Breaking News

Tragedi Idul Fitri di Gaza: Korban Jiwa Akibat Serangan Israel Meningkat Drastis

Umat Muslim Palestina melaksanakan salat Idul Fitri yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan, di Jabalia, di Jalur Gaza utara, Minggu (30/3/2025). Foto: Mahmoud Issa/REUTERS

D'On, Gaza
- Gaza kembali dilanda tragedi memilukan di tengah perayaan Idul Fitri. Serangan udara Israel yang dilancarkan pada Minggu (30/3) menyebabkan lonjakan korban jiwa secara drastis. Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, jumlah korban yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 11 orang kini melonjak menjadi 64 jiwa, termasuk anak-anak yang kehilangan nyawa akibat serangan tersebut.

Serangan Brutal Menargetkan Warga Sipil

Serangan yang terjadi di berbagai wilayah Gaza, terutama di Rafah dan Khan Younis, dilaporkan menghantam tenda pengungsian dan rumah-rumah warga. Otoritas medis di kedua kota tersebut mengonfirmasi bahwa setidaknya 35 orang tewas di lokasi tersebut. Banyaknya korban tewas disebabkan oleh gempuran udara yang menghancurkan tempat tinggal sementara para pengungsi, yang sebelumnya telah kehilangan rumah mereka akibat konflik berkepanjangan.

Palang Merah Palestina (PRCS), yang tengah melakukan operasi penyelamatan dan evakuasi, menyebutkan bahwa serangan ini menghambat upaya kemanusiaan yang sedang dilakukan. Dalam pernyataannya, PRCS mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap dampak yang ditimbulkan oleh agresi militer Israel.

“[Ini] adalah tragedi bukan hanya bagi kami tetapi juga bagi kerja kemanusiaan dan kemanusiaan,” ujar PRCS dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Al-Jazeera.

Lebih lanjut, PRCS menegaskan bahwa serangan yang menyasar pekerja kesehatan dan fasilitas medis dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang, mengingat perlindungan terhadap tenaga medis dan fasilitas kesehatan merupakan prinsip dasar hukum humaniter internasional.

Netanyahu Berjanji Meningkatkan Tekanan terhadap Hamas

Di tengah tragedi yang terjadi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan yang semakin memperkeruh situasi. Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan berhenti hingga persenjataan Hamas sepenuhnya dilucuti. Netanyahu juga mengancam akan mengusir para pemimpin Hamas dari Gaza serta meningkatkan tekanan untuk memaksa kelompok tersebut membebaskan para sandera yang masih ditahan.

Pernyataan Netanyahu ini menegaskan bahwa serangan di Gaza masih jauh dari kata berakhir. Eskalasi konflik ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan internasional yang menyerukan gencatan senjata dan perlindungan bagi warga sipil yang terus menjadi korban.

Krisis Kemanusiaan yang Kian Memburuk

Konflik berkepanjangan ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa tetapi juga memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza. Rumah sakit kewalahan menangani korban yang terus berdatangan, sementara akses terhadap obat-obatan dan pasokan medis semakin terbatas. Ribuan warga kini hidup dalam kondisi yang tidak layak di kamp-kamp pengungsian yang semakin padat dan kekurangan kebutuhan dasar.

Masyarakat internasional terus mendesak agar diadakan solusi diplomatik guna mengakhiri pertumpahan darah di Gaza. Namun, hingga kini, harapan untuk perdamaian masih tampak jauh di tengah ketegangan yang terus meningkat.

Dengan situasi yang terus memburuk, pertanyaan besar masih menggantung: sampai kapan warga Gaza harus terus menanggung penderitaan akibat konflik ini?

(Al Jazeera)

#Gaza #Internasional #AgresiIsrael