Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan Pemimpin Hamas Salah al-Bardaweel saat Lagi Shalat
Foto: Pandangan umum bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Gaza, Rabu (19/3/2025). (REUTERS/Amir Cohen)
D'On, Gaza - Gaza kembali dilanda gelombang kekerasan yang brutal. Minggu dini hari, pesawat tempur Israel meluncurkan serangan udara di Khan Younis, Gaza selatan, menewaskan Salah al-Bardaweel, salah satu pemimpin politik senior Hamas. Serangan itu juga merenggut nyawa istrinya. Insiden ini menjadi babak baru dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, yang terus mengorbankan ratusan nyawa warga sipil di wilayah kantong Palestina yang terkepung.
Serangan Mematikan di Khan Younis
Menurut laporan media pro-Hamas yang dikutip Reuters, serangan udara tersebut menghantam tenda tempat tinggal Bardaweel saat ia tengah melaksanakan shalat bersama istrinya. Ledakan dahsyat mengakhiri hidup pasangan itu, menambah panjang daftar korban dari serangan yang terus berlangsung. Hingga kini, pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai serangan ini.
Hamas dengan cepat mengeluarkan pernyataan keras, menuduh Israel melakukan pembunuhan terencana terhadap Bardaweel. "Darahnya, darah istri dan para syuhada lainnya akan terus menyulut pertempuran, pembebasan, dan kemerdekaan," demikian pernyataan resmi kelompok tersebut. Hamas menegaskan bahwa serangan ini tidak akan mematahkan semangat perjuangan mereka melawan Israel.
Penasihat media kepemimpinan Hamas, Taher Al-Nono, juga menyampaikan belasungkawa melalui sebuah unggahan di Facebook, menyoroti peran penting Bardaweel dalam kepemimpinan kelompok tersebut.
Gencatan Senjata Runtuh, Gaza Kembali Dilanda Ketakutan
Setelah dua bulan dalam kondisi yang relatif tenang, situasi di Gaza kembali mencekam. Israel, yang sebelumnya menyetujui gencatan senjata, kini melancarkan operasi udara dan darat yang masif, menargetkan basis-basis Hamas di Gaza utara, tengah, dan selatan. Serangan terbaru ini memaksa ribuan warga Palestina melarikan diri dari rumah mereka, mencari perlindungan di tempat-tempat yang semakin terbatas.
Ledakan bergema di berbagai penjuru Gaza pada Minggu dini hari, mengguncang bangunan-bangunan dan mengubah malam menjadi siang dengan kobaran api. Saksi mata melaporkan bahwa pesawat tempur Israel menghantam sejumlah lokasi strategis, memperparah kehancuran di wilayah yang telah porak-poranda akibat perang berkepanjangan.
Strategi Israel: Menekan Hamas dengan Kekerasan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali menegaskan bahwa tujuan utama operasi militer ini adalah menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer dan pemerintahan di Gaza. Ia menekankan bahwa serangan ini juga bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang masih mereka tahan sejak eskalasi konflik beberapa bulan lalu.
Namun, serangan Israel kali ini menimbulkan dampak kemanusiaan yang mengerikan. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa dalam satu hari saja, setidaknya 400 orang tewas, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak.
Di Rafah, Gaza selatan, sebuah serangan udara menghantam sebuah rumah, menyebabkan korban luka-luka. Petugas medis berjuang menyelamatkan mereka di tengah kondisi fasilitas kesehatan yang semakin kritis akibat blokade Israel yang terus memperburuk krisis kemanusiaan.
Hamas Masih Bersedia Bernegosiasi, Tapi Israel Bertahan dengan Sikap Keras
Meski situasi semakin memburuk, Hamas menyatakan masih terbuka untuk bernegosiasi. Mereka menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menolak memulai kembali perundingan untuk mengakhiri perang. Kelompok tersebut saat ini tengah mempelajari proposal yang diajukan oleh mediator internasional, termasuk oleh Witkoff.
Di sisi lain, komunitas internasional semakin vokal dalam menuntut gencatan senjata. Inggris, Prancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak Israel untuk menghentikan serangan dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan. Blokade Israel yang mencegah masuknya barang-barang penting ke Gaza semakin memperburuk penderitaan warga sipil, sementara Israel menuduh Hamas menyalahgunakan bantuan untuk kepentingan militer—klaim yang dibantah oleh Hamas.
Krisis Kemanusiaan yang Semakin Parah
Dengan pertempuran yang terus berkobar, Gaza semakin mendekati titik kehancuran total. Infrastruktur sipil luluh lantak, rumah sakit kewalahan menangani korban, dan ribuan warga hidup dalam ketakutan tanpa akses yang cukup terhadap makanan, air, dan obat-obatan.
Dunia kini menanti apakah tekanan internasional dapat menghentikan spiral kekerasan ini, atau apakah Gaza akan terus menjadi medan perang yang merenggut lebih banyak nyawa tak berdosa.
(Reuters)
#Gaza #Internasional #Hamas #AgresiIsrael