Mengenal Suluk: Perjalanan Spiritual di Balik Tradisi Jamaah Sholat dengan Wajah Ditutup Kain
Viral Video Jamaah Sholat dengan Wajah Ditutup Kain - Apa Itu Suluk? (X/jancooeek)
Dirgantaraonline - Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan sekelompok jamaah sholat dengan cara yang tidak biasa. Mereka menutup seluruh wajahnya dengan kain dari kepala hingga dada. Pemandangan ini tentu saja menimbulkan kehebohan di kalangan netizen. Banyak yang mengira bahwa mereka merupakan bagian dari aliran tertentu atau bahkan dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Namun, setelah ditelusuri lebih dalam, praktik ini ternyata bukanlah sesuatu yang baru atau menyimpang. Sebaliknya, ini merupakan bagian dari tradisi spiritual Islam yang dikenal sebagai suluk. Praktik ini sudah lama dilakukan di berbagai pesantren, khususnya di Aceh, sebagai bentuk perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
Lantas, apa sebenarnya suluk itu? Bagaimana sejarah, makna, dan praktiknya dalam tradisi Islam?
Suluk: Menempuh Jalan Spiritual Menuju Allah
Secara etimologi, kata suluk berasal dari bahasa Arab salaka, yang berarti menempuh jalan. Dalam konteks spiritual Islam, suluk adalah perjalanan batin yang ditempuh seseorang untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Ini bukan sekadar ibadah harian biasa, melainkan sebuah proses pendalaman spiritual yang membutuhkan disiplin tinggi, pengasingan diri, serta kepatuhan terhadap bimbingan seorang guru atau mursyid.
Konsep suluk sangat erat kaitannya dengan tasawuf atau sufisme, yaitu cabang dalam Islam yang berfokus pada pembersihan hati dan pencarian hakikat ketuhanan. Dalam perjalanan ini, seorang yang menjalani suluk—disebut sebagai salik—berusaha mencapai maqam (tingkatan) spiritual yang lebih tinggi melalui berbagai amalan, seperti:
- Zikir intensif, yaitu mengingat Allah secara terus-menerus.
- Menjauhi kesibukan duniawi, termasuk membatasi interaksi dengan orang lain.
- Menyucikan diri dari hawa nafsu, dengan menahan diri dari godaan materi.
- Mendekatkan diri kepada Allah melalui doa, ibadah, dan refleksi mendalam.
Tradisi suluk ini tidak muncul begitu saja. Ia memiliki dasar dalam ajaran Islam, termasuk dalam Al-Qur’an. Dalam Surat An-Nahl ayat 69, Allah berfirman:
"Fasluki subula rabbiki zululan", yang artinya: "Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu).”
Ayat ini mengandung pesan bahwa setiap manusia memiliki jalan spiritualnya sendiri dalam mencapai kedekatan dengan Sang Pencipta. Dan salah satu jalannya adalah melalui suluk.
Mengapa Jamaah Menutup Wajah Saat Sholat?
Salah satu aspek yang membuat video jamaah sholat dengan wajah tertutup ini menjadi kontroversi adalah karena dalam aturan umum sholat, wajah seharusnya tidak tertutup. Bahkan, bagi wanita yang bercadar pun dianjurkan untuk membuka niqabnya saat sholat.
Namun, dalam konteks suluk, menutup wajah saat sholat memiliki makna khusus. Ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi merupakan simbol dari mengisolasi diri dari gangguan duniawi, agar fokus ibadah hanya tertuju kepada Allah.
Menutup wajah dengan kain dalam suluk memiliki beberapa filosofi:
- Menghindari distraksi – Dengan menutup wajah, seorang salik dapat lebih fokus pada zikir dan sholat tanpa terganggu oleh pandangan atau kehadiran orang lain.
- Simbol fana' (melebur dalam kehadiran Allah) – Dalam tasawuf, ada konsep fana', yaitu keadaan di mana seseorang kehilangan kesadaran akan dirinya sendiri dan hanya merasakan keberadaan Allah. Menutup wajah adalah cara simbolis untuk menggambarkan bahwa seseorang telah meninggalkan identitas duniawinya.
- Menghayati makna kegelapan spiritual sebelum menemukan cahaya ilahi – Seorang salik diyakini harus melewati fase keterasingan sebelum mencapai pencerahan spiritual.
Praktik ini sudah berlangsung lama di beberapa pesantren di Aceh dan daerah lainnya, sehingga bagi masyarakat setempat, ini bukan hal yang aneh.
Bagaimana Suluk Dilaksanakan?
Suluk bukan sekadar aktivitas sehari-dua hari. Ini adalah perjalanan spiritual yang memiliki aturan ketat dan bisa berlangsung hingga 40 hari. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pelaksanaan suluk:
-
Persiapan Spiritual
Sebelum memasuki masa suluk, seorang salik harus mendapatkan bimbingan dari seorang guru atau mursyid. Mereka diajarkan bagaimana cara berzikir, beribadah, serta menjaga hati agar tetap bersih selama proses suluk berlangsung. -
Mengisolasi Diri di Tempat Khusus
Suluk biasanya dilakukan di tempat-tempat yang sunyi, seperti pesantren, masjid, atau surau. Setiap jamaah akan tidur dengan kasur yang dibawa dari rumah, dan tempat tidur mereka dipisahkan dengan kelambu untuk menjaga privasi dan menghindari interaksi yang tidak perlu. -
Rangkaian Ibadah Intensif
Selama suluk, seorang salik akan menghabiskan waktunya untuk:- Sholat malam secara rutin
- Zikir dan wirid sepanjang hari
- Puasa sunnah
- Menghindari pembicaraan yang tidak perlu
- Memperbanyak tafakur dan muhasabah diri
-
Bimbingan dari Guru Spiritual
Suluk bukan hanya tentang melakukan ibadah secara individu, tetapi juga tentang mendapatkan bimbingan langsung dari seorang guru atau imam yang sudah berpengalaman dalam perjalanan spiritual ini. Guru inilah yang akan memberikan arahan dan menilai kemajuan spiritual para salik. -
Penutupan dan Evaluasi
Setelah masa suluk selesai, para salik akan menjalani sesi evaluasi dengan guru mereka. Mereka berbagi pengalaman spiritual yang didapatkan dan menerima nasihat untuk menerapkan hasil dari perjalanan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Suluk: Tradisi yang Perlu Dipahami, Bukan Dicurigai
Video viral tentang jamaah sholat dengan wajah tertutup memang memancing berbagai reaksi. Namun, penting untuk memahami bahwa praktik ini bukanlah sesuatu yang baru atau menyimpang, melainkan bagian dari tradisi spiritual yang kaya dalam Islam.
Suluk bukan sekadar ibadah, tetapi juga perjalanan menuju kedekatan dengan Allah. Ia mengajarkan tentang kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan dalam mencapai kebersihan hati dan kesempurnaan batin.
Bagi masyarakat Aceh dan beberapa wilayah lain di Indonesia, suluk telah menjadi bagian dari warisan budaya Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi. Daripada mencurigai atau menghakimi, mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari perjalanan spiritual ini—tentang bagaimana kita bisa lebih khusyuk dalam ibadah, lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan lebih memahami makna sejati dari kehidupan ini.
(***)
#Suluk #Viral