Breaking News

Kontroversi di SUGBK: Pelatih Bahrain Dragan Talajić Memicu Kemarahan Suporter Timnas Indonesia

Garuda raksasa meriahkan Timnas Indonesia lawan Bahrain 

D'On, Jakarta
– Laga antara Timnas Indonesia dan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (25/3/2025), tak hanya menghadirkan ketegangan di atas lapangan, tetapi juga memanaskan emosi ribuan suporter Garuda di tribun.

Sejak menit awal pertandingan, atmosfer sudah terasa tegang. Namun, puncaknya terjadi pada menit ke-17, ketika pelatih Bahrain, Dragan Talajić, mengangkat tangannya ke arah tribun penonton. Gestur itu memicu ledakan emosi dari suporter Indonesia yang langsung membalasnya dengan teriakan “Mafia! Mafia! Mafia!

Seruan tersebut bukan sekadar ekspresi spontan dari suporter yang tengah larut dalam tensi pertandingan, melainkan sebuah akumulasi kemarahan atas insiden kontroversial yang terjadi pada 10 Oktober 2024 di Bahrain International Stadium.

Dendam Lama dari Laga Kontroversial

Dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2 di Manama tersebut, Indonesia merasa dirugikan oleh sejumlah keputusan wasit. Beberapa insiden krusial, termasuk pelanggaran keras terhadap pemain Indonesia yang tak berbuah kartu serta gol Bahrain yang dianggap berbau offside, semakin menguatkan kecurigaan bahwa ada permainan di luar lapangan yang merugikan Garuda.

Kemarahan suporter Indonesia pada Talajić semakin dipicu oleh kenyataan bahwa ia dianggap sebagai bagian dari sistem yang memanfaatkan keuntungan dari keputusan kontroversial tersebut. Sejak saat itu, nama Talajić selalu dikaitkan dengan kenangan pahit bagi pendukung Timnas Indonesia.

Tak heran, saat pria asal Kroasia itu bertindak provokatif di SUGBK, suasana stadion langsung meledak.

Sindiran Sinis Sebelum Laga: Menyinggung Naturalisasi

Kontroversi tak berhenti di situ. Jelang pertandingan, Dragan Talajić juga melontarkan pernyataan yang menyulut kemarahan publik sepak bola Indonesia.

"Indonesia memiliki populasi sekitar 300 juta orang, tetapi masih mengandalkan pemain dari Belanda, Inggris, dan negara lainnya. Setiap kali saya menonton pertandingan Indonesia, selalu ada pemain baru yang berasal dari luar negeri," ujarnya dalam wawancara pra-pertandingan.

Komentar tersebut dianggap meremehkan langkah PSSI dan tim kepelatihan dalam memanfaatkan pemain keturunan untuk memperkuat Timnas. Apalagi, naturalisasi bukan hanya dilakukan Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di Asia, termasuk Jepang dan Qatar.

Bagi suporter Indonesia, ucapan Talajić seperti menabur garam di luka yang belum kering. Mereka menilai pelatih Bahrain itu bukan hanya merendahkan Timnas, tetapi juga melecehkan usaha panjang membangun skuad Garuda yang lebih kompetitif di level internasional.

Ledakan Emosi Suporter: Bentuk Kekecewaan yang Terpendam

Saat laga berlangsung, ribuan suporter di SUGBK menjawab provokasi Talajić dengan nyanyian dan teriakan yang menggema di seluruh stadion.

Seruan "Mafia! Mafia!" berkali-kali terdengar sebagai bentuk ekspresi kekecewaan yang sudah terpendam sejak insiden di Bahrain. Meskipun suasana sempat memanas, suporter tetap menunjukkan dukungan penuh kepada para pemain di lapangan.

Momen ini menegaskan bahwa sepak bola bukan sekadar permainan, melainkan simbol harga diri sebuah bangsa. Suporter Indonesia tidak hanya menuntut kemenangan, tetapi juga keadilan dalam setiap pertandingan yang dimainkan Timnas di kancah internasional.

Pada akhirnya, laga melawan Bahrain menjadi lebih dari sekadar pertandingan. Ia berubah menjadi ajang perlawanan emosional suporter Garuda terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan selama ini.

(Mond)

#Sepakbola #Olahraga #TimnasIndonesia #DraganTalajic