Breaking News

11 Remaja Diduga Akan Tawuran Diciduk Warga di Padang, Diceburkan ke Kolam Sebelum Diserahkan ke Polisi

11 Remaja Pelaku Tawuran Diceburkan Warga ke Sungai Sebelum Diserahkan ke Polisi (Foto: Tangkapan Layar)

D'On, Padang
– Aksi kenakalan remaja di Kota Padang kembali membuat warga naik pitam. Pagi buta, Jumat (18/4), sebanyak 11 remaja yang diduga hendak melakukan aksi tawuran ditangkap oleh warga di Jalan Adinegoro, Kecamatan Koto Tangah. Geram dan kesal karena ulah yang meresahkan itu, warga mengambil tindakan tak biasa mereka menceburkan para remaja itu ke kolam di kawasan Kampus II Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (UNP), Lubuk Buaya.

Peristiwa ini bukan sekadar penangkapan biasa. Ini adalah bentuk letupan dari kekesalan masyarakat yang telah lama menahan sabar terhadap aksi-aksi tawuran yang kian sering terjadi dan mengganggu ketenteraman lingkungan.

“Kami sudah lama perhatikan gerak-gerik mereka. Mereka ini sering nongkrong rame-rame tengah malam, kadang bawa sarung digulung kayak mau perang. Sudah kayak film gangster saja kelakuannya,” ujar Rinto (40), seorang warga setempat yang ikut dalam aksi penangkapan tersebut.

Menurut Rinto, warga telah memantau aktivitas kelompok remaja itu selama beberapa hari. Kecurigaan memuncak ketika pada Jumat pagi mereka terlihat berkumpul dengan gelagat mencurigakan. Tak ingin kecolongan, warga segera bertindak cepat.

“Begitu kami lihat mereka mulai siap-siap, langsung kami sergap. Tak pakai lama. Kami giring mereka ke kolam kampus itu dan ceburkan satu-satu. Biar basah sekalian, biar jera. Supaya besok-besok mikir seribu kali kalau mau buat ulah lagi,” ujarnya, nada bicaranya penuh geram namun tegas.

Aksi spontan warga ini berakhir dengan datangnya aparat kepolisian dari Polsek Koto Tangah. Iptu Jamal, Kanit Reskrim Polsek Koto Tangah, membenarkan peristiwa tersebut.

“Saat kami sampai di lokasi, para remaja itu sudah basah kuyup, habis diceburkan ke kolam. Warga menyerahkan mereka dengan kesadaran penuh dan meminta agar ditindaklanjuti secara tegas,” ujar Iptu Jamal.

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan adanya senjata tajam pada para remaja tersebut. Namun, dugaan kuat mengarah pada niat mereka untuk melakukan aksi tawuran sarung, sebuah tren berbahaya yang belakangan marak di kalangan remaja.

“Kami akan memanggil orang tua mereka, juga para guru jika perlu. Ini bukan semata-mata tindakan hukum, tapi upaya menyadarkan lingkungan terdekat mereka bahwa pembinaan harus dimulai dari rumah dan sekolah,” tegas Jamal.

Tawuran sarung yang semula dianggap hanya kenakalan remaja musiman telah berevolusi menjadi fenomena sosial yang mengkhawatirkan. Menggunakan sarung yang dililit dan diisi benda keras sebagai senjata, tawuran ini telah menimbulkan banyak korban di sejumlah daerah.

Warga berharap kejadian ini menjadi peringatan keras, baik bagi remaja yang ditangkap maupun bagi lainnya yang berniat mengikuti jejak serupa. “Kalau cuma ditangkap polisi, mungkin mereka ketawa-ketawa saja. Tapi kalau diceburkan di depan teman-temannya, mungkin itu yang bisa bikin malu dan mikir,” tutup Rinto.

Peristiwa ini menegaskan bahwa masyarakat kini tak lagi ingin jadi penonton dalam menghadapi kenakalan remaja. Ketika hukum dan pendidikan belum cukup membendung, solidaritas warga menjadi tameng terakhir untuk menjaga ketenangan lingkungan. Namun, apakah ini akan menjadi efek jera yang permanen atau hanya sekadar pelajaran sesaat, waktu yang akan menjawab.

(Mond)

#Peristiwa #Tawuran #Padang