Breaking News

Tambang Ilegal di Ratatotok: Jejak Panjang, WN China, dan Tragedi Penembakan Warga

Lokasi tambang di perkebunan Alason Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, yang dibakar massa usai ada insiden penembakan terhadap warga hingga tewas. (foto: dokumen istimewa)

D'On, Manado
– Sebuah tragedi berdarah mengguncang Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara (Sulut). Senin dini hari (10/3), seorang warga bernama Fredo Tongkotow meregang nyawa setelah sebutir peluru menghantam kepalanya. Insiden yang terjadi di kawasan tambang emas ilegal di Alason, Ratatotok, ini langsung menyita perhatian publik dan aparat penegak hukum.

Namun, di balik kejadian tragis ini, tersingkap fakta mengejutkan: tambang tersebut diduga kuat berada di bawah kendali seorang warga negara (WN) China berinisial YL alias SYH. Sosok misterius ini bukanlah orang baru dalam dunia tambang ilegal di Sulut. Informasi yang beredar menyebutkan, ia pernah tersandung kasus serupa dan bahkan sempat menjadi tersangka. Sayangnya, meski demikian, pengadilan akhirnya memutuskan membebaskannya. Kini, namanya kembali mencuat, dikaitkan dengan tambang yang menjadi saksi bisu penembakan mematikan ini.

Jejak Tambang Ilegal yang Berumur Panjang

Tambang emas ilegal ini disebut telah beroperasi sejak Juni 2024. Terletak di kawasan perkebunan Alason, aktivitas pertambangan berlangsung dengan sistem siram, sebuah metode ekstraksi emas yang banyak digunakan di tambang ilegal. Dalam sistem ini, material rep yang mengandung emas dikeruk menggunakan alat berat ekskavator, lalu dimasukkan ke dalam bak penampungan. Setelah itu, material disiram dengan larutan air yang bercampur sianida selama sekitar satu pekan, hingga emas terikat pada karbon dan bisa diekstraksi.

Metode ini tidak hanya berisiko terhadap lingkungan, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan warga sekitar. Penggunaan sianida dalam jumlah besar bisa mencemari tanah dan air, menyebabkan kerusakan ekosistem, dan mengancam kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam di sekitar lokasi tambang.

Sejumlah warga setempat mengungkapkan bahwa YL alias SYH sering datang ke Ratatotok untuk mengawasi operasional tambangnya. Namun, ia tidak menetap di sana, melainkan hanya menyewa tempat tinggal sementara saat berada di wilayah tersebut.

"Dia sering datang untuk mengontrol tambangnya. Tapi dia cuma kos di sini (Ratatotok), tidak menetap," ungkap beberapa warga yang enggan disebutkan namanya.

Penembakan yang Mengguncang Ratatotok

Peristiwa penembakan yang merenggut nyawa Fredo Tongkotow terjadi pada Senin dini hari. Selain korban tewas, insiden ini juga menyebabkan dua korban lainnya mengalami luka-luka. Christian Suoth tertembak di bagian kaki, sementara David Tontey mengalami luka akibat terjatuh saat kejadian berlangsung.

Penembakan ini diduga melibatkan anggota Brimob yang bertugas menjaga tambang di Alason, Ratatotok. Kejadian ini sontak menuai kecaman dan sorotan luas. Apakah benar anggota kepolisian bertindak di luar prosedur? Ataukah ada faktor lain yang melatarbelakangi insiden ini?

Menanggapi peristiwa ini, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara langsung mengambil alih kasus dan berjanji untuk menangani penyelidikan secara transparan dan profesional. Dalam konferensi pers yang digelar Selasa (11/3), Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir adanya pelanggaran hukum, bahkan jika melibatkan anggota kepolisian sendiri.

"Instruksi dari Kapolda Sulut, Irjen Pol Roycke Harry Langie, sangat jelas. Jika terbukti ada kelalaian atau pelanggaran dari anggota, kami akan menindak dengan tegas dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya," ujar Bahagia.

Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kesempatan kepada kepolisian untuk menyelesaikan penyelidikan secara menyeluruh.

"Kami mohon masyarakat bersabar agar proses ini bisa mendapatkan hasil yang maksimal," tambahnya.

Misteri Jaringan Tambang Ilegal di Sulut

Kejadian ini menambah daftar panjang kasus tambang emas ilegal yang beroperasi di Sulawesi Utara. Banyak pertanyaan muncul: bagaimana tambang ilegal bisa terus beroperasi tanpa tersentuh hukum? Siapa saja pihak yang bermain di balik layar? Dan yang paling mengkhawatirkan, apakah ada keterlibatan oknum aparat dalam melindungi aktivitas ilegal ini?

Kasus tambang ilegal di Ratatotok seolah menjadi gambaran lebih besar dari permasalahan pertambangan liar di Indonesia. Selain merusak lingkungan, tambang ilegal sering kali menjadi sumber konflik sosial dan bahkan berujung pada kekerasan seperti yang terjadi di Alason.

Kini, masyarakat menantikan hasil penyelidikan dari kepolisian. Apakah keadilan akan benar-benar ditegakkan? Ataukah kasus ini hanya akan menjadi satu lagi episode panjang dari impunitas para pemain tambang ilegal di negeri ini?

Yang jelas, nyawa seorang warga telah melayang. Dan pertanyaan besar yang harus dijawab adalah: siapa yang harus bertanggung jawab?

(Mond)

#TambangIlegal #Peristiwa #WNChinaKelolaTambangIlegal #BrimobTembakWarga