Breaking News

Kontroversi Konten Willie Salim: Rendang Hilang di Palembang Berujung Laporan Polisi

Willie Salim masak rendang di Palembang berujung kontroversi (Instagram @willie27_/Istimewa)

D'On, Palembang
– Sebuah aksi memasak massal yang seharusnya menjadi hiburan sekaligus pengalaman kuliner unik berubah menjadi polemik di Palembang. Willie Salim, seorang content creator ternama, kini harus berhadapan dengan konsekuensi hukum setelah konten memasaknya menuai kegaduhan. Peristiwa yang berawal dari pembuatan rendang dalam jumlah besar itu berbuntut panjang hingga ia dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan.

Dari Konten Kuliner Menjadi Kontroversi

Pada Selasa (18/3/2025), Willie Salim menggelar aksi memasak 200 kilogram daging rendang di halaman Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang. Acara ini awalnya menarik banyak perhatian, baik dari warganet maupun masyarakat setempat. Namun, situasi berubah ketika rendang yang sedang dimasak mendadak hilang tanpa jejak.

Menurut video yang diunggah oleh Willie, ia sempat meninggalkan lokasi untuk ke toilet dengan durasi yang cukup lama. Ketika kembali, seluruh daging rendang yang belum matang tersebut sudah lenyap. Momen hilangnya rendang ini hanya terjadi dalam hitungan detik.

Sontak, video ini menuai berbagai reaksi dari publik. Beberapa warganet menganggap kejadian ini lucu dan unik, tetapi banyak pula yang menilai insiden tersebut mencoreng citra masyarakat Palembang. Tak sedikit komentar yang muncul di media sosial yang menuding bahwa warga Palembang "rakus" karena menghabiskan rendang dalam sekejap.

Respon Masyarakat dan Laporan ke Polisi

Kegaduhan ini akhirnya sampai ke ranah hukum. Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Andi Rian R Djajadi, turut angkat bicara mengenai insiden ini. Ia menegaskan bahwa jika ada masyarakat yang merasa dirugikan atau citranya tercoreng akibat konten tersebut, maka jalur hukum bisa ditempuh.

"Saya rasa ini sederhana saja. Apabila ada masyarakat yang merasa dirugikan oleh konten tersebut, silakan laporkan saja," ujar Irjen Andi Rian pada Minggu (23/3/2025).

Tak lama setelah pernyataan Kapolda, seorang warga Palembang yang juga pimpinan Ryan Gumay Lawfirm, Muhammad Gustryan, resmi melaporkan Willie Salim ke Polda Sumsel. Gustryan mengaku mewakili masyarakat Palembang yang merasa dirugikan oleh konten tersebut.

"Malam ini kami langsung melaporkan pengaduan dari masyarakat ke Polda Sumsel yang telah diterima dengan nomor laporan LAP-20250322-3F227 pada Sabtu (22/3/2025)," ungkap Ryan.

Ryan menegaskan bahwa laporan ini bukan sekadar aksi spontan, tetapi bentuk langkah hukum agar ada efek jera bagi kreator konten lain. Ia berharap kejadian ini menjadi peringatan bagi para pembuat konten agar lebih bijak dalam menyajikan tayangan yang berpotensi menimbulkan dampak hukum dan sosial.

Dampak Sosial dan Reaksi Warganet

Kasus ini segera menjadi bahan perbincangan luas, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Sebagian masyarakat Palembang merasa bahwa insiden ini tidak seharusnya menjadi bahan lelucon di internet. Mereka menilai bahwa penyebutan masyarakat Palembang sebagai "rakus" merupakan bentuk stereotip yang merugikan.

Di sisi lain, beberapa warganet menilai bahwa laporan hukum ini berlebihan. Menurut mereka, konten yang dibuat oleh Willie Salim hanyalah sebuah hiburan dan tidak ada unsur kesengajaan untuk mencoreng citra masyarakat.

Tak sedikit pula yang mempertanyakan bagaimana rendang bisa lenyap dalam waktu singkat, bahkan sebelum matang. Ada yang menduga insiden ini bagian dari skenario yang sudah diatur sebelumnya demi meningkatkan popularitas konten. Namun, pihak Willie Salim sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut.

Akankah Kasus Ini Berlanjut?

Kini, kasus ini berada di tangan pihak kepolisian yang akan menentukan apakah laporan terhadap Willie Salim memiliki dasar hukum yang cukup kuat atau tidak. Jika laporan ini diproses lebih lanjut, bukan tidak mungkin Willie harus menghadapi konsekuensi hukum atas kontennya.

Terlepas dari bagaimana akhir dari kasus ini, kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para kreator konten bahwa batasan etika dan dampak sosial harus dipertimbangkan dalam setiap pembuatan konten. Sebuah video yang awalnya bertujuan untuk menghibur bisa saja berujung pada persoalan serius jika tidak dikelola dengan bijak.

Masyarakat kini menantikan bagaimana Willie Salim akan merespons laporan ini. Apakah ia akan memberikan klarifikasi, meminta maaf, atau bahkan menghadapi proses hukum? Yang jelas, insiden "rendang hilang" ini telah menciptakan perbincangan hangat yang belum akan mereda dalam waktu dekat.

(Mond)

#WillieSalim #KontenKreator #KontenDagingRendang