Dijemput Pakai Pesawat Kepresidenan, Ajudan Prabowo Minta Maaf ke Warga Bengkulu
Postingan stori Instagram Agung Surahman. Foto: Instagram/@agung_surahman
D'On, Jakarta - Di balik gemerlapnya dunia politik dan protokoler kenegaraan, terkadang terselip kisah yang tak terduga seperti yang terjadi Minggu lalu di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu. Sebuah pemandangan langka terjadi: Pesawat Kepresidenan RI-1 mendarat secara mendadak, bukan untuk kunjungan resmi atau agenda kenegaraan besar, tetapi untuk satu hal yang lebih personal. Tujuannya: menjemput seorang ajudan.
Adalah Agung Surahman, asisten pribadi Presiden Prabowo Subianto, yang menjadi sorotan dalam insiden ini. Pria asal Bengkulu itu dijemput langsung oleh Presiden menggunakan pesawat kepresidenan karena kehabisan tiket penerbangan komersial ke Malaysia, tempat Prabowo dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan penting dan bertemu Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Permintaan Maaf yang Tulus
Tak lama setelah insiden itu mencuat ke publik, Agung Surahman angkat bicara. Melalui unggahan Instagram Story di akun pribadinya, @agung_surahman, pada Senin (7/4), ia menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat Bengkulu, khususnya atas penggunaan fasilitas negara dalam konteks yang bersifat pribadi.
“Saya atas nama pribadi mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pimpinan dan masyarakat Bengkulu. Kejadian ini di luar dugaan saya. Ini sangat pribadi dan mendadak,” tulis Agung.
Ia juga menyampaikan penyesalan karena Prabowo tidak sempat menyapa warga Bengkulu yang telah menanti kehadirannya. Menurut Agung, waktu yang tersedia sangat terbatas karena Prabowo harus segera melanjutkan perjalanan ke Malaysia sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Misi Mendadak di Tengah Tradisi Mudik
Ternyata, Agung sedang berada di kampung halamannya untuk melepas rindu dengan keluarga menjelang Hari Raya. Namun, di tengah suasana kebersamaan itu, sebuah panggilan tugas datang: ia harus segera mendampingi Presiden dalam kunjungan penting ke luar negeri. Sayangnya, tak ada satu pun kursi pesawat tersedia dari Jakarta ke Malaysia pada hari itu.
Mengetahui hal tersebut, Prabowo disebut memutuskan untuk sekalian singgah di Bengkulu yang berada satu lintasan penerbangan menuju Malaysia guna menjemput ajudan kepercayaannya.
“Karena memang Bapak Presiden dijadwalkan berkunjung ke luar negeri (Malaysia) dan saya diminta untuk ikut mendampingi beliau, maka beliau memutuskan untuk ke Bengkulu dahulu karena lintas sejalur ke Malaysia,” ujar Agung.
Sambutan yang Tak Direncanakan
Meski tak ada pengumuman resmi, kedatangan Presiden tak mungkin luput dari perhatian. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, mengatakan bahwa kunjungan tersebut sejatinya bersifat tertutup. Namun, karena yang datang adalah kepala negara, sambutan spontan pun tetap dilakukan.
"Ini sebenarnya kunjungan yang bersifat diam-diam, tetapi karena yang datang adalah Presiden, tentu tidak mungkin tidak disambut. Kita bersyukur, ada pemuda asal Bengkulu yang dipercaya dan dicintai oleh Presiden," ujar Helmi, dikutip dari Antara.
Ia juga menjelaskan bahwa penggunaan pesawat kepresidenan untuk menjemput Agung terjadi karena kondisi luar biasa. “Agung sempat pulang ke Bengkulu untuk bertemu keluarganya dan karena tiket dari Jakarta ke Malaysia penuh, Presiden akhirnya langsung datang menjemputnya,” tambahnya.
Refleksi dan Etika Pejabat Publik
Meski terlihat sebagai bentuk kedekatan dan kepercayaan personal antara presiden dan ajudannya, insiden ini menuai perbincangan luas. Banyak yang mempertanyakan batas antara kepentingan pribadi dan penggunaan fasilitas negara, terutama dalam konteks transparansi dan etika pejabat publik.
Agung menyadari hal tersebut. Permintaan maafnya tidak hanya bentuk penyesalan pribadi, tetapi juga refleksi atas pentingnya menjaga integritas di tengah sorotan publik yang terus meningkat terhadap semua tindakan pejabat negara.
Di satu sisi, cerita ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan dalam lingkaran terdekat seorang kepala negara. Di sisi lain, ia juga menjadi pengingat bahwa setiap langkah pejabat tinggi negara bahkan yang terlihat kecil dan spontan dapat membawa konsekuensi yang besar di mata publik.
(Mond)
#Peristiwa #AjudanPrabowo #PesawatKepresidenan