Breaking News

Delapan Pendulang Emas Dibantai KKB di Yahukimo, Evakuasi Terkendala Medan Berat

Petugas mengevakuasi jenazah pendulang emas yang dibantai KKB di Yahukimo, Papua Pegunungan.

D'On, Yahukimo, Papua Pegunungan
– Aroma kematian masih menggantung di udara lembab Kali Silet, Yahukimo. Tubuh-tubuh tak bernyawa yang sebelumnya bekerja mengais butiran emas dari sungai kini terbujur kaku, menjadi saksi bisu keganasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Delapan jenazah pendulang emas ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dibantai tanpa ampun oleh kelompok separatis bersenjata.

Pencarian dimulai sejak laporan hilangnya para pendulang emas yang diketahui beraktivitas di daerah rawan tersebut. Tim gabungan TNI/Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 pun langsung bergerak cepat. Namun apa yang mereka temukan jauh dari harapan: bukan para korban dalam keadaan selamat, melainkan tubuh-tubuh yang tak lagi bernyawa, terbujur di tiga titik sepanjang aliran Kali Silet.

Sampai saat ini kita sudah menemukan delapan jenazah. Kemarin dua, dan hari ini enam lagi berhasil ditemukan,” ujar Brigjen Faizal Ramadhani, Kasatgas Operasi Damai Cartenz 2025, dalam konferensi pers di Jayapura, Jumat (11/04/2025).

Jenazah-jenazah tersebut ditemukan dalam kondisi tragis. Lima ditemukan di sekitar Kampung Bingki, sedangkan satu lainnya di kawasan 22 Muara Kum, lokasi yang dikenal sebagai jalur emas ilegal sekaligus sarang konflik. Dua jenazah yang ditemukan sehari sebelumnya telah berhasil dievakuasi ke Dekai, namun enam lainnya masih menunggu proses evakuasi—terkendala medan ekstrem dan ancaman tembakan dari kelompok bersenjata.

Tim Satgas kini memperluas pencarian. Dengan menyisir area hutan dan sungai yang sulit dijangkau, operasi ini dibagi menjadi beberapa tim yang harus bertaruh nyawa demi mengevakuasi sisa korban lainnya.

Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia. Ini bukan operasi biasa, kami berhadapan dengan kelompok bersenjata dan medan yang sangat berat. Tapi kami akan terus mencari sampai semua korban ditemukan,” ujar Faizal dengan suara berat.

Kronologi Pembantaian

Tragedi ini bermula pada tanggal 6-7 April 2025. Kelompok bersenjata yang diketahui merupakan bagian dari faksi separatis pimpinan Eltius Kobak secara brutal menyerang para pendulang emas tradisional yang tengah bekerja di daerah 22 Muara Kum dan sekitar Kali Silet.

Mereka diyakini telah memantau pergerakan para pendulang sebelum melakukan serangan. Tanpa peringatan, senjata-senjata otomatis dimuntahkan, membuat para pekerja tak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

Kelompok tersebut, yang oleh pihak keamanan disebut sebagai KKB, tak sekadar melakukan pembunuhan. Dalam rilis yang disebarkan melalui media sosial, mereka mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Bahkan, mereka merilis foto-foto korban, seakan ingin menunjukkan kuasa dan pesan ancaman.

Klaim dari TPNPB

Dalam pernyataan resmi, Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), mengakui keterlibatan pihaknya. Mereka berdalih bahwa para pendulang emas yang dibunuh adalah mata-mata militer yang menyamar sebagai pekerja tambang.

Kami menghabisi 11 orang yang kami yakini adalah intelijen TNI yang menyamar. Ini adalah langkah perang yang sah dalam perjuangan kami,” demikian isi rilis yang dibagikan oleh TPNPB.

Namun, keterangan tersebut dibantah keras oleh aparat keamanan. Mereka menegaskan bahwa para korban adalah masyarakat sipil, penduduk lokal dan perantau yang datang mencari rejeki di tanah Papua. Tak satupun dari mereka adalah anggota militer.

Situasi Mencekam dan Duka Mendalam

Di tengah ketegangan yang masih berlangsung, suasana duka menyelimuti keluarga korban. Beberapa dari mereka bahkan belum mengetahui nasib pasti sanak saudara mereka. Evakuasi jenazah yang tersisa masih tertunda, sementara pencarian terus dilakukan dengan pengamanan ketat.

Kali Silet yang biasanya menjadi sumber kehidupan bagi para penambang tradisional, kini berubah menjadi sungai kematian. Tragedi ini menambah panjang daftar kekerasan yang merenggut nyawa warga sipil di wilayah konflik Papua.

(B1)

#KKB #Pembantaian #Peristiwa