Breaking News

Epik 9 Pemain: Uzbekistan U-17 Gulingkan Arab Saudi dan Kunci Gelar Juara Piala Asia 2025

Sadriddin Khasanov Pencetak Gol Kedua ke Gawang Arab Saudi 

D'On, Taif -
Dalam sebuah laga final yang sarat drama, emosi, dan semangat juang luar biasa, Timnas Uzbekistan U-17 mencatat sejarah dengan menaklukkan tuan rumah Arab Saudi U-17 di final Piala Asia U-17 2025. Bertanding di Stadion King Fahd Sports City, Taif, Minggu malam, 20 April 2025, skuad berjuluk Serigala Putih itu keluar sebagai juara dengan kemenangan meyakinkan 2-0 meski harus bermain dengan hanya sembilan pemain sejak babak pertama.

Kemenangan ini bukan sekadar soal gelar juara. Ini adalah kisah heroik tentang keberanian, strategi, dan ketangguhan mental yang ditunjukkan para pemain muda Uzbekistan. Dengan tekad baja, mereka melawan tekanan ribuan suporter tuan rumah, dua kartu merah yang menggerus kekuatan tim, dan serangan bertubi-tubi dari tim Arab Saudi yang bermain agresif sepanjang laga.

Drama Dimulai di Babak Pertama

Laga sudah memanas sejak menit awal. Seperti pertandingan ulangan dari pertemuan sebelumnya di fase grup yang juga dimenangkan Uzbekistan, Arab Saudi tampil penuh ambisi untuk membalas dendam. Serangan cepat mereka langsung mengancam sejak menit ketujuh, ketika Abdulhadi Matari melepaskan tembakan keras ke arah gawang. Namun, kiper Uzbekistan, Nematullo Rustamzhonov, tampil luar biasa dengan refleks yang tajam, menggagalkan peluang itu.

Uzbekistan tak tinggal diam. Mereka merespons lewat serangan balik cepat. Pada menit ke-14, Nurben Sansernbaev mengancam dari sisi kanan, mengirimkan umpan silang yang sayangnya gagal disambut dengan sempurna di depan gawang.

Namun, ketegangan mencapai puncaknya di menit ke-38. Insiden di sisi lapangan antara Sansernbaev dan Adel Hibah membuat wasit mengeluarkan kartu merah langsung kepada striker Uzbekistan itu. Tayangan ulang menunjukkan kakinya sempat mengenai wajah lawan saat jatuh, dan keputusan wasit tak bisa diganggu gugat. Uzbekistan kehilangan salah satu pilar serangannya.

Petaka belum berhenti. Di menit-menit akhir babak pertama, giliran Miraziz Abdulkarimov yang diusir wasit. Ia dianggap menjatuhkan Sabri Dahal yang sedang menggiring bola menuju kotak penalti. Dua kartu merah dalam satu babak membuat Uzbekistan harus bermain dengan sembilan pemain untuk sisa laga.

Namun, semangat juang mereka tak redup. Bahkan saat keluar lapangan, Abdulkarimov dipeluk pelatihnya, Islombek Ismoilov, seakan sang pelatih ingin mengingatkan bahwa perjuangan belum usai.

Bangkit dengan Strategi Cerdas

Berbekal keunggulan jumlah pemain, Arab Saudi memulai babak kedua dengan intensitas tinggi. Mereka menggempur pertahanan Uzbekistan dari segala arah. Namun, Uzbekistan punya rencana lain: bertahan secara kolektif dan menunggu celah untuk menyerang balik dengan kecepatan.

Dan celah itu muncul di menit ke-51. Dalam satu skema serangan balik, bola mengenai tangan pemain belakang Arab Saudi di dalam kotak penalti. Setelah mengecek tayangan ulang melalui VAR, wasit menunjuk titik putih. Mukhammad Khakimov, dengan tenang, mengeksekusi penalti ke sisi kanan bawah gawang. Kiper Abdulrahman Al Otaibi terkecoh. Gol itu menjadi momen pembalik nasib.

Selebrasi pun pecah di sisi Uzbekistan. Pemain cadangan berhamburan ke pinggir lapangan. Pelatih Ismoilov melonjak kegirangan, menggenggam harapan yang masih menyala di tengah badai tekanan.

Dihantam Bertubi-Tubi, Tapi Tak Tergoyahkan

Arab Saudi tak tinggal diam. Di hadapan pendukung sendiri, mereka terus menggempur. Tapi berkali-kali, Rustamzhonov menjadi tembok tak tertembus. Kiper muda ini tampil seperti veteran: sigap, tenang, dan nyaris sempurna. Setiap sepakan jarak jauh, setiap umpan silang, setiap bola liar di dalam kotak—semuanya ia tangkap atau tepis dengan elegan.

Dan pada menit ke-70, justru Uzbekistan yang kembali mencetak gol. Lewat sebuah serangan balik kilat, Sadriddin Khasanov menerima umpan terobosan dari lini tengah. Ia mengecoh satu bek, menaklukkan kiper yang keluar dari sarangnya, lalu melepaskan tembakan tajam ke gawang kosong. Gol kedua! Stadion terdiam, sementara pendukung Uzbekistan meledak dalam sorak sorai.

Akhir dari Pertempuran, Awal dari Sejarah

Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-0 tak berubah. Uzbekistan menorehkan sejarah: juara Piala Asia U-17 untuk kali kedua, setelah sebelumnya menjadi kampiun pada 2012. Dengan pencapaian ini, mereka bergabung dalam jajaran elite tim-tim Asia yang berhasil merebut dua trofi, bersama Arab Saudi, Korea Selatan, Korea Utara, Cina, dan Oman.

Lebih dari sekadar kemenangan, ini adalah simbol kemenangan atas rintangan. Uzbekistan U-17 menunjukkan kepada dunia bahwa dalam sepak bola, kekuatan bukan hanya soal jumlah pemain di lapangan tapi juga soal keberanian, strategi, dan semangat juang yang tak pernah padam.

(Mond)

#PialaAsiaU17 #Sepakbola #Olahraga