Breaking News

Tiga Bocah SD Nekat Curi Motor di Empat Lokasi, Polisi Temukan 18 Kunci Kontak dalam Tas

Tiga bocah SD asal Gresik yang menjadi pelaku pencurian kendaraan bermotor berhasil diamanakan di kantor polisi, Selasa (18/3/2025). Foto: Dokumen Polres Gresik

D'On, Gresik
Aksi kriminal yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa kini justru menyeret tiga bocah Sekolah Dasar (SD) ke dalam pusaran hukum. Ketiganya nekat mencuri sepeda motor di empat lokasi berbeda sebelum akhirnya tertangkap basah oleh warga. Kejadian ini sontak menggemparkan masyarakat Gresik.

Aksi yang Sudah Direncanakan Matang

Siapa sangka, di usia yang seharusnya masih sibuk belajar dan bermain, ketiga anak ini justru menyusun rencana layaknya kawanan pencuri profesional. Menurut keterangan pihak kepolisian, mereka mulai merancang aksi sejak siang hari. Dengan modal keberanian yang luar biasa, mereka berkeliling mencari target sebelum melancarkan aksinya di malam hari.

Titik terakhir yang mereka incar adalah di Jalan Harun Thohir, Desa Pulopancikan, Kecamatan Gresik. Namun, kali ini keberuntungan tak berpihak. Aksi mereka terendus warga sekitar yang langsung bertindak. Dalam sekejap, ketiganya ditangkap dan diserahkan kepada pihak kepolisian.

Barang Bukti Mengejutkan: 18 Kunci Kontak dalam Tas

Saat diperiksa, polisi dibuat terkejut dengan barang bukti yang ditemukan. Selain satu unit sepeda motor, mereka juga mengamankan 18 kunci kontak motor dari dalam tas yang dibawa para bocah tersebut. Temuan ini memunculkan dugaan bahwa mereka telah menargetkan lebih banyak kendaraan atau bahkan sudah lama melakukan pencurian dengan modus yang sama.

Kapolsek Gresik Kota, yang menangani kasus ini, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mendalami keterlibatan pihak lain. “Kami akan menyelidiki apakah ada orang dewasa yang membimbing atau mengarahkan mereka. Mengingat cara mereka beraksi cukup terorganisir, ada kemungkinan mereka tidak bekerja sendiri,” ujarnya.

Bagaimana Hukuman bagi Anak di Bawah Umur?

Karena ketiga pelaku masih di bawah umur, polisi harus berhati-hati dalam menentukan langkah hukum selanjutnya. Mereka kini berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) guna memastikan tindakan yang sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Kami akan melakukan pendampingan secara psikologis untuk mengetahui alasan di balik aksi mereka. Bisa jadi ada faktor ekonomi atau pengaruh lingkungan yang membuat mereka terjerumus,” tambah pihak kepolisian.

Kasus ini menjadi tamparan keras bagi masyarakat. Bagaimana mungkin anak-anak yang masih duduk di bangku SD bisa terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor? Peran keluarga, lingkungan, dan pendidikan menjadi sorotan utama dalam mencegah hal serupa terjadi di kemudian hari.

Apakah ini pertanda bahwa kejahatan semakin merambah usia dini? Ataukah ada jaringan lebih besar yang bersembunyi di balik aksi mereka? Polisi masih terus menyelidiki.

(Mond)

#Pencurian #Kriminal #BocahSDCuriMotor