Breaking News

Drama Penangkapan Ketua Umum KPBI: Aksi Buruh di Tanjung Priok Berujung Intimidasi

Ketua Umum KPBI, Ilhamsyah. (Instagram/@persatuanburuh)

D'On, Jakarta,
 – Aksi Buruh pada Minggu (20/4/2025) pagi tadi, saat langit Tanjung Priok sedikit mendung, seakan mencerminkan tensi yang perlahan mengental di kawasan pelabuhan tersibuk di Indonesia. Di antara deru mesin kontainer dan kepulan debu jalanan, ratusan buruh melangkah pasti dalam sebuah long march dari Sekretariat FBTPI di Jl. Jampea Raya, Lorong 20, Koja, menuju Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka datang bukan dengan amarah, tapi dengan tuntutan: hentikan kemacetan yang membelenggu ritme kerja dan kehidupan mereka.

Namun, aksi damai itu berubah menjadi momen yang menggegerkan dunia perburuhan. Ilhamsyah, atau akrab disapa Boing, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), ditangkap secara tiba-tiba oleh aparat dan sekelompok orang tak dikenal sekitar pukul 10.30 WIB. Ia ditarik dari kerumunan, tepat ketika mobil komando baru tiba di titik aksi.

Rekaman detik-detik penangkapannya tersebar luas di media sosial, terutama di platform X, memicu gelombang kecaman dan kekhawatiran akan kebebasan berserikat yang semakin terancam.

Aksi Damai yang Dihadang

Massa aksi yang terdiri dari anggota KPBI dan Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) sudah bersiap sejak pukul 09.00 WIB. Agenda utama mereka adalah Deklarasi Pengurus FBTPI-KPBI periode 2025–2028, yang akan digelar di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU). Namun sebelum sempat menyuarakan aspirasi di Pos 9, mereka sudah diadang aparat.

“Baru saja mobil komando kami berhenti, langsung ada intimidasi. Sopir kami diancam, dan Boing diseret ke kendaraan tanpa penjelasan,” ungkap Muhammad Arira Fitra, Sekretaris Jenderal FBTPI.

Respon Cepat dan Kecaman

Kabar penangkapan Boing langsung dikonfirmasi oleh Jumisih, Ketua Bidang Politik KPBI. “Iya kak. Barusan dibebaskan. Sekarang menuju acara di GRJU,” katanya dilansir dari Tirto. Penangkapan itu, menurutnya, tidak berdasar dan sangat berlebihan, mengingat aksi berjalan damai.

Hal senada disampaikan oleh Said Iqbal, Presiden Partai Buruh dan Presiden KSPI, yang menyebut tindakan aparat sebagai “overacting”. Ia juga mengkritik Kapolres Jakarta Utara yang dinilai terlalu represif dalam menangani unjuk rasa buruh.

“Kapolres di daerah lain jauh lebih persuasif. Kami akan bawa ini ke Kapolri,” tegas Iqbal.

Boing sendiri, usai dibebaskan, sempat membalas pesan dari Tirto. “Iya bung... tadi saya ditahan dan dibawa ke Polda, sekarang sudah dipulangkan,” singkatnya, menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukannya.

Potret Ancaman atas Kebebasan Sipil

Menurut akun resmi KPBI di Instagram, penangkapan Boing dilakukan secara sewenang-wenang, disertai tindakan represif yang mengancam kebebasan berekspresi. Pernyataan itu menyoroti bahwa tindakan aparat bukan sekadar pelanggaran prosedur, tapi serangan langsung terhadap hak-hak dasar demokrasi.

“Ini bukan insiden biasa. Ini adalah wajah negara yang takut terhadap kekuatan rakyat pekerja,” tulis KPBI.

Polisi Bungkam, Publik Menunggu Penjelasan

Saat dikonfirmasi, AKP I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, menyatakan bahwa informasi resmi akan disampaikan oleh Humas Polda Metro Jaya. Namun hingga pukul 15.00 WIB, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, selaku Kabid Humas, belum memberikan pernyataan.

Sementara itu, massa buruh melanjutkan perjalanan ke GRJU, menyelesaikan deklarasi mereka tanpa kehadiran Boing di titik awal. Penyampaian aspirasi di Pos 9 gagal total.

Lebih dari Sekadar Penangkapan

Apa yang terjadi di Tanjung Priok bukan hanya soal satu penangkapan. Ini adalah cerminan ketegangan yang membayangi hubungan negara dan rakyat pekerja. Ketika buruh bersuara tentang kemacetan yang menggerogoti produktivitas mereka, jawaban negara adalah intimidasi. Ketika organisasi memperjuangkan representasi yang lebih kuat, responsnya adalah penangkapan pemimpinnya.

Pertanyaannya sekarang: akankah demokrasi memberi ruang pada suara-suara pekerja, atau justru menguncinya di balik pagar-pagar ketakutan?

(Tirto)

#KPBI #AksiBuruh #Intimidasi