Gunung Marapi Kembali Bergemuruh: Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1 Kilometer, Warga Diminta Waspada
Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar pada Sabtu pagi (19/4/2025). Foto: ANTARA/HO-Humas PGA Gunung Marapi
D'On, Sumatera Barat - Sabtu (19/4/2025) pagi yang tenang mendadak berubah mencekam ketika Gunung Marapi, salah satu gunung api paling aktif di Pulau Sumatera, kembali menunjukkan tanda-tanda kegelisahannya. Tepat pukul 06.11 WIB, kolom abu pekat menjulang ke langit dari puncaknya, menandai erupsi baru yang menyemburkan material vulkanik setinggi 1.000 meter atau 1 kilometer di atas kawah.
Fenomena alam ini terlihat jelas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Marapi. Teguh, petugas PGA yang bertugas saat itu di Padang, mengonfirmasi bahwa kolom abu berwarna kelabu pekat dan memiliki intensitas yang tebal, dengan arah condong ke selatan. Aktivitas vulkanik ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 30,3 milimeter dan durasi erupsi sekitar 42 detik.
Erupsi ini bukanlah yang pertama dalam beberapa hari terakhir. Pada Rabu (16/4), Gunung Marapi juga tercatat erupsi, memuntahkan abu setinggi 800 meter dari puncaknya. Meski intensitasnya sedikit lebih rendah, amplitudo getaran saat itu hampir setara, yakni 30,1 milimeter, dengan durasi yang lebih lama mencapai 52 detik.
Status Masih Waspada, Aktivitas Penduduk Dibatasi
Saat ini, status aktivitas Gunung Marapi tetap berada di Level II (Waspada), yang artinya masih dalam kategori siaga ringan namun tetap berpotensi membahayakan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah imbauan resmi. Salah satunya adalah larangan tegas bagi masyarakat, pendaki, maupun wisatawan untuk mendekati area sejauh tiga kilometer dari kawah aktif Verbeek, yang menjadi pusat letusan.
Ancaman Lahar dan Abu Vulkanik Mengintai
Lebih dari sekadar semburan abu, bahaya lain yang patut diwaspadai adalah potensi banjir lahar hujan. Warga yang tinggal di sepanjang lembah, aliran sungai, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat musim hujan, endapan material vulkanik yang bercampur dengan air hujan bisa berubah menjadi aliran lahar berkecepatan tinggi yang mampu menyapu pemukiman dan lahan pertanian.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat akan bahaya kesehatan akibat abu vulkanik. Jika terjadi hujan abu, warga diminta untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung guna mencegah gangguan saluran pernapasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), serta menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak mendesak.
Gunung Marapi: Si Cantik yang Tak Pernah Tidur
Dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut, Gunung Marapi bukan sekadar lanskap menawan di Sumatera Barat, melainkan juga salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Dikenal sebagai "gunung yang selalu terjaga," Marapi telah mencatat puluhan kali letusan dalam beberapa dekade terakhir.
Letusan-letusan yang terjadi, meskipun belum mencapai skala besar, tetap menjadi pengingat bahwa kekuatan alam tak bisa dianggap remeh. Setiap letusan membawa risiko, tidak hanya bagi lingkungan sekitar tetapi juga bagi keselamatan manusia.
Antara Keindahan dan Ancaman
Gunung Marapi adalah simbol dualitas: di satu sisi ia menawarkan keindahan alam yang memesona bagi para pendaki dan fotografer, namun di sisi lain menyimpan potensi kehancuran yang bisa terjadi kapan saja. Karena itu, kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi aktivitas vulkanik ini.
Pemerintah daerah bersama BNPB dan PVMBG terus memantau perkembangan situasi secara intensif dan siap melakukan evakuasi apabila kondisi memburuk. Untuk sementara, masyarakat diminta tidak panik namun tetap waspada, serta mematuhi setiap imbauan resmi demi keselamatan bersama.
(Mond)
#Peristiwa #GunungMarapi #Erupsi #SumateraBarat