Mengasah Kesadaran dan Karakter: Perjalanan Spiritual Pelajar Buddhis dalam Bina Widya dan Retret Hidup Berkesadaran
D'On, Padang – Suasana di Vihara Budha Warman, Kota Padang, tampak lebih semarak dari biasanya. Ratusan pelajar Buddhis dari berbagai sekolah di Sumatra Barat berkumpul dengan penuh semangat, mengikuti rangkaian kegiatan Bina Widya ke-28 dan Retret Hidup Berkesadaran. Program tahunan yang telah menjadi tradisi ini kembali digelar oleh Keluarga Buddhayana Indonesia Provinsi Sumatra Barat, membawa harapan baru dalam membentuk generasi muda yang kuat secara spiritual, disiplin, dan memiliki kesadaran penuh dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan manajemen atau organisasi seperti awal mula penyelenggaraannya, tetapi telah berkembang menjadi sebuah program komprehensif yang menggabungkan pendidikan spiritual dengan pembinaan karakter. Para peserta diajak untuk lebih mengenal diri mereka sendiri, mendalami ajaran Buddha, serta menjalani pola hidup disiplin yang berlandaskan kesadaran penuh atau mindfulness.
Dukungan Penuh dari Pemerintah Kota Padang
Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang berkesempatan mengunjungi Sekolah Nasional Plus Manjushri pada Kamis (6/3/2025), memberikan apresiasi yang tinggi terhadap keberlanjutan kegiatan ini. Dalam kunjungannya, ia menekankan pentingnya program seperti Bina Widya dan Retret Hidup Berkesadaran dalam memperkuat nilai-nilai keimanan dan persatuan, terutama di kalangan generasi muda.
"Kegiatan ini sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam aspek moral dan spiritual. Pendidikan berbasis nilai-nilai agama sejalan dengan visi dan misi Kota Padang untuk menjadi Smart City, kota yang cerdas, sehat, dan berbudaya," ujar Fadly Amran yang didampingi Wakil Wali Kota, Maigus Nasir.
Lebih jauh, Fadly menekankan bahwa kegiatan ini sangat relevan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana pembangunan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi dan teknologi, tetapi juga pada pembentukan karakter bangsa yang kuat dan berlandaskan spiritualitas.
"Jangan pernah melupakan jati diri kita sebagai bangsa yang berdaulat dan berke-Tuhan-an. Bhineka Tunggal Ika adalah kekuatan utama kita yang harus terus dijaga. Semakin kita memahami perbedaan, semakin kita bisa hidup dalam harmoni dan kebersamaan," tambahnya.
Perpaduan Antara Manajemen dan Kesadaran Spiritual
Ketua Pengurus Harian Vihara Budha Warman, UP Sudharma, menjelaskan bahwa awalnya Bina Widya hanya bertujuan untuk membekali anak-anak dengan keterampilan organisasi dan manajemen. Namun, seiring berjalannya waktu, pihak penyelenggara menyadari bahwa pendidikan semacam itu akan kurang bermakna tanpa adanya pendekatan spiritual yang mendalam.
"Kami kemudian mengkolaborasikan Bina Widya dengan retret. Pendekatan ini memungkinkan peserta tidak hanya memahami bagaimana cara mengelola organisasi, tetapi juga bagaimana mengelola diri sendiri melalui kesadaran penuh," jelasnya.
Retret ini mengajarkan para peserta untuk melihat ke dalam diri mereka sendiri, mengasah kesadaran, serta melatih disiplin dan pengendalian diri. Kegiatan ini bukan sekadar teori, tetapi diwujudkan dalam praktik sehari-hari, mulai dari meditasi, sembahyang, hingga pola hidup disiplin sejak bangun tidur hingga mereka kembali beristirahat di malam hari.
"Kami percaya bahwa tanpa kesadaran spiritual, ilmu yang diperoleh seseorang bisa menjadi kurang bermanfaat dalam jangka panjang. Kesadaran diri adalah kunci untuk menjadi individu yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar," tambah Sudharma.
Merangkul Kebersamaan dalam Spiritualitas
Tahun ini, Bina Widya ke-28 dan Retret Hidup Berkesadaran mengangkat tema "Stay Strong with Mindfulness", sebuah filosofi yang menekankan pentingnya kebersamaan dalam spiritualitas untuk mencapai kebahagiaan.
Sebanyak 135 pelajar tingkat SMP dan SMA, serta 300 pelajar Sekolah Dasar (SD), terlibat dalam program ini. Para peserta dibagi ke dalam dua sesi:
- Sesi SD berlangsung dari 10 Maret hingga 13 Maret 2025
- Sesi SMP dan SMA berlangsung lebih awal, yakni 3 Maret hingga 7 Maret 2025
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam kepada para peserta. Mereka tidak hanya mendengarkan ceramah keagamaan, tetapi juga menjalani berbagai praktik spiritual, seperti:
✅ Meditasi Jalan – Latihan untuk menenangkan pikiran sambil berjalan dengan penuh kesadaran.
✅ Sembahyang Bersama – Sebagai bentuk penghormatan dan refleksi terhadap ajaran Buddha.
✅ Ceramah dan Diskusi – Mempelajari nilai-nilai kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
✅ Latihan Kemandirian – Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab melalui rutinitas harian.
"Kami ingin membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran penuh terhadap setiap tindakan mereka, yang memahami pentingnya kebersamaan dan spiritualitas dalam kehidupan. Retret ini bukan hanya tentang belajar, tetapi juga tentang mengalami," pungkas Sudharma.
Perhatian Pemerintah Kota terhadap Kehidupan Keagamaan
Menariknya, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Padang yang selama ini memberikan perhatian lebih terhadap kehidupan keagamaan. Salah satu kebijakan yang diapresiasi adalah upaya untuk mengembalikan anak-anak ke tempat ibadah masing-masing selama bulan Ramadan, memberikan mereka ruang untuk mendalami ajaran agama sesuai keyakinan mereka.
"Kami melihat bahwa anak-anak yang diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan nilai-nilai spiritual akan tumbuh menjadi individu yang lebih kuat dan harmonis. Program seperti Bina Widya dan Retret ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan agama bisa berjalan beriringan dengan pembentukan karakter dan kebersamaan," tutur Sudharma.
Membentuk Generasi Tangguh dengan Kesadaran Penuh
Seiring berakhirnya program ini, banyak harapan yang tertanam dalam diri setiap peserta. Tidak hanya sekadar pengalaman sesaat, tetapi sebuah pelajaran yang bisa mereka bawa ke dalam kehidupan sehari-hari.
Mindfulness bukan hanya sebuah konsep, tetapi sebuah cara hidup—mengajarkan setiap individu untuk hadir sepenuhnya dalam setiap momen, memahami diri sendiri, dan membangun kehidupan yang lebih bermakna.
Dengan semangat kebersamaan, disiplin, dan kesadaran penuh, para pelajar Buddhis yang mengikuti Bina Widya dan Retret Hidup Berkesadaran ini diharapkan tumbuh menjadi generasi yang kuat, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kebajikan yang kokoh.
Karena sejatinya, perjalanan spiritual adalah perjalanan yang tak berujung—senantiasa berkembang, mendalam, dan memberi makna bagi kehidupan.
(Mond)
#Buddhis #Padang #Spiritual #FadlyAmran