Breaking News

Kronologi Anggota Brimob Diduga Menembak Warga di Minahasa Tenggara: Versi Polisi

Wakapolda Sulawesi Utara, Brigjen Pol Bahagia Dachi (paling kiri), saat menunjukkan barang bukti kasus kericuhan di tambang Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, yang berujung adanya dugaan penembangan warga hingga tewas.

D'On, Manado –
Kasus dugaan penembakan terhadap seorang warga di Minahasa Tenggara oleh anggota Brimob kini menjadi perhatian serius. Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) memastikan bahwa penyelidikan kasus ini akan berlangsung secara profesional dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (11/3), Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi, menegaskan bahwa Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Harry Langie, telah memberikan instruksi tegas. Jika terbukti ada unsur kelalaian atau pelanggaran dari pihak kepolisian, maka akan dijatuhkan sanksi berat.

"Dalam hal ini, kasus terus berproses di bidang Propam. Pak Kapolda sudah menegaskan, jika ada anggota yang terbukti melakukan pelanggaran, maka akan dijatuhi hukuman seberat-beratnya," ujar Brigjen Bahagia Dachi.

Kronologi Kejadian: Dari Kericuhan hingga Tembakan

Dari hasil penyelidikan sementara, Brigjen Bahagia mengungkapkan bahwa insiden ini terjadi pada Senin (10/3) dini hari. Peristiwa bermula ketika sekelompok warga masuk ke area tambang rakyat di Desa Basaan, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan membawa senjata tajam.

Saat itu, situasi di lokasi tambang dilaporkan dalam kondisi tidak kondusif. Kelompok warga yang memasuki kawasan tersebut berhadapan dengan petugas kepolisian yang tengah bertugas menjaga keamanan. Pihak kepolisian mengaku telah berusaha meredam ketegangan dengan memberikan peringatan secara lisan agar warga tidak semakin memanas.

Namun, teguran tersebut disebut tidak dihiraukan. Massa terus merangsek maju, menyebabkan situasi semakin tidak terkendali. Petugas di lokasi kemudian mengambil tindakan lanjutan dengan melepaskan tembakan peringatan beberapa kali ke udara.

"Anggota kami sudah mencoba menyampaikan imbauan secara baik agar masyarakat tidak bertindak anarkis. Namun, teguran itu tidak diindahkan. Karena massa semakin tidak bisa dibendung dan anggota kami mulai terdesak, akhirnya terjadi penembakan," ungkap Brigjen Bahagia.

Meski demikian, kepolisian masih mendalami detail peristiwa untuk memastikan apakah penembakan tersebut dilakukan dalam keadaan terpaksa atau ada unsur pelanggaran prosedur yang terjadi.

Investigasi Propam: Polisi Janji Transparansi

Pasca-insiden ini, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulut langsung turun tangan. Anggota kepolisian yang diduga terlibat dalam penembakan sudah dimintai keterangan guna mengklarifikasi peran dan tindakan yang diambil saat kejadian berlangsung.

"Kami menjamin kasus ini akan ditangani dengan serius dan transparan. Jika nantinya ditemukan adanya kelalaian atau pelanggaran SOP dalam tindakan yang diambil oleh anggota kami, maka akan diberikan sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku," tegas Brigjen Bahagia.

Sementara itu, masyarakat setempat masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait penyelidikan kasus ini. Beberapa pihak mendesak agar kepolisian mengusut tuntas peristiwa tersebut agar tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Hingga kini, suasana di sekitar lokasi kejadian dilaporkan mulai kondusif. Namun, insiden ini masih menyisakan tanda tanya besar bagi publik, terutama terkait prosedur yang dilakukan petugas hingga berujung pada penggunaan senjata api terhadap warga.

Polda Sulut berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut setelah penyelidikan rampung. Semua mata kini tertuju pada hasil investigasi Propam dan langkah yang akan diambil terhadap oknum yang diduga bertanggung jawab dalam insiden ini.

(Mond)

#Penembakan #Peristiwa #Polri