Breaking News

Dibombardir Tanpa Ampun, Garuda Muda Tersungkur di Tangan Korea Utara U-17 dengan Skor Telak 0-6

Timnas Indonesia U-17 berofoto sebelum pertandingan melawan Korea Selatan U-17 dalam pertandingan Grup C Piala Asia U-17 2025 di Arab Saudi, Jumat (4/4/2025). Foto: Dok. PSSI

D'On, Jeddah
- Langkah Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 harus terhenti secara menyakitkan usai dibantai habis-habisan oleh Korea Utara U-17 dengan skor mencolok 0-6 dalam laga perempat final yang digelar di King Abdullah Sports City Stadium, Senin (14/4) malam WIB.

Laga yang awalnya menyimpan harapan besar dari publik Indonesia justru berubah menjadi mimpi buruk yang tak kunjung usai. Tim muda ‘Garuda Muda’ tampak kesulitan mengimbangi permainan Korea Utara yang tampil begitu rapi, disiplin, dan efisien sejak peluit pertama dibunyikan.

Susunan Pemain

Indonesia U-17: Dafa Al Gasemi; Muhammad Al Gazani, Putu Panji, Matthew Baker; Fabio Azkairawan, Nazriel Alfaro, Evandra Florasta, Daniel Alfrido; Fadly Alberto, Muhammad Mierza, Zahaby Gholy.

Korea Utara U-17: Jong Hyon-ju, Ri Kang-song, Choe Chung-hyok, Choe Song-hun, Oh Won-mu; Kim Tae-guk, Ri Ro-gwon, An Jin-sok, Pak Kwang-song; Kim Yu-jin, Ri Kyong-bong.

Kronologi Kekalahan Telak

Pertandingan bahkan belum genap berjalan sepuluh menit ketika gawang Indonesia sudah harus terkoyak. Sebuah skema sepak pojok Korea Utara berhasil dimanfaatkan oleh bek Choe Song-hun yang berdiri bebas di kotak penalti. Tanpa ragu, ia menyambut bola dengan sepakan tajam yang tak mampu dihalau Dafa Al Gasemi. Skor berubah cepat menjadi 0-1 untuk Korea Utara di menit ke-6.

Indonesia sempat memperoleh peluang emas melalui kaki Muhammad Mierza hanya beberapa menit kemudian. Namun, harapan menyamakan skor pupus setelah tembakannya berhasil ditepis kiper Korea Utara, Jong Hyon-ju. Peluang itu seakan menjadi satu-satunya percikan cahaya yang muncul dalam gelapnya permainan Garuda Muda malam itu.

Alih-alih bangkit, anak-anak asuh Nova Arianto kembali dibuat tak berdaya di menit ke-19. Kesalahan dalam membaca arah umpan panjang membuat bola liar jatuh di kaki Kim Yu-jin, yang tanpa ampun melesakkan bola ke gawang. Skor membengkak menjadi 0-2, sekaligus menunjukkan superioritas lini depan Korea Utara.

Minim Kreativitas, Garuda Muda Terseret Arus

Setelah tertinggal dua gol, Indonesia mencoba keluar dari tekanan. Sayangnya, aliran bola dan koordinasi antar lini terlihat kacau. Serangan demi serangan kandas di kaki bek Korea Utara yang tampil disiplin dan solid. Kreativitas di lini tengah pun buntu, membuat Garuda Muda kesulitan menciptakan peluang berarti. Hingga turun minum, tak ada tambahan gol, namun tekanan mental pada para pemain Indonesia terasa jelas.

Babak Kedua: Hancur Lebur

Awal babak kedua belum sempat memperlihatkan perbaikan dari Indonesia, gawang mereka justru kembali dijebol pada menit ke-48. Umpan matang dari Pak Kwang-song sukses disontek keras oleh Ri Kyong-bong untuk mengubah skor menjadi 0-3. Lini pertahanan Indonesia tampak kehilangan fokus dan komunikasi yang buruk dimanfaatkan secara kejam oleh lawan.

Korea Utara semakin beringas. Pada menit ke-60, sebuah insiden handball oleh Putu Panji di kotak penalti membuat wasit menunjuk titik putih. Kim Tae-guk yang maju sebagai eksekutor menunaikan tugasnya dengan tenang. Skor kembali berubah, kini 0-4.

Kebobolan keempat membuat mental para pemain Indonesia kian runtuh. Hanya semenit berselang, Ri Kang-kim memanfaatkan kelengahan lini belakang dan mengelabui dua pemain bertahan sebelum melepaskan tembakan yang kembali mempermalukan Garuda Muda. Skor 0-5, dan Indonesia makin kehilangan arah.

Seolah belum cukup, petaka keenam hadir di menit ke-77 lewat skema sepak pojok yang tak mampu diantisipasi barisan belakang Indonesia. Bola liar yang mengarah ke kaki Pak Ju-won disambar keras ke dalam gawang. 0-6, dan kekalahan terbesar pun resmi tercatat.

Korea Utara Superior di Segala Lini

Pertandingan malam itu menjadi bukti betapa jauhnya perbedaan kualitas teknis, taktik, dan mental antara kedua tim. Korea Utara tidak hanya unggul dalam hal fisik dan kecepatan, tapi juga dalam ketenangan, konsistensi, dan efektivitas dalam setiap penyelesaian akhir. Mereka tidak pernah menurunkan intensitas meski telah unggul jauh.

Sebaliknya, Indonesia tampak rapuh dari segala sisi. Serangan yang tidak terstruktur, lini tengah yang mudah ditembus, dan pertahanan yang rentan membuat Korea Utara bisa mencetak setengah lusin gol tanpa perlawanan berarti.

Pekerjaan Rumah Besar untuk Sepak Bola Usia Muda Indonesia

Kekalahan ini harus menjadi tamparan keras bagi sistem pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia. Perbedaan kualitas individu dan kolektif yang mencolok menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalam hal pengembangan teknik dasar, pemahaman taktik, dan mental bertanding.

Meski langkah Garuda Muda telah terhenti, harapan tak boleh padam. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan, agar kelak ketika kembali berlaga di pentas Dunia, mereka bisa tampil lebih siap dan kompetitif, bukan sekadar jadi pelengkap turnamen.

(Mond)

#PialaAsiaU17 #TimnasIndonesia #Sepakbola #Olahraga