Breaking News

Tragedi Maut Sopir Taksi Online yang Tewas Bersimbah Darah: Pembunuhan Terencana yang Berakhir Panik

Polisi melakukan olah TKP pria tewas dalam mobil di Bantul, Jumat (21/3/2025). Foto: Dok. Istimewa

D'On, Bantul, DIY
– Sebuah peristiwa tragis mengguncang warga Bantul, Yogyakarta. Juremi, seorang pria berusia 64 tahun yang bekerja sebagai sopir taksi online, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam mobilnya. Kasus yang awalnya misterius ini akhirnya terungkap setelah polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan, Yoga Andry, pada Sabtu, 22 Maret, sekitar pukul 01.40 WIB.

Dari Perjalanan Biasa Menjadi Malapetaka

Juremi bukan hanya sekadar korban acak. Ia dan Yoga Andry ternyata sudah saling mengenal sebelumnya. Pelaku pernah menjadi penumpangnya, dan hubungan profesional antara sopir dan pelanggan ini menjadi celah bagi Yoga untuk merencanakan aksinya.

Alih-alih memesan taksi melalui aplikasi seperti biasa, Yoga menggunakan cara lain. Ia menghubungi Juremi secara langsung dan meminta diantar ke suatu tempat tanpa melalui sistem pemesanan online. Ini adalah tanda awal bahwa pembunuhan ini bukan tindakan spontan, melainkan sudah dirancang sejak awal.

Palu, Senjata Mematikan yang Sudah Dipersiapkan

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa Yoga Andry tidak sekadar berniat menumpang. Ia sudah menyiapkan sebuah palu—senjata yang kemudian menjadi alat pembunuhan. Hal ini mengindikasikan bahwa aksi keji ini telah direncanakan dengan matang.

Saat mobil berjalan sesuai rute yang diminta, situasi berubah menjadi mencekam. Tidak diketahui pasti apa pemicu awalnya, namun di suatu titik, Yoga Andry mengeluarkan palu yang telah ia bawa. Ia mulai menyerang Juremi dengan brutal.

Korban sempat melakukan perlawanan. Namun, serangan mendadak itu terlalu kuat dan membabi buta. Pukulan demi pukulan menghantam tubuhnya hingga akhirnya ia tidak berdaya. Darah bercucuran di dalam mobil, membasahi kursi dan lantai kendaraan.

Panik di Detik-Detik Kritis

Tujuan utama pelaku adalah menguasai kendaraan korban. Namun, setelah aksinya selesai, rasa panik justru menguasainya. Niat awal untuk membawa kabur mobil mendadak goyah. Yoga melihat tubuh tak bernyawa Juremi tergeletak bersimbah darah. Pemandangan itu membuatnya kehilangan keberanian.

Alih-alih membawa kabur kendaraan, Yoga memutuskan untuk melarikan diri dengan meninggalkan mobil dan korban di tempat kejadian. Keputusan itu justru menjadi titik lemahnya. Tanpa menyadarinya, ia telah meninggalkan jejak yang akan membawa polisi langsung kepadanya.

Polisi Bergerak Cepat, Penangkapan di Hotel Puri Janti

Polisi tidak membutuhkan waktu lama untuk menemukan pelaku. Dengan bantuan rekaman CCTV dan bukti-bukti lainnya, mereka berhasil menelusuri jejak Yoga Andry. Setelah pengejaran intensif, aparat kepolisian akhirnya menangkapnya di Hotel Puri Janti Jaranan, Banguntapan, Bantul.

Saat ditangkap, Yoga tidak dapat mengelak. Barang bukti yang menguatkan dugaan terhadapnya turut diamankan, termasuk palu yang digunakan untuk menghabisi korban, ponsel milik Juremi, dompet korban, serta mobil Toyota Calya merah dengan nomor polisi AB 1839 GI.

Kesimpulan: Pembunuhan yang Direncanakan, Eksekusi yang Gagal

Kasus ini menjadi contoh bagaimana sebuah kejahatan yang telah direncanakan dengan matang bisa berantakan karena kepanikan pelaku sendiri. Rencana awal Yoga untuk mendapatkan mobil korban berujung pada kegagalan total, dan akhirnya ia harus menghadapi konsekuensi hukum atas tindakannya.

Saat ini, polisi masih mendalami motif yang lebih dalam di balik pembunuhan ini. Apakah pelaku memiliki dendam pribadi terhadap korban? Ataukah ini murni kejahatan bermotif ekonomi?

Yang pasti, satu nyawa telah melayang, dan sebuah keluarga harus menerima kenyataan pahit kehilangan orang terkasih. Sementara itu, Yoga Andry kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

(Mond)

#Pembunuhan #Kriminal