TNI AL Gagalkan Penyelundupan 100 Kg Sabu di Aceh Utara, Terungkap Modus Baru Sindikat Internasional
Jumpa pers kasus penyeludupan narkoba di Aceh Utara. Foto: Dok. Istimewa
D'On, Aceh Utara – Sebuah operasi intelijen yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (TNI AL) berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika dalam jumlah besar di pesisir Aceh Utara. Dalam penggerebekan yang berlangsung di Pantai Lhok Puuk, Desa Seunuddon, petugas menemukan 100 kilogram sabu yang dikubur rapi di sekitar permukiman warga. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa jalur perairan Aceh masih menjadi pintu masuk utama bagi sindikat narkotika internasional.
Informasi Intelijen Membuka Jejak Penyelundupan
Operasi ini bermula pada Selasa (4/3) ketika tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Lhokseumawe, di bawah jajaran Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan, menerima informasi krusial tentang rencana penyelundupan sabu dalam jumlah besar. Informasi ini menyebutkan bahwa narkoba akan dikirim melalui jalur laut dan didaratkan di Pantai Lhok Puuk, Aceh Utara.
Menyikapi laporan tersebut, tim F1QR segera bergerak cepat dengan meningkatkan patroli di perairan sekitar Seunuddon. Namun, berdasarkan pemantauan, pengiriman sabu tersebut sudah lebih dahulu berhasil mendarat sebelum tim tiba di lokasi. Dengan perubahan situasi ini, strategi operasi pun segera disesuaikan. Fokus tidak lagi hanya pada perairan, melainkan merambah ke daratan untuk menelusuri siapa yang menjadi penghubung dan di mana narkoba tersebut disembunyikan.
Penangkapan dan Penggalian Barang Bukti
Keesokan harinya, Rabu (5/3), tim F1QR kembali mendapatkan informasi penting. Seseorang berinisial MJ diduga sebagai penyimpan sementara barang haram tersebut. Berbekal petunjuk itu, petugas segera bergerak ke lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian narkoba.
Saat tiba di lokasi, MJ ditemukan sedang duduk di depan rumahnya. Tim langsung melakukan interogasi terhadapnya. Awalnya, MJ mencoba bersikap tenang dan enggan memberikan informasi detail. Namun, setelah didesak dengan berbagai pertanyaan dan bukti yang mengarah padanya, MJ akhirnya mengakui keberadaan narkoba yang disembunyikan. Ia menunjukkan tempat penyimpanan yang ternyata berada di tanah dekat rumahnya.
Tim kemudian melakukan penggalian dan menemukan enam tas ransel besar yang terkubur. Saat diperiksa, di dalamnya terdapat 100 bungkus plastik, masing-masing seberat satu kilogram, yang ternyata berisi narkoba jenis sabu. Dengan demikian, total barang bukti yang ditemukan mencapai 100 kilogram.
Uji Lab dan Pengembangan Jaringan Sindikat
Setelah barang bukti diamankan, MJ langsung digiring ke Markas Komando (Mako) Lanal Lhokseumawe untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Guna memastikan keaslian narkotika yang ditemukan, TNI AL berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Utara untuk melakukan pengujian laboratorium.
Brigjen TNI Marinir Jasiman Purba, Komandan Lantamal I Belawan, menegaskan bahwa kasus ini masih terus dikembangkan. Pihaknya menduga ada lebih banyak pelaku yang terlibat dalam jaringan ini, baik sebagai kurir, pengedar, maupun dalang utama di balik distribusi barang haram tersebut.
"Dari hasil operasi ini, kami akan terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain, modus operandi yang digunakan, serta jaringan internasional yang memasok narkoba ini ke Indonesia. Kami akan bekerja sama dengan semua instansi penegak hukum dan juga masyarakat untuk memastikan jaringan ini benar-benar diberantas," ujar Jasiman.
Aceh, Jalur Favorit Penyelundupan Narkoba
Penangkapan ini semakin memperkuat fakta bahwa Aceh masih menjadi salah satu titik strategis bagi sindikat narkotika internasional dalam memasok barang haram ke Indonesia. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka menjadikannya rute favorit penyelundupan, terutama dari kawasan Segitiga Emas—wilayah yang mencakup Myanmar, Thailand, dan Laos, yang dikenal sebagai pusat produksi narkoba terbesar di Asia Tenggara.
Modus operandi yang digunakan dalam kasus ini juga menunjukkan tingkat kecanggihan yang semakin berkembang. Dengan mengubur barang bukti di sekitar permukiman warga, sindikat berusaha menyulitkan aparat dalam melacaknya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah memahami pola operasi aparat dan berusaha beradaptasi agar tak mudah terendus.
Namun, keberhasilan TNI AL dalam menggagalkan penyelundupan ini membuktikan bahwa kerja sama antara aparat keamanan dan intelijen masih mampu membendung laju peredaran narkoba di Tanah Air. Dengan pengungkapan kasus ini, diharapkan jaringan yang lebih besar bisa segera terbongkar, dan para pelaku utama yang berada di balik layar bisa ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
(Mond)
#Sabu #Natkoba #TNIAL #Militer