Breaking News

“Air Mati, Hidup, Mati Lagi”: Pelanggan Perumda Padang Keluhkan Krisis Air Bersih yang Berulang, Ini Penjelasan Humas Perumda

Humas Perumda AM Kota Padang, Adhie Zein.

D'On, 
Padang Di tengah kebutuhan air bersih yang semakin vital, Hendra E., seorang pelanggan setia Perumda Air Minum Kota Padang, merasa frustrasi. Pria berusia 52 tahun itu sudah terlalu sering menghadapi situasi tak mengenakkan: air di rumahnya mati mendadak, tanpa pemberitahuan yang jelas, sementara tetangga satu kompleks di blok lain justru menikmati pasokan air yang lancar.

Hendra tinggal di Kompleks Permata Surga, sebuah kawasan perumahan yang letaknya berada di dataran agak tinggi di Kecamatan Kuranji. Seperti hari Jumat lalu, ketika ia hendak bersiap untuk menunaikan salat Jumat, keran di rumahnya tak mengalirkan setetes air pun.

“Saya mau mandi, tapi air tak kunjung hidup. Stok air juga habis. Mau tak mau, saya harus menunggu. Ini bukan pertama kalinya terjadi,” ungkap Hendra dengan nada kecewa.

Air baru mengalir kembali siang harinya, namun kondisinya jauh dari layak: keruh, dengan warna keabuan seperti air lumpur. Setelah mencari tahu, barulah ia mendapat penjelasan dari petugas lapangan: ternyata sedang ada perbaikan pipa booster di kawasan Rimbotarok, Kecamatan Kuranji. Imbasnya, pasokan air terganggu ke sejumlah wilayah termasuk kompleks tempat ia tinggal.

Namun, kejadian ini bukanlah insiden tunggal. Beberapa hari sebelumnya, Hendra juga menghadapi situasi serupa: air kembali mati. Dan lagi-lagi, saat itulah stok air di rumahnya benar-benar kosong. Ia dan keluarganya terpaksa menunggu air hidup kembali demi bisa mandi dan mencuci pakaian.

Menurut informasi yang diterimanya, kali itu penyebabnya adalah pembersihan intake bagian penting dalam sistem pengambilan air dari sungai. Petugas mengatakan pembersihan dilakukan karena adanya material lumpur dan pasir yang terbawa arus deras setelah hujan lebat. Akibatnya, air sungai keruh dan sistem suplai terganggu.

“Ini sudah kesekian kalinya. Bahkan bulan ini saja, sudah beberapa kali air mati. Yang lebih membuat bingung, tetangga saya yang hanya beda blok, airnya lancar-lancar saja,” ucap Hendra heran.

Kondisi ini membuatnya melapor langsung ke pihak Perumda. Setelah dilakukan pengecekan oleh Tim Non Revenue Water (NRW), ternyata tekanan air ke rumahnya terlalu rendah, sehingga air tak mampu menjangkau pipa dalam rumah. Setelah perbaikan dilakukan, barulah air kembali mengalir normal.

Tanggapan Perumda Air Minum Kota Padang 

Menanggapi keluhan pelanggan, Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Adhie Zein, menjelaskan bahwa lokasi rumah Hendra yang berada di ujung distribusi dan dataran tinggi menjadi faktor utama penyebab gangguan air.

“Memang, rumah Pak Hendra berada di posisi yang cukup tinggi. Jadi ketika ada gangguan sedikit saja, atau ketika tekanan air turun, wilayah seperti itu yang paling dulu terdampak,” jelas Adhie.

Ia juga membenarkan bahwa perbaikan pipa booster di Rimbotarok pada Jumat lalu hanya berdampak pada pelanggan yang berada di ketinggian.

Sebagai langkah antisipasi, Adhie mengimbau masyarakat untuk selalu menampung air saat pasokan mengalir.

“Kami selalu menyarankan pelanggan untuk menyediakan wadah penampung air berukuran besar. Gangguan bisa terjadi sewaktu-waktu, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, karena kondisi di lapangan sering tak terduga, seperti pipa bocor, tekanan air hilang, atau keruh akibat sedimentasi,” tambahnya.


(Mond)

#PerumdaAirMinum #Padang