Ojol Jadi Korban Pengeroyokan Polisi di Tengah Aksi Unjuk Rasa
Polisi keroyok Ojol
D'On, Jakarta – Malam itu seharusnya menjadi malam biasa bagi Raka (22), seorang pengemudi ojek online (ojol) yang hanya ingin mencari tempat untuk mengisi daya ponselnya. Namun, takdir berkata lain. Di bawah flyover kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Raka mendapati dirinya menjadi sasaran pengeroyokan oleh sekelompok aparat kepolisian berseragam Brimob.
Dikira Mahasiswa, Ojol Dikeroyok Tanpa Ampun
Bentrok antara aparat kepolisian dan mahasiswa yang berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI masih memanas ketika Raka tanpa sadar berada di lokasi yang salah pada waktu yang salah. Dia bukan bagian dari massa aksi, dia tidak mengangkat spanduk atau meneriakkan tuntutan, dia hanya seorang pekerja yang kehabisan daya ponsel dan tak membawa power bank.
"Bukan (mahasiswa), saya ojol," ujar Raka saat ditemui wartawan, suaranya masih terdengar lemah usai insiden tersebut. "Karena baterai habis, enggak ada PB (power bank), akhirnya ke sini."
Namun, penjelasannya malam itu tak mampu menyelamatkannya dari amukan belasan aparat. Dalam hitungan detik, ia dikelilingi puluhan polisi, dipukul, dijambak, dan ditendang bertubi-tubi.
Detik-Detik Pengeroyokan: "Saya Hanya Bisa Meringkuk"
Sebuah video yang merekam insiden tersebut telah beredar luas di media sosial, memicu kemarahan publik. Dalam rekaman yang viral itu, tampak Raka tak berdaya di tengah kepungan aparat berseragam. Ia mengangkat tangannya, berusaha menunjukkan bahwa ia bukan bagian dari demonstran. Namun, pukulan demi pukulan tetap mendarat di tubuhnya.
"Ada 20 orang polisi yang mengeroyok," ucapnya dengan nada getir. "Ditendang, dipukul, dijambak."
Raka mengaku tak mampu melawan. Sadar bahwa perlawanan hanya akan memperburuk keadaannya, ia memilih untuk meringkuk, melindungi bagian vital tubuhnya agar terhindar dari cedera yang lebih serius.
"Saya tahan pukulan saja. Sekarang memar-memar sedikit," katanya, mencoba menunjukkan sisi tangguhnya meski raut wajahnya masih menyiratkan trauma.
Bentrok di Depan DPR: Polisi Gunakan Tameng dan Water Cannon
Insiden pengeroyokan terhadap Raka terjadi di tengah upaya aparat kepolisian untuk membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR RI. Massa aksi yang menuntut berbagai kebijakan pemerintah dipukul mundur dengan barisan polisi berseragam lengkap, tameng, dan kendaraan water cannon yang menyemburkan air dengan tekanan tinggi.
Dalam kekacauan itu, kesalahan fatal terjadi—seorang pengemudi ojek online yang tak ada sangkut pautnya dengan demonstrasi harus merasakan kerasnya perlakuan aparat.
Gelombang Protes di Media Sosial: Netizen Murka
Viralnya video pengeroyokan terhadap Raka segera memicu reaksi keras di media sosial. Warganet mengecam tindakan brutal aparat yang tak membedakan antara demonstran dan masyarakat biasa. Tagar #JusticeForRaka dan #PolisiBrutal langsung menghiasi linimasa Twitter, dengan ribuan komentar yang menuntut pertanggungjawaban pihak berwenang.
"Bayangkan kalau ini terjadi ke abang, kakak, atau ayah kita yang cuma cari tempat buat ngecas HP," tulis seorang pengguna Twitter.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden ini. Sementara itu, Raka masih berusaha memulihkan diri dari luka-lukanya, baik fisik maupun psikis.
Apakah insiden ini akan mendapat perhatian dari pihak berwenang? Ataukah ini akan menjadi satu lagi kisah kekerasan aparat yang hilang ditelan waktu?
(Mond)
#PolisiBrutal #Peristiwa #OjolDikeroyokPolisi