Ledakan Mercon Hancurkan Rumah, Empat Remaja Terbakar
Korban ledakan petasan di Ponggok, Blitar, Jawa Timur saat malam takbiran dirawat di RSUD Srengat.
D'On, Blitar, Jawa Timur – Malam takbiran yang seharusnya penuh suka cita berubah menjadi momen duka di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ledakan dahsyat dari racikan mercon mengguncang lingkungan sekitar pada Minggu malam (30/3/2025), menghancurkan satu rumah dan menyebabkan empat orang mengalami luka bakar parah.
Ledakan Menggelegar di Tengah Malam
Minggu malam itu, suara takbir berkumandang dari masjid-masjid sekitar, menandakan datangnya Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Namun, di tengah suasana religius itu, dentuman keras tiba-tiba mengguncang pemukiman warga, memecah keheningan dan menimbulkan kepanikan.
Sundari (40), seorang warga yang tinggal di sebelah rumah korban, mengaku terkejut mendengar ledakan yang begitu keras hingga menggetarkan rumahnya. Ia yang saat itu sudah tertidur, spontan terbangun dan segera bergegas keluar rumah.
“Saya tidur, lalu tiba-tiba terdengar suara keras sekali. Rasanya seperti bom meledak! Saya langsung lari keluar dan melihat rumah tetangga saya, Bu Supiyati, sudah porak-poranda. Genteng berjatuhan, kaca jendela pecah, dan di sekelilingnya berantakan,” ungkapnya dengan nada gemetar.
Korban Berjatuhan di Tengah Kekacauan
Tak lama setelah keluar rumah, Sundari mendapati pemandangan yang memilukan—anaknya sendiri datang menghampirinya dalam kondisi mengerikan. Wajahnya penuh luka bakar, tubuhnya penuh luka menganga, dan darah mengalir dari beberapa bagian tubuhnya.
“Anak saya mendekati saya dengan tubuh terbakar, wajahnya penuh darah. Dia meringis kesakitan, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya bisa menangis melihatnya seperti itu,” katanya, matanya berkaca-kaca saat menceritakan kembali kejadian tragis itu.
Selain anak Sundari, tiga remaja lainnya juga menjadi korban. Mereka adalah Hawin Wahmu, anak pemilik rumah, serta Faiz Kurniawan, Nurhasan, dan Anggi Saputra. Keempat korban langsung dilarikan ke RSUD Srengat untuk mendapatkan pertolongan medis. Satu di antara mereka bahkan harus segera menjalani operasi akibat luka bakarnya yang terlalu parah.
Awal Mula Tragedi: Eksperimen Mercon Berujung Maut
Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa keempat remaja tersebut sedang meracik mercon di teras rumah Supiyati. Tidak ada yang menyangka bahwa eksperimen mereka akan berakhir dengan malapetaka. Diduga, kesalahan dalam mencampur bahan peledak menyebabkan reaksi kimia yang tak terkendali, memicu ledakan besar.
Menurut beberapa saksi, para korban sebelumnya terlihat sibuk dengan bahan-bahan yang mereka kumpulkan. Mereka tampaknya tidak menyadari bahaya besar yang mengintai di depan mata.
“Sejak sore mereka sudah kumpul di teras, sibuk dengan sesuatu. Saya tidak tahu kalau mereka sedang meracik mercon. Ternyata malah meledak dan jadi begini,” ujar seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Penyelidikan Polisi: Dari Mana Misiu Itu Berasal?
Pasca ledakan, petugas dari Satreskrim Polres Blitar Kota langsung turun tangan. Mereka menyisir lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti-bukti untuk mengetahui asal bahan peledak yang digunakan para remaja tersebut. Hingga kini, polisi masih menyelidiki dari mana keempat korban mendapatkan misiu atau bahan peledak tersebut.
“Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Akan kami telusuri bagaimana mereka bisa mendapatkan bahan peledak ini dan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” ujar seorang petugas kepolisian yang menangani kasus ini.
Pelajaran Berharga dari Tragedi Takbiran
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa bahayanya bermain dengan bahan peledak tanpa pemahaman yang benar. Tradisi membunyikan mercon saat malam takbiran memang sudah menjadi kebiasaan di beberapa daerah, namun jika dilakukan tanpa pengawasan dan pemahaman yang tepat, akibatnya bisa sangat fatal.
Warga sekitar pun kini dihantui ketakutan dan berharap tragedi serupa tidak terjadi lagi. Mereka meminta pihak berwenang untuk lebih ketat mengawasi peredaran bahan peledak yang bisa disalahgunakan oleh masyarakat, terutama kalangan remaja.
“Semoga ini jadi yang terakhir. Jangan ada lagi anak-anak kita yang jadi korban,” harap Sundari, masih dengan mata berkaca-kaca.
Malam takbiran yang seharusnya menjadi simbol kemenangan dan kebahagiaan bagi umat Muslim di Desa Sidorejo kini berubah menjadi duka mendalam. Satu rumah hancur, empat remaja terluka parah, dan satu komunitas dihantui trauma akibat tragedi ini. Kasus ini menjadi peringatan keras tentang bahaya eksplosif yang kerap diabaikan demi euforia sesaat.
Penyelidikan masih berlanjut, dan harapan terbesar semua orang adalah agar kejadian ini tidak terulang kembali di masa mendatang. Kini, hanya doa yang bisa dipanjatkan untuk kesembuhan para korban dan keteguhan hati keluarga mereka menghadapi cobaan berat ini.
(Mond)
#Peristiwa #LedakanMercon