Breaking News

Remaja Epilepsi Meninggal Usai Diancam dengan Senjata Tajam

Sejumlah polisi mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dok: Polres Kubu Raya

D'On, Kubu Raya
 
– Malam yang seharusnya menjadi waktu ibadah dan kebersamaan berubah menjadi tragedi bagi seorang remaja asal Pontianak Tenggara. YN (17), yang tengah bersiap untuk mengikuti itikaf di Masjid Raya Mujahidin, meregang nyawa setelah serangan epilepsi yang dipicu oleh ancaman sekelompok pemuda bersenjata tajam di Jalan Raya Sungai Kakap, Parit Gadoh, Pal 9, Kabupaten Kubu Raya.

Kronologi: Dari Ngopi hingga Teror di Gang Sejati

Menurut keterangan pihak kepolisian, insiden ini bermula saat YN bersama beberapa temannya memutuskan untuk menghabiskan waktu sebelum itikaf dengan nongkrong di sebuah warung kopi di Jalan Beringin. Suasana akrab dan canda tawa mereka berakhir ketika, sekitar tengah malam, mereka memutuskan untuk berkunjung ke rumah salah satu teman di Parit Gadoh.

Namun, sesampainya di lokasi, suasana tiba-tiba berubah mencekam. Di kejauhan, sekelompok pemuda tak dikenal terlihat berkumpul di pinggir jalan. Suara gesekan logam terdengar jelas senjata tajam yang mereka bawa digoreskan ke aspal, menimbulkan percikan kecil yang cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri.

Sadar akan bahaya yang mengintai, YN dan kawan-kawannya berusaha menghindari konfrontasi dengan masuk ke Gang Sejati. Namun, kelompok pemuda itu tidak tinggal diam. Mereka dengan sengaja mengacungkan senjata tajam ke arah YN dan teman-temannya dari depan gang, seolah memberi isyarat ancaman yang nyata.

Ketegangan meningkat. Jantung berdegup kencang. Ketakutan merayap dalam benak YN, yang tanpa mereka sadari, membawa dampak fatal.

Epilepsi Kambuh, Nyawa Tak Tertolong

Ketegangan yang begitu intens memicu sesuatu yang jauh lebih berbahaya bagi YN penyakit epilepsinya kambuh. Di tengah kepanikan, tubuhnya tiba-tiba kehilangan kendali. Napasnya memburu, matanya mulai kehilangan fokus, dan dalam hitungan detik, ia ambruk.

Panik, teman-temannya segera berusaha memberikan pertolongan. Namun, situasi yang mendesak membuat mereka tak bisa berbuat banyak selain membawa YN ke Rumah Sakit Kota Pontianak secepat mungkin.

Sayangnya, harapan untuk menyelamatkan nyawanya pupus. Setibanya di rumah sakit, dokter yang menangani YN hanya bisa mengonfirmasi kabar duka remaja itu telah meninggal dunia.

Pernyataan Keluarga dan Kepolisian

AIPTU Ade, Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, mengonfirmasi bahwa YN memang memiliki riwayat epilepsi. Orang tua korban membenarkan hal tersebut dan kini tengah mengurus pemakaman putra mereka.

"Atas kejadian ini, keluarga korban berencana melaporkan insiden tersebut ke Polres Kubu Raya. Namun, pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum dan autopsi terhadap jenazah almarhum," ujar AIPTU Ade dalam keterangannya.

Misteri Kelompok Pemuda Bersajam

Hingga saat ini, identitas sekelompok pemuda bersenjata tajam yang menyebabkan insiden tragis ini masih menjadi misteri. Apakah mereka bagian dari geng yang kerap membuat onar? Atau sekadar sekelompok pemuda yang ingin menebar ketakutan?

Pihak kepolisian diharapkan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut demi mengungkap siapa mereka dan apa motif di balik tindakan mereka. Satu yang pasti, kejadian ini menjadi pengingat bahwa ketakutan bisa membunuh dan terkadang, tidak perlu luka fisik untuk merenggut nyawa seseorang.

Pesan untuk Keamanan Kota

Kasus ini menjadi sorotan bagi warga Pontianak dan Kubu Raya. Keamanan malam hari kini dipertanyakan. Apakah jalanan benar-benar aman bagi remaja yang hanya ingin menjalani ibadah?

Tragedi yang menimpa YN bukan sekadar insiden biasa. Ini adalah alarm bagi pihak berwenang untuk menindak tegas aksi-aksi premanisme yang bisa berujung fatal. Keberadaan kelompok pemuda bersenjata tajam di jalanan adalah ancaman nyata yang tidak bisa dibiarkan.

Semoga keadilan bagi YN segera ditegakkan, dan kota ini kembali menjadi tempat yang aman bagi semua.

(Mond)

#Pengancaman #Epilepsi #Peristiwa