Dari Demo Solidaritas hingga PHK Massal: Kisah Lengkap Gonjang-Ganjing PT Yihong di Cirebon
PT Yihong Novatex Indonesia, Jumat (8/4/2025). Dok: Ist
D'On, Cirebon - Sebuah gejolak besar meletus di kawasan industri Kanci, Kabupaten Cirebon. PT Yihong Novatex Indonesia, perusahaan tekstil yang selama ini menjadi tumpuan ribuan tenaga kerja, mendadak menjadi pusat perhatian nasional. Awalnya hanya demo buruh, namun berujung pada pemberhentian massal dan penutupan operasional. Apa yang sebenarnya terjadi?
Babak Awal: Solidaritas Tiga Rekan, Gelombang Amarah Ribuan Pekerja
Tanggal 1 Maret 2025 menjadi momen yang sulit dilupakan di lingkungan pabrik PT Yihong. Ratusan pekerja melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Suasana memanas ketika sejumlah karyawan melakukan sweeping ke berbagai sudut pabrik. Ruang rapat HRD diserbu. Ketegangan tak terelakkan. Bahkan, beberapa oknum karyawan terlihat emosi hingga melakukan tindakan anarkis.
Spanduk bertuliskan “Tutup PT Yihong” terbentang dan viral di media sosial. Seolah menjadi simbol amarah kolektif. Namun, apa benar para buruh menuntut penutupan perusahaan?
![]() |
Perwakilan pekerja PT Yihong Novatex Indonesia, Suryana, Sabtu (9/4/2025). Dok: Ist |
Klarifikasi Buruh: Kami Tidak Pernah Minta Pabrik Ditutup
Suryana, perwakilan buruh PT Yihong, membantah keras bahwa tuntutan aksi adalah agar pabrik ditutup. “Itu hoaks. Aksi kami bukan menuntut penutupan, tapi memperjuangkan hak-hak normatif buruh yang diabaikan,” tegasnya, Rabu (9/4).
Menurut Suryana, spanduk viral yang bertuliskan “Tutup PT Yihong” sejatinya adalah dokumentasi lama dari aksi demo warga Desa Kanci tahun 2022 yang menolak sistem rekrutmen tidak berpihak pada tenaga kerja lokal.
Demo Maret 2025, lanjut Suryana, digelar karena 617 pekerja masih berstatus kerja tidak jelas. “Mereka bekerja tanpa kontrak tertulis. Ada yang sudah bertahun-tahun tapi statusnya abu-abu. Ini bentuk ketidakadilan,” ujarnya.
Aksi tersebut juga disebut sebagai puncak dari rangkaian kekecewaan atas pemutusan hubungan kerja yang terjadi secara bertahap. “Sebelum demo besar, sudah ada gelombang PHK: pertama 20 orang, lalu 60 orang, kemudian 3 orang. Tapi yang direspons publik hanya PHK terakhir, seolah kami reaktif. Padahal ini akumulasi,” jelasnya.
Langkah Balasan Perusahaan: PHK Massal dan Penutupan Operasional
Di sisi lain, PT Yihong menganggap aksi buruh sebagai tindakan yang mengganggu stabilitas operasional. Muhammad Hafidz, kuasa hukum perusahaan, menyebut bahwa tindakan buruh yang mogok secara spontan dan tidak sesuai prosedur menyebabkan kerugian besar.
“Buyer kami dari luar negeri langsung menarik semua pesanan dari tanggal 3 sampai 7 Maret. Ini fatal. Aktivitas sablon sepatu berhenti total,” kata Hafidz, Selasa (8/4).
Akibatnya, pada 10 Maret, PT Yihong mengambil keputusan drastis: melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 1.126 karyawan. Sejak itu, pabrik berhenti beroperasi. Hanya tersisa petugas keamanan yang berjaga di gerbang.
Temuan Disnaker: Ada Empat Pelanggaran Serius
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon sebenarnya sudah mengantongi sejumlah catatan pelanggaran yang dilakukan PT Yihong. Dalam pemeriksaan pada 10 Februari 2025, ditemukan empat poin pelanggaran serius:
- Keterlambatan pembayaran kompensasi selama tiga tahun berturut-turut.
- Penerapan sistem "utang jam" — di mana buruh tidak digaji saat bahan baku kosong, namun diwajibkan mengganti jam kerja.
- Status kerja tidak jelas pada 617 pekerja, tanpa kontrak resmi.
- Tidak pernah disosialisasikannya peraturan perusahaan selama tiga tahun.
Namun Hafidz membela perusahaan. Menurutnya, sejak temuan itu, PT Yihong telah melaksanakan kewajiban sesuai aturan. “Kami telah bayar gaji Maret, THR, cuti tahunan, dan kompensasi PHK. Kami juga beri waktu keberatan hingga 17 Maret. Karena tidak ada yang ajukan, maka kami anggap PHK ini sah,” ujarnya.
Harapan Baru: PT Yihong Bersiap Bangkit Kembali?
Meski saat ini perusahaan berhenti total, Hafidz menyampaikan sinyal bahwa PT Yihong belum benar-benar angkat kaki dari Cirebon. Bahkan, ada rencana ekspansi besar.
“Kami sedang jajaki kerja sama baru. Pabrik kami di China dan Vietnam akan mengalihkan sebagian besar order ke Indonesia,” katanya. Rencana ini termasuk pembukaan rekrutmen baru, yang akan dikoordinasikan lewat Dinas Tenaga Kerja. Dengan catatan penting: warga lokal, terutama dari Kanci dan Buntet, akan diprioritaskan.
Ketua DPD Apindo Cirebon, Asep Sholeh Fakhrul Insan, membenarkan adanya pembicaraan lanjutan. “Kami sudah bicara dengan bupati. Harapannya, jika PT Yihong beroperasi kembali, suasananya bisa lebih kondusif, tidak seperti kemarin-kemarin,” ujarnya.
Kisah PT Yihong adalah cermin retaknya komunikasi antara buruh dan pengusaha. Ketika hak-hak dasar buruh diabaikan, dan aksi dibalas dengan PHK massal, yang tumbuh bukan hanya konflik, tapi luka yang lebih dalam. Kini, publik menanti: apakah PT Yihong benar-benar akan bangkit, atau akan menjadi kisah kelam tentang hilangnya ribuan mata pencaharian?
(Mond)
#PHK #Buruh #PTYihong