Breaking News

Penertiban Jalan di Padang: Satpol PP Perangi Anjal, Gepeng, dan Pak Ogah yang Meresahkan


D'On, Padang
- Kota Padang terus berupaya menata ketertiban lalu lintas dan ruang publik dengan menggencarkan operasi penertiban terhadap anak jalanan (anjal), gelandangan dan pengemis (gepeng), badut jalanan, manusia silver, serta "pak ogah" yang kerap beroperasi di persimpangan lampu merah dan belokan jalan. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, yang bertanggung jawab atas ketertiban umum, semakin intensif dalam melakukan pengawasan dan penjangkauan guna menciptakan kenyamanan bagi masyarakat.

Kepala Bidang Trantibum Tranmas Satpol PP Padang, Rozaldi Rosman, S.STP., M.Si., menegaskan bahwa pihaknya telah menyiagakan personel di berbagai titik strategis yang kerap menjadi tempat beraktivitas kelompok-kelompok ini. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa tidak ada lagi individu atau kelompok yang memanfaatkan jalan raya sebagai lahan mencari uang dengan cara yang mengganggu ketertiban.

"Kami terus menggencarkan patroli dan penjangkauan. Meskipun masih ada yang bermain kucing-kucingan dengan petugas, kami tetap berkomitmen untuk menertibkan mereka. Dalam operasi hari ini saja, sudah ada empat orang yang berhasil kami jangkau," ungkap Rozaldi.

Mengatasi Fenomena Pak Ogah dan Penyalahgunaan Uang Jalanan

Instruksi dari Kasatpol PP Kota Padang sangat jelas: tidak boleh ada lagi anjal, gepeng, pengemis, dan kelompok sejenis yang beraktivitas di perempatan jalan. Keberadaan mereka dinilai sangat mengganggu kenyamanan pengguna jalan serta berpotensi menimbulkan masalah sosial yang lebih kompleks.

Patroli dilakukan secara intensif menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat agar mobilitas petugas lebih fleksibel dalam menjangkau berbagai titik rawan. Tidak hanya sekadar menindak, petugas juga berupaya melakukan pendekatan persuasif dan memberikan pemahaman kepada individu yang terjaring dalam operasi ini.

Salah satu perhatian utama dalam operasi ini adalah fenomena "pak ogah", yang sebagian besar masih berusia di bawah umur. Mereka kerap kali membantu mengatur lalu lintas secara informal di persimpangan jalan dengan harapan mendapatkan imbalan uang dari pengendara. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah fakta bahwa banyak dari mereka menggunakan uang yang diperoleh untuk membeli lem dan zat adiktif lainnya hanya demi kesenangan sesaat.

"Rata-rata pak ogah ini masih anak-anak di bawah umur. Mirisnya, banyak dari orang tua mereka yang tidak mengetahui aktivitas anak-anaknya. Lebih ironis lagi, uang yang mereka dapatkan sering digunakan untuk membeli lem dan sejenisnya. Jika tidak diberi uang, mereka bahkan bisa bertindak anarkis, seperti merusak kendaraan yang melintas," jelas Rozaldi.

Peran Penting Orang Tua dan Masyarakat dalam Menjaga Ketertiban

Satpol PP tidak hanya berfokus pada penindakan, tetapi juga berupaya mengedukasi masyarakat, terutama para orang tua, agar lebih peduli terhadap aktivitas anak-anak mereka. Keberadaan anjal, gepeng, dan pak ogah bukan hanya persoalan ketertiban, tetapi juga cerminan dari masalah sosial yang lebih dalam, seperti kurangnya pengawasan orang tua dan rendahnya kesejahteraan keluarga.

"Kami sangat berharap peran aktif dari para orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai mereka dibiarkan begitu saja hingga akhirnya terjebak dalam lingkungan yang tidak sehat. Jika dibiarkan, ini bukan hanya merugikan mereka sendiri, tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan bagi masyarakat luas," tambahnya.

Operasi ini akan terus digencarkan oleh Satpol PP Kota Padang demi menciptakan kota yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh warganya. Dengan dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan para orang tua, diharapkan fenomena ini dapat ditekan secara signifikan sehingga wajah Kota Padang semakin tertata dan bebas dari aktivitas jalanan yang meresahkan.