Breaking News

Tragedi di Riau: Harimau Sumatera Dijerat, Dikuliti, dan Dijual, Kisah Perburuan Kejam yang Terungkap

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

D'On, Riau
 
– Seekor Harimau Sumatera yang seharusnya bebas berkeliaran di hutan belantara, menjaga keseimbangan ekosistemnya, malah menjadi korban perburuan brutal di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Nasib tragis harimau ini terungkap setelah polisi menangkap enam pria yang diduga bertanggung jawab atas kematian dan mutilasi satwa langka tersebut.

Jeratan Maut di Rokan Hulu

Kasus ini bermula dari laporan warga tentang seekor Harimau Sumatera yang terperangkap dalam jerat di Desa Tibawan, Kecamatan Rokan IV Koto. Laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh tim kepolisian bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. Namun, saat tiba di lokasi, harimau yang seharusnya diselamatkan itu sudah menghilang tanpa jejak.

Polisi segera bergerak cepat. Melalui serangkaian penyelidikan, mereka mendapatkan informasi tentang sebuah mobil mencurigakan yang diduga membawa satwa malang itu. Kendaraan tersebut sempat berhenti di sebuah tempat pencucian mobil, di mana karyawan pencuci melaporkan bahwa bagian belakang mobil dipenuhi kotoran hewan—petunjuk kuat bahwa harimau memang telah dibawa pergi dengan kendaraan tersebut.

Penangkapan di Tengah Malam: Polisi Menghadang Pemburu

Berbekal informasi tersebut, tim gabungan melacak pergerakan mobil hingga akhirnya berhasil menghentikannya di Kecamatan Rokan IV Koto. Ketika diperiksa, tiga pria yang berada di dalam kendaraan itu tak bisa lagi mengelak. Di bawah tekanan interogasi, mereka mengakui bahwa harimau telah mereka bawa ke Dusun Kubudienau, Desa Cipang Kiri Hilir.

Polisi tak membuang waktu. Malam itu juga, mereka bergerak ke lokasi yang disebutkan. Namun, pemandangan yang mereka temukan begitu mengenaskan. Harimau Sumatera yang awalnya hidup gagah di rimba sudah tak lagi utuh. Tubuhnya telah dikuliti dengan kejam, dagingnya dicincang dan diduga siap untuk diperjualbelikan.

Enam Pelaku Dibekuk, Perburuan Sadis Terungkap

Di lokasi kejadian, enam pria yang diduga sebagai pelaku utama langsung diamankan. Mereka adalah Sailendra (58), Levis (32), Zulimat (54), Rizal (34), Emen (42), dan Endang (76). Polisi masih mendalami peran masing-masing tersangka, namun yang jelas, tindakan mereka bukan sekadar perburuan biasa.

Pembunuhan Harimau Sumatera ini menambah daftar panjang ancaman terhadap spesies yang semakin kritis jumlahnya di alam liar. Satwa ikonik ini kini berada di ambang kepunahan akibat perburuan liar dan hilangnya habitat.

Perdagangan Gelap di Balik Perburuan Harimau

Kasus ini mengungkap fakta mencengangkan: perdagangan bagian tubuh harimau masih menjadi bisnis gelap yang menggiurkan. Kulit harimau sering diburu untuk dijadikan hiasan eksklusif, sementara bagian tubuh lainnya, seperti taring dan cakar, dipercaya memiliki nilai mistis atau medis di pasar gelap. Bahkan, daging harimau tak luput dari peredaran ilegal, dijual dengan harga fantastis kepada pembeli tertentu yang percaya mitos khasiatnya.

Kini, keenam pelaku telah dibawa ke Polres Rokan Hulu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Polisi masih memburu kemungkinan jaringan yang lebih besar di balik kasus ini, termasuk siapa yang menjadi pembeli utama dari hasil pembantaian harimau tersebut.

Ancaman Serius bagi Harimau Sumatera

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah spesies yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera dan termasuk dalam daftar hewan yang sangat terancam punah menurut IUCN. Dengan populasi yang diperkirakan hanya tersisa sekitar 400 ekor di alam liar, setiap kematian akibat perburuan liar menjadi pukulan telak bagi upaya konservasi.

Kasus ini menjadi alarm keras bagi pihak berwenang untuk semakin memperketat pengawasan terhadap perburuan liar dan perdagangan ilegal satwa dilindungi. Tanpa tindakan tegas, bukan tidak mungkin harimau Sumatera hanya akan tinggal cerita di masa depan hilang dari hutan dan hanya tersisa dalam gambar serta legenda.

Pihak berwajib kini menghadapi tugas berat: tidak hanya menghukum para pelaku, tetapi juga membongkar rantai perdagangan gelap yang terus mengancam keberadaan satwa liar Indonesia. Apakah keadilan akan ditegakkan bagi sang raja rimba yang telah terbunuh ini?

Hanya waktu yang akan menjawab.

(Mond)

#HarimauSumatera #Pemburu