Di Tengah Tuntutan Pencopotan Gibran, Wiranto Buka Suara: Prabowo Tak Ingin Bangsa Ini Terpecah karena Kegaduhan
Wiranto. (Antara/Bayu Pratama)
D'On, Jakarta - Aroma ketegangan sempat tercium di udara politik nasional setelah Forum Purnawirawan Prajurit TNI menyuarakan tuntutan mengejutkan: pencopotan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, di tengah riuh rendah reaksi publik, Presiden terpilih Prabowo Subianto justru memilih sikap tenang dan meneduhkan.
Pesan itu disampaikan langsung oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, seusai pertemuan tertutup dengan Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Dalam konferensi pers singkat namun sarat makna, Wiranto menyampaikan bahwa Prabowo tidak ingin polemik tuntutan ini berubah menjadi bara konflik yang membakar semangat persatuan bangsa.
"Beliau berpesan tadi kepada saya, agar masyarakat tidak ikut larut dalam polemik ini. Jangan terbawa arus pro dan kontra yang justru berpotensi menimbulkan kegaduhan, mengganggu keharmonisan serta kebersamaan kita sebagai bangsa," ujar Wiranto, dengan nada suara tegas namun menenangkan.
Mengapa Seruan Ini Penting?
Tuntutan yang diajukan oleh Forum Purnawirawan bukanlah isu sembarangan. Mengusulkan pencopotan seorang wakil presiden — lebih-lebih Gibran, yang juga putra Presiden Joko Widodo — tentu bukan langkah yang ringan. Meskipun belum ada mekanisme resmi yang dijalankan oleh MPR, wacana ini telah memancing respons publik yang beragam, mulai dari dukungan hingga kecaman tajam.
Namun Prabowo, menurut Wiranto, tidak ingin bangsa ini kembali terjebak dalam konflik horizontal yang memperuncing perbedaan politik. Ia ingin masyarakat menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah berbagai persoalan yang sedang dihadapi negara, mulai dari tekanan ekonomi global hingga agenda transisi pemerintahan.
"Kita sedang menghadapi banyak tantangan sebagai bangsa. Maka yang dibutuhkan justru ketenteraman, kebersamaan, dan semangat harmonis, bukan kegaduhan tambahan," tegas Wiranto.
Realitas Pro-Kontra yang Tak Terelakkan
Wiranto pun mengakui bahwa pro dan kontra adalah sesuatu yang tak bisa dihindari dalam kehidupan demokrasi. Namun, ia mengingatkan bahwa perbedaan pandangan seharusnya tidak menjadi bara api yang membakar jalinan kebangsaan.
"Perbedaan itu wajar. Tapi jangan sampai perbedaan itu mengeruhkan suasana, apalagi ketika kita sedang menghadapi berbagai tantangan besar secara nasional. Itulah pesan Pak Prabowo yang ingin saya sampaikan," ucap mantan Panglima ABRI tersebut.
Penjelasan Resmi Akan Disiapkan
Untuk meredam spekulasi liar, pemerintah berencana menyampaikan penjelasan resmi dalam waktu dekat. Tujuannya adalah memberi kejelasan pada publik, menjernihkan informasi, serta menghindari misinterpretasi terhadap maksud tuntutan tersebut.
"Akan ada penjelasan resmi. Kita tidak ingin masyarakat terombang-ambing oleh isu-isu yang belum tentu akurat," ujar Wiranto menutup keterangannya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa Prabowo tengah memosisikan dirinya sebagai pemimpin yang ingin menjadi perekat, bukan pemantik perpecahan. Dalam fase awal menjelang pelantikannya sebagai presiden, ia tampak lebih memilih jalur sejuk diplomasi daripada respons reaktif. Sebuah langkah yang dinilai bijak oleh sejumlah pengamat, mengingat suhu politik yang mulai menghangat pasca-Pemilu 2024.
(Mond)
#Nasional #Politik #PencopotanGibran #PrabowoSubianto #Wiranto #GibranRakabumingRaka