Skandal Pertalite-Oplosan dan Korupsi Minyak Mentah: Ahok Siap Bongkar Fakta di Kejagung
Skandal Pertalite Dioplos Jadi Pertamax, Ahok Siap Buka-bukaan di Kejagung
D'On, Jakarta - Industri minyak Indonesia kembali diguncang skandal besar. Kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produksi kilang Pertamina kini memasuki babak baru dengan munculnya dugaan pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax. Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengembangkan penyelidikannya, dan kini mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, disebut-sebut siap angkat bicara.
Ahok, yang dikenal vokal dalam membongkar berbagai persoalan di tubuh Pertamina, menyatakan kesediaannya untuk diperiksa oleh Kejagung. Bahkan, ia mengaku senang jika diminta memberikan keterangan terkait kasus ini.
"Ya bisa saja, dan aku senang jika diminta keterangan," ujar Ahok saat dihubungi pada Sabtu (1/3/2025).
Pernyataan Ahok ini menandakan ada potensi fakta-fakta mengejutkan yang mungkin akan terbongkar. Sebagai mantan Komisaris Utama Pertamina periode 2019-2024, ia memiliki wawasan mendalam tentang kebijakan internal, pengelolaan kilang, serta jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM). Kejagung pun membuka peluang untuk memeriksa Ahok dalam upaya mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas skandal ini.
Jaringan Korupsi Minyak di Pertamina: Siapa Saja yang Terlibat?
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, menegaskan bahwa penyidikan kasus ini akan menyasar semua pihak yang diduga terlibat, baik yang terungkap dalam kesaksian maupun berdasarkan alat bukti lainnya.
"Siapa pun yang terlibat dalam perkara ini, baik berdasarkan keterangan saksi maupun dokumen atau alat bukti lain, pasti akan kita panggil untuk dimintai keterangan, siapa pun," tegas Qohar dalam konferensi pers pada Rabu (26/2) malam.
Pernyataan ini memperlihatkan bahwa Kejagung tak akan tebang pilih dalam pengusutan kasus yang merugikan negara triliunan rupiah ini.
Sejauh ini, Kejagung telah menetapkan dua tersangka baru dalam kasus ini, yakni:
- Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga.
- Edward Corne, VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga.
Keduanya diduga berperan dalam manipulasi tata niaga minyak, yang berujung pada kebocoran besar dalam pengelolaan BBM nasional.
Dengan tambahan dua tersangka ini, total ada sembilan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi ini. Sebelumnya, tujuh orang telah lebih dulu dijerat hukum oleh Kejagung, yaitu:
- Riva Siahaan – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
- Yoki Firnandi – Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.
- Sani Dinar Saifuddin – Direktur Optimalisasi dan Produk Pertamina Kilang Internasional.
- Muhammad Kerry Andrianto Riza – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa.
- Agus Purwono – Vice President Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional.
- Gading Ramadhan – Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
- Dimas Werhaspati – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Nusantara.
Deretan nama-nama ini menunjukkan bahwa skandal ini tidak hanya melibatkan eksekutif tinggi Pertamina, tetapi juga pengusaha dan pemegang saham dari berbagai perusahaan yang berhubungan dengan industri minyak nasional.
Pertalite Dioplos Jadi Pertamax? Benarkah Ada Permainan Kotor?
Salah satu dugaan yang paling mengejutkan dalam skandal ini adalah manipulasi produk BBM, khususnya terkait dengan oplosan Pertalite menjadi Pertamax. Jika terbukti benar, maka praktik ini tidak hanya merugikan keuangan negara tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap kualitas BBM yang dijual di SPBU Pertamina.
Modus yang diduga dilakukan adalah pencampuran Pertalite—yang memiliki harga lebih murah—dengan zat aditif tertentu sehingga menyerupai spesifikasi Pertamax. Dengan demikian, Pertalite yang seharusnya dijual lebih murah bisa dipasarkan dengan harga lebih tinggi sebagai Pertamax, menghasilkan keuntungan berlipat bagi para pelaku.
Jika praktik ini benar adanya, maka dampaknya tidak hanya sebatas merugikan negara secara finansial, tetapi juga berpotensi membahayakan mesin kendaraan konsumen yang menggunakan bahan bakar hasil oplosan tersebut.
Misteri yang Akan Terungkap: Peran Ahok dan Kemungkinan Tersangka Baru
Dengan kesediaan Ahok untuk memberikan keterangan, besar kemungkinan akan ada lebih banyak fakta yang terungkap dalam waktu dekat. Apakah ia mengetahui praktik-praktik kotor selama menjabat sebagai Komisaris Utama? Apakah ada tekanan atau intervensi yang menghambat upaya pemberantasan korupsi di tubuh Pertamina?
Selain itu, penyelidikan ini masih terus berkembang. Kejagung berpotensi menetapkan tersangka baru berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap para pejabat dan eksekutif yang selama ini berperan dalam pengelolaan minyak mentah dan kilang di Pertamina.
Akankah Skandal Ini Menjadi Titik Balik bagi Pertamina?
Kasus ini menjadi ujian besar bagi Kejaksaan Agung dalam membuktikan komitmen pemberantasan korupsi di sektor energi. Jika penyidikan ini berhasil mengungkap semua pihak yang terlibat, termasuk oknum di level tertinggi, maka ini bisa menjadi langkah penting dalam membersihkan Pertamina dari praktik mafia migas yang selama ini diduga masih bercokol.
Namun, jika kasus ini hanya berakhir dengan beberapa nama yang dikorbankan sementara dalang utamanya tetap bebas, maka publik akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap integritas penegakan hukum di Indonesia.
Satu hal yang pasti, skandal ini akan terus bergulir, dan masyarakat menanti dengan penuh harap: apakah keadilan benar-benar bisa ditegakkan dalam kasus yang mengguncang industri energi nasional ini?
(Mond)
#Ahok #Kejagung #PertamaxOplosan #Pertamina #KorupsiMinyakMentah