Apakah Puasa Senin-Kamis Bisa Membunuh Sel Kanker? Ini Penjelasan Mendalamnya
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Dirgantaraonline - Puasa Senin-Kamis bukan hanya amalan spiritual yang sangat dianjurkan dalam Islam, tetapi juga mulai menarik perhatian dunia medis dan ilmiah karena manfaat kesehatannya yang potensial termasuk dalam konteks penyakit mematikan seperti kanker. Lalu, benarkah puasa Senin-Kamis bisa membunuh sel kanker? Jawabannya membutuhkan penelusuran ilmiah yang lebih dalam.
Apa Itu Puasa Senin-Kamis?
Puasa Senin-Kamis adalah puasa sunnah yang dilakukan umat Muslim setiap hari Senin dan Kamis. Dalam puasa ini, seseorang menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Dalam Islam, puasa ini dianjurkan karena Rasulullah SAW rutin melakukannya. Namun kini, praktik ini juga dilihat dari sudut pandang ilmiah sebagai bentuk intermittent fasting (puasa berkala).
Intermittent Fasting dan Dunia Medis
Intermittent fasting (IF) telah menjadi topik hangat dalam dunia kedokteran selama beberapa tahun terakhir. Penelitian menunjukkan bahwa IF dapat membawa manfaat besar seperti:
- Menurunkan kadar gula darah
- Meningkatkan sensitivitas insulin
- Mengurangi peradangan
- Merangsang proses autofagi yang sangat relevan dalam konteks kanker
Nah, di sinilah benang merah antara puasa Senin-Kamis dan kemungkinan melawan kanker mulai terlihat.
Autofagi: Mekanisme Tubuh 'Membersihkan Diri'
Salah satu dampak paling penting dari puasa adalah proses yang disebut autofagi. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti "makan diri sendiri". Tapi bukan dalam arti negatif autofagi adalah proses biologis di mana sel memecah dan mendaur ulang komponen rusak atau tidak diperlukan, termasuk sel-sel abnormal.
Pada tahun 2016, peneliti Jepang Yoshinori Ohsumi mendapatkan Hadiah Nobel Kedokteran karena penelitiannya tentang autofagi. Ia menemukan bahwa kondisi puasa mendorong tubuh untuk mengaktifkan autofagi, yang dapat menghancurkan protein dan organel seluler yang rusak yang bisa menjadi bibit kanker.
Dengan kata lain, puasa mendorong tubuh untuk membersihkan ‘sampah-sampah seluler’, termasuk potensi cikal bakal kanker.
Puasa dan Sel Kanker: Apa Kata Penelitian?
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker atau meningkatkan efektivitas kemoterapi. Sebagai contoh:
- Valter Longo, profesor gerontologi dan ilmu biologi di University of Southern California, menunjukkan bahwa puasa selama 48 jam sebelum kemoterapi dapat melindungi sel sehat dan membuat sel kanker lebih rentan terhadap obat kemoterapi.
- Penelitian lain yang dimuat dalam jurnal Cell Metabolism menunjukkan bahwa puasa berkala dapat menurunkan kadar IGF-1, hormon pertumbuhan yang berkaitan erat dengan risiko kanker.
Walaupun studi-studi ini masih dalam tahap awal dan sebagian besar dilakukan pada hewan, hasilnya cukup menjanjikan dan memicu banyak penelitian lanjutan.
Mengapa Puasa Senin-Kamis Bisa Jadi Strategi Preventif Kanker?
Jika kita memandang puasa Senin-Kamis sebagai bentuk intermittent fasting, maka praktik ini berpotensi:
- Mengurangi peradangan kronis yang merupakan akar dari berbagai penyakit degeneratif, termasuk kanker.
- Menurunkan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh.
- Mengaktifkan autofagi secara rutin dua kali seminggu, yang bisa mencegah akumulasi sel rusak.
- Mengendalikan kadar gula dan insulin, yang bila berlebihan bisa mendorong pertumbuhan sel kanker tertentu.
Catatan Penting: Ini Bukan Pengganti Pengobatan
Meskipun ada hubungan yang menjanjikan antara puasa dan pencegahan atau penanggulangan kanker, puasa tidak boleh dijadikan pengganti pengobatan medis. Saat seseorang telah terdiagnosis kanker, pendekatan medis konvensional seperti kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan tetap merupakan standar utama.
Namun, puasa bisa menjadi pendukung gaya hidup sehat yang memperkuat sistem kekebalan dan membantu tubuh lebih siap melawan sel abnormal secara alami.
Puasa Senin-Kamis, bila dilihat dari kacamata medis modern sebagai intermittent fasting, memiliki potensi besar dalam membantu tubuh mencegah kanker melalui mekanisme seperti autofagi, pengendalian insulin, dan pengurangan peradangan. Meskipun belum dapat diklaim sebagai metode yang bisa “membunuh” sel kanker secara langsung, ia merupakan senjata preventif alami yang sangat kuat.
Keseimbangan antara spiritualitas dan sains dalam praktik puasa ini menjadi pengingat bahwa banyak ajaran agama yang ternyata sejalan dengan prinsip-prinsip kesehatan modern. Maka tak heran, jika puasa Senin-Kamis kini tak hanya bernilai ibadah, tapi juga mungkin menjadi benteng alami melawan penyakit mematikan seperti kanker.
(***)
#Kesehatan #PuasaSeninKamis #SelKanker