Puting Beliung Terjang Kampung Lapai: 18 Rumah Rusak, Warga Terluka, dan Langit yang Tak Berhenti Menangis
D'On, Padang – Langit Padang gelap sejak Kamis sore. Awan kelabu menggantung berat, dan udara yang semula gerah tiba-tiba berubah menjadi dingin menusuk. Aroma hujan begitu pekat di udara, pertanda badai besar akan datang.
Lalu, seperti tak terbendung, hujan deras mengguyur Kota Padang tanpa henti. Angin yang semula berbisik pelan berubah menjadi raungan liar. Puncaknya, di Kelurahan Kampung Lapai, Kecamatan Nanggalo, bencana datang tanpa ampun—puting beliung menghantam pemukiman warga, merobek atap-atap rumah dan melemparkannya ke udara.
Teror Angin yang Datang Tiba-Tiba
Malam itu, warga di Asrama TNI AD, Kampung Lapai, dikejutkan oleh suara gemuruh yang tak biasa. Angin bertiup semakin kencang, membuat pohon-pohon bergoyang liar, ranting-ranting patah, dan atap rumah mulai bergetar. Lalu, dalam hitungan detik, angin puting beliung datang dengan kekuatan dahsyat.
"Atap rumah kami terbang begitu saja. Kami bahkan tidak sempat menyelamatkan barang-barang di dalam," ujar seorang warga dengan suara bergetar, masih syok dengan kejadian yang baru saja dialaminya.
Suasana berubah mencekam. Genteng-genteng beterbangan, dinding rumah berderak, dan suara jeritan bercampur dengan deru angin. Sebanyak 18 rumah mengalami kerusakan, beberapa di antaranya hampir rata dengan tanah. Lebih tragis, satu warga mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.
Di tengah kepanikan, warga bergegas mencari perlindungan. Beberapa orang berusaha menyelamatkan barang-barang berharga, sementara yang lain hanya bisa pasrah melihat rumah mereka diterjang angin.
Evakuasi dan Upaya Penyelamatan di Tengah Malam
Begitu laporan bencana masuk, Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kota Padang langsung bergerak. Ditemani aparat kecamatan, kelurahan, serta kelompok siaga bencana, mereka bahu-membahu mengevakuasi warga yang terdampak.
Di tengah gelapnya malam, petugas dengan senter di tangan menelusuri area bencana, memastikan tidak ada korban terjebak dalam reruntuhan. Puing-puing rumah yang berserakan mulai dibersihkan, sementara warga yang rumahnya hancur dievakuasi ke tempat lebih aman.
Bantuan darurat juga segera disalurkan. Terpal untuk menutupi rumah yang kehilangan atap, family kit untuk kebutuhan sehari-hari, serta makanan siap saji untuk memastikan tidak ada warga yang kelaparan.
"Yang paling penting sekarang adalah memastikan warga aman, terutama anak-anak dan lansia. Ini bencana yang tidak bisa kita prediksi, tapi kita bisa bergerak cepat untuk membantu," ujar seorang relawan yang terlihat sibuk membagikan bantuan.
Hujan yang Tak Berhenti dan Ancaman Bencana Susulan
Ironisnya, saat warga berusaha bangkit dari keterpurukan, hujan tak kunjung reda. Hingga Jumat malam, langit masih menangis, memperpanjang derita mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Di beberapa titik lain di Kota Padang, pohon-pohon tumbang akibat angin kencang, menutup akses jalan dan mengancam keselamatan pengguna jalan. Petugas BPBD pun harus berjibaku dengan gergaji mesin, menyingkirkan batang pohon agar lalu lintas kembali normal.
Bencana ini menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem bisa datang kapan saja, tanpa peringatan. Warga diminta tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana.
"Kami meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati. Jika ada pohon besar di sekitar rumah yang berisiko tumbang atau kondisi bangunan yang tidak stabil, segera laporkan. Jangan menunggu sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," ujar seorang petugas BPBD yang masih sibuk menangani dampak bencana.
Solidaritas di Tengah Musibah
Di balik kehancuran, ada secercah harapan. Warga yang selamat saling membantu satu sama lain. Beberapa di antaranya rela menampung tetangga yang kehilangan rumah. Gotong royong terasa begitu kental, mengingatkan bahwa di saat-saat sulit, persatuan adalah kekuatan terbesar.
Sementara itu, pemerintah kota dan relawan terus berjaga, memastikan tidak ada warga yang terlantar. Bagi siapa pun yang membutuhkan pertolongan, Call Center Pusdalops PB BPBD Kota Padang siap menerima laporan di nomor (0751) 778775 atau WhatsApp di 085891522181.
Malam itu, di tengah sisa-sisa reruntuhan dan udara dingin yang menusuk, warga Kampung Lapai hanya bisa berharap satu hal: semoga esok hari membawa keajaiban. Semoga hujan segera reda, dan hidup bisa kembali seperti sedia kala.
(Mond)
#Peristiwa #Bencana #CuacaEkstrim