Susi Pudjiastuti Geram! Hasan Nasbi Diminta Setop Wakili Pemerintah Usai Komentar Soal Teror Kepala Babi
Susi Pudjiastuti. (Foto: Dok. Instagram @susipudjiastuti115)
D'On, Jakarta – Gejolak Baru di Istana! Sebuah pernyataan kontroversial kembali mengguncang publik, kali ini datang dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi. Komentarnya yang terkesan meremehkan teror kepala babi yang dikirim ke jurnalis Tempo menuai kecaman keras. Tak tanggung-tanggung, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, turun tangan dan secara terbuka meminta Hasan Nasbi berhenti mewakili pemerintah.
Masalah ini bermula ketika Hasan Nasbi, bukannya mengecam aksi teror tersebut, malah memberikan respons mengejutkan: ia menyarankan agar kepala babi yang dikirim kepada jurnalis itu dimasak saja. Pernyataan ini sontak menyulut kemarahan publik, termasuk dari Susi Pudjiastuti yang langsung bersuara lantang lewat media sosialnya.
Susi Pudjiastuti: "Dia Harus Berhenti Mewakili Pemerintah!"
Dalam cuitannya di akun Twitter terverifikasi pada Sabtu (22/3/2025), Susi Pudjiastuti tidak bisa menyembunyikan kemarahannya. Ia menilai, ucapan Hasan Nasbi sama sekali tidak pantas keluar dari seorang pejabat yang membawa nama pemerintah, apalagi Presiden Prabowo.
"Ignorance! Dia harus berhenti mewakili pemerintah bicara di muka publik. Pak @prabowo," tulis Susi dengan tegas. Ia bahkan menyertakan emotikon tangan menjura simbol rasa hormat, tapi dalam konteks ini, lebih terasa seperti sindiran tajam.
Cuitan tersebut seketika menjadi viral. Hingga berita ini ditulis, unggahan Susi telah dibagikan ulang lebih dari 36 ribu kali, dengan hampir 120 ribu orang menyukainya. Gelombang kemarahan di media sosial semakin membesar, dengan banyak netizen menyuarakan kekecewaan yang sama terhadap respons pejabat tersebut.
Netizen Murka: "Serius, Ini Tanggapan Pemerintah?"
Tidak hanya Susi, publik juga ikut berang dengan komentar Hasan Nasbi yang dianggap merendahkan ancaman terhadap kebebasan pers. Di media sosial, ribuan orang meluapkan kemarahan mereka.
"Hari-hari ya Bu, pernyataan nyeleneh dari pejabat," tulis akun @rudi****.
"Serius ini presiden ngasih tanggapan kayak gini?" cuit akun @nbotm**** dengan nada tak percaya.
Gelombang kritik semakin deras, memaksa Hasan Nasbi akhirnya angkat bicara dan mencoba memberikan klarifikasi. Namun, alih-alih meredakan situasi, pernyataannya justru menambah kebingungan.
Hasan Nasbi: "Saya Hanya Menyempurnakan Respons Jurnalis Tempo"
Dalam keterangannya, Hasan Nasbi berdalih bahwa komentarnya tidak dimaksudkan untuk melecehkan atau meremehkan insiden teror tersebut. Ia mengklaim bahwa dirinya hanya menanggapi dengan perspektif berbeda, mengacu pada reaksi santai jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica.
"Respons yang benar itu adalah respons seperti si Fransisca itu dengan mengecilkan si peneror," ujar Hasan.
Ia menjelaskan bahwa tindakan teror seperti ini bertujuan menebar ketakutan, dan respons santai seperti yang ditunjukkan Cica di media sosial adalah langkah yang tepat. Namun, argumen ini bukannya meredakan kontroversi, malah semakin menyulut kebingungan dan kemarahan publik.
Taktik Menghadapi Teror atau Justifikasi Tak Beretika?
Menurut Hasan, jika pelaku teror sudah diremehkan, maka sekalian saja tindakan mereka ‘dikecilkan’ dengan cara yang lebih ekstrem yakni memasak kepala babi tersebut.
"Kalau sudah dikecilkan kayak gitu, sekalian saja dikecilkan penerornya dengan cara dimasak, ya kan? Si Cica itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu," ucapnya, seolah menormalisasi pernyataan yang sebelumnya dikecam luas.
Namun, argumen ini justru semakin menguatkan persepsi publik bahwa Hasan Nasbi tidak memahami sensitivitas persoalan ini. Insiden ini bukan sekadar tentang kepala babi—ini adalah bentuk teror terhadap kebebasan pers, sebuah ancaman terhadap demokrasi yang tidak bisa dianggap remeh.
Gelombang Tuntutan: Presiden Prabowo Harus Bertindak!
Kini, tekanan terhadap pemerintah semakin besar. Publik menuntut agar Presiden Prabowo mengambil sikap tegas terkait pernyataan bawahannya. Jika seorang pejabat komunikasi kepresidenan bisa melontarkan komentar seperti ini tanpa konsekuensi, apa artinya bagi kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia?
Susi Pudjiastuti telah berbicara, netizen pun bersuara sekarang, pertanyaannya adalah: apakah Istana akan bertindak?
Situasi ini menjadi ujian bagi pemerintahan Prabowo. Apakah mereka akan membiarkan pejabatnya terus membuat pernyataan kontroversial tanpa konsekuensi, atau akan ada tindakan tegas demi menjaga kredibilitas pemerintah?
Yang jelas, publik sedang menunggu jawabannya.
(Mond)
#SusiPudjiastuti #HasanNasbi #Kontroversi #Nasional