ini?”
Maryam menjawab, “Ini dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali 'Imran: 37)
Jawaban Maryam itu menggugah hati Nabi Zakaria AS. Jika Allah mampu memberi rezeki kepada Maryam dengan cara yang luar biasa, tentu Allah juga mampu mengabulkan doanya untuk mendapatkan keturunan, meskipun usianya telah lanjut dan istrinya mandul.
Doa yang Menggetarkan Langit
Di tengah keheningan malam, dengan hati yang penuh harapan, Nabi Zakaria AS bersimpuh di hadapan Allah. Dengan suara lembut dan penuh kerendahan hati, beliau berdoa:
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulang-belulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap orang-orang yang akan mengurus (urusan agama) sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahkanlah kepadaku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub. Dan jadikanlah dia seorang yang Engkau ridhai.” (QS. Maryam: 4-6)
Doa itu dipanjatkan dengan sepenuh hati, dengan keyakinan penuh bahwa Allah Maha Mendengar. Dan benar saja, Allah menjawab doanya dengan cara yang luar biasa.
Kabar Gembira: Kelahiran Yahya AS
Saat sedang berada di mihrab, Malaikat Jibril datang membawa kabar gembira:
“Wahai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya, yang sebelumnya belum pernah Kami ciptakan orang yang serupa dengannya.” (QS. Maryam: 7)
Mendengar kabar ini, Nabi Zakaria AS sempat terkejut. Dalam keterbatasan manusiawinya, beliau bertanya, “Bagaimana aku bisa memiliki anak, sedangkan istriku mandul dan aku sendiri telah mencapai usia yang sangat tua?”
Malaikat Jibril menjawab, “Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ali ‘Imran: 40)
Jawaban ini mengingatkan Nabi Zakaria AS bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Sekalipun secara logika manusia hal itu mustahil, tetapi bagi Allah, segalanya mungkin. Nabi Zakaria AS pun menerima kabar itu dengan penuh keimanan dan syukur.
Allah pun memberikan tanda kepada Nabi Zakaria AS, yaitu beliau tidak bisa berbicara selama tiga hari kecuali dengan isyarat. Dalam masa itu, beliau semakin giat beribadah dan bersyukur kepada Allah.
Tak lama setelah itu, istrinya hamil dan melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Yahya, seorang nabi yang kelak dikenal dengan kesalehannya, keberaniannya dalam menegakkan kebenaran, dan kecintaannya kepada Allah.
Akhir Hayat Nabi Zakaria AS
Nabi Zakaria AS menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan hingga usia senja. Namun, kehidupan di masa itu tidak mudah. Kaumnya, Bani Israil, semakin jauh dari ajaran Allah dan banyak dari mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh para nabi.
Ketika Nabi Yahya AS mulai tumbuh dewasa dan melanjutkan tugas dakwahnya, permusuhan terhadap mereka semakin besar. Hingga suatu hari, Nabi Yahya AS dibunuh oleh penguasa yang zalim. Peristiwa ini membuat Nabi Zakaria AS sangat bersedih.
Riwayat tentang wafatnya Nabi Zakaria AS berbeda-beda. Sebagian ulama berpendapat bahwa beliau meninggal dengan tenang di usia yang sangat tua, sementara riwayat lain menyebutkan bahwa beliau dibunuh oleh kaumnya yang durhaka. Apa pun akhir hidupnya, yang pasti, Nabi Zakaria AS tetap menjadi simbol keteguhan iman dan kesabaran.
Pelajaran dari Kisah Nabi Zakaria AS
Kisah hidup Nabi Zakaria AS mengajarkan banyak hikmah bagi kita:
-
Kesabaran dan ketekunan dalam beribadah
→ Meskipun bertahun-tahun tak kunjung mendapatkan keturunan, Nabi Zakaria AS tidak pernah berhenti berdoa. -
Keajaiban doa dan keyakinan kepada Allah
→ Doa yang dipanjatkan dengan penuh harapan tidak akan pernah sia-sia. -
Rezeki datang dari arah yang tak disangka-sangka
→ Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka ia pasti terjadi, meskipun tampaknya mustahil di mata manusia. -
Pentingnya mewariskan kebaikan kepada generasi selanjutnya
→ Nabi Zakaria AS tidak hanya menginginkan anak, tetapi juga penerus yang akan menjaga ajaran tauhid.
Kisah Nabi Zakaria AS adalah bukti nyata bahwa keajaiban selalu hadir bagi mereka yang bersabar dan beriman kepada Allah. Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk selalu berpegang teguh pada doa dan tidak pernah kehilangan harapan dalam rahmat-Nya.
(***)
#KisahParaNabi #NabiZakariaAs #Islami #Religi