Breaking News

Ayah Gadis Korban Pemerkosaan Dokter Priguna Meninggal Dunia Usai Operasi

Tampang residen PPDS Anestesi Priguna Anugerah Pratama saat pakai baju tahanan. (X @999o7i

D'On, Bandung
– Luka keluarga korban pemerkosaan oleh dokter Priguna Anugerah Pratama belum juga mengering, kini mereka kembali harus menelan pil pahit. Ayah dari gadis yang menjadi korban kebiadaban sang dokter, meninggal dunia setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, pada 28 Maret 2025. Duka itu datang nyaris tanpa jeda seolah alam pun ikut menumpahkan kepedihannya pada keluarga ini.

Adalah Agus, kakak ipar korban, yang mengabarkan kabar duka tersebut. Kepada para wartawan, Agus menceritakan kronologi masuknya sang ayah mertua ke rumah sakit pada 16 Maret 2025. Saat itu, pihak keluarga belum membayangkan jika cobaan demi cobaan akan datang bertubi-tubi.

“Beliau masuk tanggal 16 untuk dirawat. Beberapa hari kemudian, dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi. Tapi sebelum sempat dijalankan, pada tanggal 18 Maret, musibah terhadap adik saya terjadi,” ujar Agus dengan suara berat, Kamis (10/4).

Musibah yang dimaksud Agus adalah pemerkosaan terhadap adik iparnya oleh dokter Priguna. Ya, sehari sebelum sang ayah menjalani operasi, tragedi memilukan itu terjadidi tempat yang sama: rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat menyembuhkan, bukan menyakiti.

Tanggal 19 Maret, operasi pun akhirnya dilakukan. Secara medis, proses berjalan lancar. Namun tidak dengan kondisi psikis keluarga.

“Operasinya memang berjalan sesuai rencana,” lanjut Agus. “Tapi setelah itu, kondisi bapak semakin menurun. Mungkin karena tekanan batin, karena mendengar berita soal anaknya yang diperkosa. Sampai akhirnya, beliau menghembuskan napas terakhir pada 28 Maret.”

Kematian ayah korban bukan hanya menjadi luka baru, melainkan menguatkan dugaan banyak pihak bahwa beban mental yang diterima keluarga akibat kejadian pemerkosaan tersebut turut memperparah kondisi kesehatan sang ayah.

Modus Busuk di Balik Jas Dokter

Kasus ini sendiri menggemparkan publik. Priguna, yang dikenal sebagai salah satu dokter muda di RSHS, menggunakan kedok kemanusiaan untuk melakukan kejahatan bejatnya. Ia berdalih hendak melakukan transfusi darah untuk pasien yang ternyata adalah ayah korban sendiri dan memanfaatkan momen itu untuk memisahkan korban dari keluarga.

Korban dibujuk ke ruangan berbeda, dikatakan bahwa ia perlu menjalani prosedur tambahan. Di ruangan itulah Priguna membius korban. Dalam kondisi tidak sadar, korban kemudian diperkosa.

Korban baru mulai curiga setelah beberapa waktu kemudian merasakan sakit saat buang air kecil. Keluarga, yang mencium ada yang tak beres, segera membawanya ke dokter spesialis kandungan. Pemeriksaan membenarkan ketakutan mereka ditemukan adanya jejak sperma.

Pihak rumah sakit, dalam langkah yang patut diapresiasi, langsung mendampingi korban dan keluarganya melapor ke pihak berwajib. Tak lama, Priguna ditangkap dan kini menjalani proses hukum.

Duka yang Tak Kunjung Usai

Kasus ini menjadi potret suram dunia medis ketika segelintir oknum menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan padanya. Namun lebih dari itu, kisah ini menyisakan kepedihan mendalam bagi keluarga korban: kehilangan kehormatan, kehilangan rasa aman, dan kini kehilangan sosok ayah.

Keadilan memang sedang berproses. Tapi tak ada keadilan yang bisa menghapus trauma dan air mata yang telah mengalir dari keluarga korban.

Kini, satu-satunya harapan mereka tinggal pada penegakan hukum yang tegas. Agar tak ada lagi korban serupa di balik dinding rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat harapan, bukan mimpi buruk.

(Ning)

#PrigunaAnugerahPratama #Perkosaan #RSHS #DokterPerkosaKeluargaPasien