Breaking News

Dua Pelajar SMP di Pesisir Selatan Tabrak Tiang Listrik, Satu Tewas di Tempat

Pelajar SMP Tewas Usai Motor Tabrak Tiang Listrik di Pesisir Selatan – Dok. Polres Pesisir Selatan

D'On, Batang Kapas, Pesisir Selatan
 - Siang itu, langit tampak biasa-biasa saja di Jalan Raya Padang—Bengkulu. Lalu lintas berjalan normal, kendaraan berlalu-lalang seperti hari-hari sebelumnya. Namun, di balik keseharian itu, sebuah tragedi mendadak memecah ketenangan warga. Senin, 21 April 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, jeritan panik terdengar di depan Kantor Wali Nagari Taluk. Dua remaja tanggung tergeletak bersimbah darah setelah motor yang mereka kendarai menghantam tiang listrik dan tiang Telkom. Salah satu dari mereka tak pernah lagi membuka mata.

Korban tewas diketahui bernama M. Alfarrezel Sepri Zio (13), seorang pelajar SMP Negeri 3 Teratak asal Kampung Koto Keduduk Tanjung Kandis. Ia meninggal seketika di lokasi kejadian karena luka berat di bagian kepala. Temannya, Irwansyah (13), yang juga duduk di bangku SMP yang sama dan berasal dari Kampung Taluk Tanjung Kandis, mengalami luka serius dan dilarikan ke puskesmas terdekat dalam kondisi kritis.

Menurut keterangan sementara dari pihak kepolisian, motor matic jenis Honda Beat warna hitam yang dikendarai Irwansyah diduga melaju dalam kecepatan tinggi. Motor itu juga diketahui tidak memiliki pelat nomor. Saat hendak melewati tikungan tajam yang terkenal licin dan berbahaya, Irwansyah tampaknya kehilangan kendali.

“Begitu keluar dari jalur, motor langsung menabrak pagar semen dan terseret beberapa meter hingga menghantam tiang listrik dan tiang Telkom yang berdiri kokoh di tepi jalan,” ungkap Plt. Kasat Lantas Polres Pesisir Selatan, Iptu Apari Wahyu Siregar, kepada awak media.

Benturan keras membuat tubuh kedua pelajar itu terpental. Irwansyah mengalami luka robek di kepala dan tidak sadarkan diri saat dievakuasi. Sementara Alfarrezel mengalami trauma hebat di bagian kepala yang merenggut nyawanya di tempat. Beberapa warga yang menyaksikan kejadian itu langsung berusaha memberikan pertolongan, namun upaya mereka tak mampu menyelamatkan satu nyawa muda yang telah pergi terlalu cepat.

Ironi di Jalan Raya

Yang membuat peristiwa ini semakin memilukan adalah kenyataan bahwa kedua korban masih sangat belia dan belum memenuhi syarat legal untuk mengendarai kendaraan bermotor. Ketiadaan SIM dan tidak adanya pelat nomor pada motor yang dikendarai menjadi potret buram minimnya pengawasan dan edukasi berkendara di kalangan remaja.

“Ini bukan hanya kecelakaan biasa, tapi peringatan keras bagi semua orang tua dan masyarakat,” lanjut Iptu Apari. “Edukasi keselamatan berkendara harus dimulai sejak dini. Anak-anak seusia mereka seharusnya belum berada di balik setang motor, apalagi di jalan raya utama yang lalu lintasnya padat dan cepat.”

Duka di Sekolah dan Kampung Halaman

Berita duka menyebar cepat ke sekolah tempat mereka menimba ilmu. Di SMP Negeri 3 Teratak, suasana haru menyelimuti ruang kelas. Guru dan teman-teman mereka terdiam, sulit percaya bahwa dua wajah yang sehari sebelumnya masih terlihat ceria, kini telah tiada dan terluka.

Di kampung halaman masing-masing, keluarga korban tengah diselimuti duka mendalam. Isak tangis menyambut kedatangan jenazah Alfarrezel di rumah duka. Ratusan warga turut mengiringi prosesi pemakaman dengan hati yang berat, meratapi kepergian seorang anak yang dikenal santun dan ceria.

Panggilan untuk Bertindak

Peristiwa ini seharusnya menjadi alarm yang menggema luas: bahwa keselamatan di jalan bukan sekadar persoalan aturan, melainkan nyawa. Pendidikan berkendara tidak boleh hanya menjadi urusan aparat atau sekolah, tapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, terutama keluarga.

Polisi masih mendalami lebih lanjut kronologi kecelakaan, termasuk siapa pemilik kendaraan yang digunakan dan bagaimana dua anak di bawah umur itu bisa memperoleh akses terhadap motor tersebut.

Satu nyawa telah melayang, satu lainnya masih bertarung di ujung batas kesadaran. Semoga tragedi ini menjadi yang terakhir, dan menjadi cermin bahwa keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas, bukan sekadar slogan.

(Mond)

#Peristiwa #Kecelakaan #PesisirSelatan