Breaking News

Puluhan Rumah Warga Dekat Kediaman Prabowo Rusak Akibat Pergeseran Tanah, Warga Terpaksa Mengungsi

Pergeseran tanah di kampung Curug Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jawa Barat

D'On, Bogor 
– Malam yang seharusnya tenang di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, berubah menjadi kepanikan. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sepanjang malam Selasa (4/3/2025) tiba-tiba disertai fenomena alam yang mengancam keselamatan warga: pergeseran tanah. Puluhan rumah yang berada di dekat kediaman Presiden Prabowo Subianto mengalami kerusakan, mulai dari retak ringan hingga ambruk total.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor segera turun tangan setelah laporan dari warga masuk. Wahyudin, salah satu anggota BPBD yang berada di lokasi, menyebutkan bahwa dampak dari pergerakan tanah ini cukup luas, mencakup dua rukun warga (RW).

"Berdasarkan pantauan saya, rumah yang terdampak ada di RW 9 dan RW 15. Di RW 9, terdapat tiga RT yang mengalami dampak cukup parah akibat pergeseran tanah," ujar Wahyudin saat ditemui di lokasi kejadian pada Rabu (5/3/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian besar rumah warga mengalami kerusakan yang beragam, dari retakan di dinding hingga rumah yang benar-benar tak layak huni. Tim dari Dinas Perumahan Kawasan dan Pertanahan Kabupaten Bogor yang melakukan pengecekan di lokasi menyimpulkan bahwa tanah di area tersebut sudah tidak aman untuk ditinggali.

"Kesimpulan sementara, tanah di beberapa titik ini tidak layak dihuni lagi. Relokasi menjadi satu-satunya pilihan bagi warga yang terdampak paling parah," ungkap Wahyudin.

Namun, di tengah kondisi yang semakin mengkhawatirkan, muncul masalah lain: warga belum sepenuhnya mendapatkan tempat pengungsian yang layak. Banyak dari mereka masih bertahan di rumah yang sudah retak atau memilih tinggal sementara di rumah tetangga dan keluarga yang lebih aman.

Kepanikan di Malam Hari: "Kami Kira Ada Gempa"

Nuni Indahsari, salah satu warga yang rumahnya terdampak cukup serius, mengisahkan detik-detik mencekam saat pergeseran tanah terjadi. Malam itu, ia tengah menjalankan salat tarawih di tengah guyuran hujan deras.

"Saat itu hujan lebat, lalu tiba-tiba listrik mati. Salat tarawih sempat dibubarkan karena suasana mulai mencekam. Tapi setelah itu, saat kami sudah di rumah dan bersiap tidur, terdengar suara seperti ledakan petasan. Tembok rumah mulai retak, genteng berjatuhan. Kami kira ada gempa!" kenangnya dengan wajah masih diliputi ketakutan.

Warga lain juga melaporkan kejadian serupa. Beberapa bahkan harus berlari keluar rumah di tengah kegelapan setelah mendengar suara retakan yang semakin keras. Beberapa rumah yang berada di lereng atau tanah miring mengalami longsor kecil yang memperparah kerusakan.

Tidak hanya rumah warga, akses jalan di sekitar kampung juga mengalami kerusakan parah. Beberapa titik mengalami amblesan, membuat kendaraan tidak bisa melintas.

Dekat dengan Kediaman Presiden Prabowo

Yang menarik, lokasi kejadian ini berada tidak jauh dari kediaman pribadi Presiden Prabowo Subianto. Wahyudin yang melakukan pengecekan langsung ke lokasi membenarkan hal tersebut.

"Saya sempat mengecek ke arah villa, dan memang lokasinya sangat dekat dengan kediaman presiden," ujarnya.

Meski demikian, belum ada informasi mengenai dampak pergeseran tanah terhadap properti di sekitar rumah Presiden Prabowo. Namun, kondisi ini menambah urgensi bagi pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi bagi warga yang terdampak.

Menanti Tindakan Pemerintah

Hingga saat ini, warga yang kehilangan tempat tinggal masih menanti kepastian terkait tempat pengungsian dan bantuan dari pemerintah daerah. Sementara itu, tim BPBD, dinas terkait, serta relawan terus melakukan asesmen dan evakuasi di titik-titik yang paling berisiko.

Pergeseran tanah di Bojong Koneng bukanlah kejadian pertama. Wilayah ini memang dikenal rawan pergerakan tanah, terutama saat musim hujan tiba. Namun, dampak yang cukup besar kali ini membuat warga semakin khawatir akan keselamatan mereka di masa mendatang.

Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil tindakan, baik dalam bentuk relokasi yang layak maupun penanganan jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa terulang. Hingga saat ini, warga masih harus bertahan dalam ketidakpastian, menunggu kepastian dari pihak berwenang.

(B1)

#Peristiwa #PergeseranTanah