Breaking News

Insiden Memalukan di Subang: Polisi Mabuk Naik Panggung dan Hina Seniman, Kini Sujud Minta Maaf

Kegiatan BAP dan Pengecekan Urine Aiptu Hendra Gunawan. Foto: Instagram/ @polres_subang

D'On, Subang
Malam itu seharusnya menjadi momen bahagia bagi para pelaku seni di Desa Jambelaer, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang. Namun, suasana hangat dan penuh apresiasi mendadak berubah menjadi tegang dan penuh amarah saat seorang anggota polisi naik ke atas panggung dengan perilaku tak terduga.

Adalah Aiptu Hendra Gunawan, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kalijati, yang mendadak menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial. Dalam rekaman yang beredar luas itu, Hendra terlihat dalam kondisi yang diduga tidak sadar sepenuhnya – ditengarai karena pengaruh alkohol – naik ke atas panggung sebuah acara kesenian dan melontarkan pernyataan yang menyakitkan kepada para seniman.

Dengan nada merendahkan, ia menyebut para pelaku seni sebagai "murahan" dan menyindir bahwa mereka "tidak akan pernah bisa kaya". Ucapan itu sontak menimbulkan kemarahan, bukan hanya dari para seniman lokal, tetapi juga dari masyarakat luas yang menilai tindakan tersebut melecehkan martabat para pelaku seni yang telah lama menjadi bagian penting dari kebudayaan daerah.

Viral dan Dikecam Netizen

Video tersebut langsung memicu gelombang kecaman di dunia maya. Banyak netizen menuntut agar pihak kepolisian memberikan sanksi tegas terhadap perilaku tak pantas yang mencoreng institusi. Dalam hitungan jam, nama Aiptu Hendra Gunawan menjadi buah bibir – tidak hanya di Subang, tetapi juga secara nasional.

Menanggapi kegaduhan ini, Polres Subang bergerak cepat. Aiptu Hendra diamankan dan langsung menjalani tes urine. Hasilnya mengejutkan negatif dari narkoba maupun alkohol. Meski demikian, perilakunya tetap dinilai mencoreng etika dan wibawa sebagai seorang anggota kepolisian.

Permintaan Maaf Terbuka

Tekanan publik akhirnya membuat Aiptu Hendra Gunawan tampil di hadapan kamera, mengenakan kaus kuning bertuliskan "patsus" di dada kirinya, dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Video permintaan maaf itu diunggah oleh akun resmi Instagram @polres_subang dan memperlihatkan ekspresi penyesalan mendalam.

"Saya Aiptu Hendra Gunawan selaku Bhabinkamtibmas Desa Jambelaer, Kecamatan Dawuan, Polsek Kalijati, Polres Subang, meminta maaf kepada seluruh warga masyarakat berikut pelaku seni, khususnya Kabupaten Subang dan umumnya se-Indonesia, atas tutur kata saya yang kurang menyenangkan," ujar Hendra dengan suara bergetar.

Ia melanjutkan dengan permohonan yang tulus agar masyarakat bersedia membuka pintu maaf:
"Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati sanubari saya. Dimohon untuk dibukakan pintu maaf bagi saya."

Didampingi Tokoh Seniman dan Polisi

Dalam video yang sama, tampak Hendra tidak sendiri. Ia didampingi oleh sejumlah tokoh kepolisian termasuk Kapolsek Kalijati, Kasi Humas, Kasi Propam, dan Kasat Intelkam. Hadir pula perwakilan seniman Subang, Joni Januar alias Raka AB, yang menjadi saksi dan penengah dalam peristiwa ini.

"Saya malam ini mendampingi Aiptu Hendra Gunawan atas ucapannya tadi siang di Desa Jambelaer. Beliau ada kekhilafan, ucapannya menyakiti kami para pelaku seni," kata Joni.

Namun dengan nada damai, Joni menyampaikan bahwa masalah ini telah selesai.
"Alhamdulillah malam ini sudah clear. Teman-teman pelaku seni khususnya di Subang, yang bersangkutan sudah mengakui dan tulus meminta maaf atas kekhilafan ucapannya yang viral tadi."

Joni pun menutup pernyataannya dengan harapan agar insiden ini menjadi pelajaran:
"Sekali lagi, mohon dibukakan pintu maaf. Dan semoga kejadian serupa tidak terulang. Seni Subang tetap kita junjung tinggi."

Refleksi dan Pelajaran

Insiden ini menjadi pengingat bahwa publik figur termasuk aparat negara  memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga etika dan ucapan, terlebih ketika berada di tengah masyarakat. Dalam budaya kita, seni bukan hanya hiburan, tetapi cerminan identitas dan jiwa kolektif bangsa.

Permintaan maaf yang tulus tentu patut dihargai. Namun, harapan masyarakat tetap satu: agar ke depan, rasa hormat terhadap seni, budaya, dan pelakunya, tak lagi dinodai oleh arogansi atau kekhilafan sesaat.

(Mond)

#Viral #Peristiwa #PolisiHinaPekerjaSeni