Breaking News

Mengungkap Jejak Gelap AKBP Fajar: Skandal Asusila, Rekaman di Dark Web, dan Perburuan Bukti Digital

Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba dan pencabulan anak di bawah umur.

D'On, Jakarta –
Penelusuran mendalam Polisi terhadap perangkat digital milik mantan Kapolres Ngada.

Penyelidikan terhadap mantan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, terus berlanjut. Sosok yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat ini justru diduga terlibat dalam kasus asusila terhadap anak di bawah umur, lengkap dengan rekaman yang disebarluaskan di situs pornografi. Kini, tiga unit ponsel miliknya tengah menjadi objek utama investigasi, di mana para penyidik mencoba menelusuri jejak digital yang dapat mengungkap lebih banyak fakta tersembunyi.

Direktur Tindak Pidana Siber (Dir Tipidsiber) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, mengungkapkan bahwa analisis forensik terhadap ponsel tersebut masih berlangsung. Kapasitas memori yang besar menjadi tantangan tersendiri dalam menggali data yang tersimpan di dalamnya.

"Sebentar lagi hasilnya keluar karena kita menunggu data lengkap dari ketiga ponsel itu. RAM-nya cukup besar, sehingga butuh waktu untuk memproses seluruh isi perangkat. Nanti kalau sudah selesai, baru bisa kami sampaikan," ujar Himawan dalam konferensi pers, Rabu (19/3/2025).

Penyidik menduga bahwa perangkat tersebut digunakan untuk merekam tindakan asusila dan mendistribusikannya ke platform pornografi anak, termasuk di dark web. Jika dugaan ini terbukti, maka jaringan distribusi video tersebut bisa lebih luas dari yang diperkirakan.

Aliran Dana dan Dugaan Keuntungan Finansial

Salah satu pertanyaan besar yang muncul dalam kasus ini adalah apakah AKBP Fajar mendapatkan keuntungan finansial dari penyebaran video tersebut. Namun, Himawan menegaskan bahwa hal tersebut masih dalam tahap investigasi lebih lanjut.

"Kami masih menelusuri apakah di dalam perangkat tersebut ada bukti transaksi atau indikasi keuntungan finansial dari distribusi video ini. Kami juga akan melakukan tracing terhadap aliran dana yang mungkin terkait," jelasnya.

Jika ditemukan bukti transaksi, maka bukan hanya tindak pidana asusila yang menjerat AKBP Fajar, tetapi juga kemungkinan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Dari Narkoba ke Asusila: Jejak Kejahatan yang Terungkap

Kasus ini bukan sekadar tindak asusila. AKBP Fajar sebelumnya juga telah ditangkap atas kasus narkoba, yang kemudian mengungkap keterlibatannya dalam pencabulan terhadap empat korban—tiga di antaranya anak di bawah umur dan satu orang dewasa.

Polisi masih menyelidiki apakah narkoba yang dikonsumsi memiliki keterkaitan dengan perbuatan bejatnya. Beberapa kasus serupa di dunia menunjukkan bahwa pelaku kejahatan seksual sering kali menggunakan narkoba untuk menekan rasa bersalah atau bahkan memanipulasi korban.

Apa yang Mendorong AKBP Fajar Melakukan Kejahatan Ini?

Meski motif pasti dari tindakan AKBP Fajar masih menjadi misteri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri, menegaskan bahwa hanya pelaku sendiri yang benar-benar mengetahui alasan di balik tindakannya.

"Motif hanya bisa diketahui dari pelaku. Namun, penyelidikan tetap kami lakukan dengan berbagai metode, termasuk observasi psikologis untuk memahami latar belakang tindakannya," kata Trunoyudo saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025).

Salah satu kemungkinan yang sedang ditelusuri adalah apakah AKBP Fajar memiliki gangguan psikologis, dorongan seksual menyimpang, atau bahkan keterlibatan dalam jaringan yang lebih besar. Jika terbukti bahwa aksinya tidak dilakukan sendirian, maka kasus ini bisa berkembang menjadi skandal yang jauh lebih luas.

Menyisir Dark Web: Mungkinkah Ada Korban Lain?

Salah satu fakta yang paling mengkhawatirkan dalam kasus ini adalah kemungkinan keterlibatan AKBP Fajar dalam dark web, platform yang sering digunakan untuk perdagangan konten ilegal, termasuk pornografi anak.

Jika rekaman yang diunggahnya telah menyebar luas di forum-forum tersebut, bukan tidak mungkin ada korban lain yang belum terungkap. Oleh karena itu, pihak kepolisian bekerja sama dengan ahli forensik siber untuk melacak jejak digitalnya lebih dalam.

Masyarakat kini menantikan hasil investigasi ini dengan penuh perhatian. Kasus ini bukan hanya mencoreng institusi kepolisian, tetapi juga membuka mata publik terhadap bahaya eksploitasi seksual anak yang terus mengintai, bahkan dari sosok yang seharusnya menjadi penjaga hukum.

Polisi memastikan akan mengusut kasus ini hingga tuntas dan menyeret semua pihak yang terlibat ke meja hijau. Apakah AKBP Fajar bertindak sendirian, ataukah ada jaringan yang lebih besar di balik aksinya? Jawabannya mungkin akan segera terungkap setelah pemeriksaan digital selesai.

(Mond)

#Asusila #Pornografi #PelecehanSeksusal #KekerasanSeksualTerhadapAnak #KapolresNgada #AKBPFajarWidyadharmaLukmanSumaatmaja