Breaking News

Tragedi di Beit Lahiya: Saat Perundingan Damai Berjalan, Rudal Israel Menyambar Gaza 9 Tewas Termasuk Jurnalis

Serangan drone Israel ke Gaza tewaskan warga hingga jurnalis. (Antara)

D'On, Gaza
 – Di tengah upaya diplomasi yang tengah berlangsung di Kairo untuk mencari jalan damai bagi konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, langit Gaza kembali bergemuruh pada Sabtu (15/3/2025). Sebuah serangan udara Israel menghantam sebuah kendaraan di Beit Lahiya, Gaza Utara, menewaskan sembilan orang, termasuk tiga jurnalis lokal. Insiden ini menambah daftar panjang korban jiwa dalam konflik yang tampaknya masih jauh dari kata usai.

Menurut laporan Reuters, serangan itu menargetkan sebuah mobil yang membawa anggota organisasi amal Al-Khair Foundation bersama sejumlah jurnalis. Beberapa saksi mata mengatakan, mobil itu baru saja meninggalkan sebuah titik distribusi bantuan ketika tiba-tiba dihantam rudal.

"Saat itu, mobil sedang bergerak perlahan, kami melihat beberapa orang di dalamnya. Lalu, tiba-tiba ledakan besar terjadi. Saya melihat tubuh-tubuh terlempar keluar, beberapa orang langsung tak bergerak," ujar seorang saksi yang enggan disebutkan namanya.

Ledakan itu tidak hanya menghancurkan mobil, tetapi juga melukai beberapa warga sipil di sekitar lokasi kejadian. Foto-foto yang beredar menunjukkan sisa-sisa kendaraan yang terbakar dan serpihan logam berserakan di jalan.

Israel Klaim Serangan Menargetkan ‘Teroris’

Militer Israel dengan cepat mengeluarkan pernyataan bahwa serangan tersebut menargetkan dua individu yang mereka tuduh sebagai ‘teroris’ yang mengoperasikan drone untuk menyerang pasukan Israel.

Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah memantau individu-individu ini sebelum akhirnya melancarkan serangan. "Kami mengidentifikasi mereka sedang memasukkan perlengkapan drone ke dalam kendaraan sebelum melakukan serangan yang telah direncanakan," ujar juru bicara militer Israel.

Namun, mereka tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai ancaman spesifik yang diduga ditimbulkan oleh para korban. Tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung klaim bahwa orang-orang dalam kendaraan itu benar-benar terlibat dalam operasi militer.

Hamas: ‘Mereka Hanya Relawan dan Jurnalis’

Di sisi lain, perwakilan pemerintah Hamas di Gaza, Salama Marouf, membantah keras tuduhan tersebut. Menurutnya, semua korban dalam insiden itu adalah warga sipil yang sedang menjalankan misi kemanusiaan.

"Tim itu terdiri dari orang-orang sipil, relawan, dan jurnalis yang bekerja di dekat tempat perlindungan dalam sebuah misi yang disponsori badan amal. Mereka tidak berada di area terlarang, dan tidak mengancam siapa pun," tegas Marouf dalam pernyataannya.

Kematian tiga jurnalis dalam serangan ini menambah daftar panjang pekerja media yang menjadi korban dalam konflik ini. Sejak awal eskalasi terbaru antara Israel dan Hamas, banyak jurnalis yang terbunuh atau terluka saat meliput peristiwa di lapangan.

Perundingan Damai dalam Bayang-Bayang Kekerasan

Yang membuat serangan ini semakin ironis adalah bahwa insiden ini terjadi pada saat delegasi Hamas sedang berada di Kairo untuk membahas kemungkinan gencatan senjata dengan Israel. Perundingan ini, yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar, diharapkan bisa membawa jeda kemanusiaan bagi warga Gaza yang sudah terjebak dalam konflik berkepanjangan.

Namun, dengan serangan yang terus berlanjut, termasuk serangan di Beit Lahiya ini, prospek perdamaian semakin redup. Pengamat menilai, langkah Israel ini bisa memperkeruh suasana dan menghambat kemajuan negosiasi.

"Kejadian ini menunjukkan betapa rapuhnya proses perdamaian. Ketika satu pihak sedang duduk di meja perundingan, pihak lain tetap melancarkan serangan. Ini adalah skenario yang terus berulang dalam konflik ini," ujar seorang analis politik Timur Tengah yang enggan disebut namanya.

Nasib Gaza: Ke Mana Arah Konflik Ini?

Dengan semakin banyaknya korban sipil yang jatuh, pertanyaan besar pun muncul: Ke mana arah konflik ini? Apakah ada titik terang bagi rakyat Palestina yang selama bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang perang?

Masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah berulang kali menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan mengutamakan solusi diplomatik. Namun, serangan seperti yang terjadi di Beit Lahiya justru menunjukkan bahwa konflik ini masih jauh dari kata usai.

Bagi warga Gaza, serangan ini bukan hanya soal kehilangan nyawa, tetapi juga kehilangan harapan. Setiap ledakan yang terjadi, setiap nyawa yang melayang, semakin menegaskan bahwa kedamaian masih menjadi impian yang sulit digapai.