Breaking News

Jokowi Digugat Terkait Mobil Esemka: “Ini Bukan Kasus Sebetulnya”

Jokowi 

D'On, Surakarta
-
 Gugatan perdata terhadap Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), atas dugaan wanprestasi terkait produksi mobil Esemka kini menjadi sorotan nasional. Meski sebagian publik menilai persoalan ini bersifat sepele, namun proses hukum tetap berjalan. Jokowi sendiri telah memberikan respons atas gugatan yang telah resmi didaftarkan di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta tersebut.

Respons Jokowi: “Ini Bukan Kasus, Tapi Harus Dilayani”

Menanggapi gugatan yang menyeret namanya ke meja hijau, Jokowi menegaskan bahwa dirinya telah menyerahkan sepenuhnya penanganan perkara ini kepada tim kuasa hukum. Dalam pernyataannya di Surakarta, mantan Wali Kota Solo itu tampak tenang, bahkan menyebut perkara ini sebenarnya “bukan kasus”.

“Sudah kita serahkan semuanya ke pengacara. Ini bukan kasus sebetulnya, ya, tapi tetap harus dilayani. Ini negara hukum,” ujarnya kepada wartawan.

Ia juga menekankan bahwa di mata hukum, semua warga negara memiliki kedudukan yang sama. Ketika ditanya apakah ia akan hadir secara langsung pada persidangan yang dijadwalkan pada 24 April 2025 mendatang, Jokowi mengaku belum memutuskan, dan masih menunggu arahan dari pengacaranya.

“Ya, ada gugatan dilayani. Nanti, saya belum konsultasi dengan pengacara (datang atau diwakilkan di PN Solo),” katanya singkat.

Jokowi Tegaskan Peran Pemerintah Hanya Mendorong, Bukan Mengelola

Dalam pernyataan lanjutannya, Jokowi mencoba meluruskan duduk perkara Esemka. Ia menegaskan bahwa dirinya, saat menjabat sebagai Wali Kota Solo, hanya mendorong kreativitas anak-anak SMK dan tenaga teknis di bidang otomotif agar bisa mengembangkan kendaraan karya anak bangsa.

“Ya itu pabriknya siapa? Itu kan swasta. Sebetulnya kita sebagai wali kota itu hanya mendorong hasil karya anak-anak SMK dengan teknisi-teknisi otomotif. Kita dorong, kita ajak untuk uji emisi,” jelasnya.

Setelah mobil Esemka melalui uji emisi, kata Jokowi, kelanjutannya sepenuhnya diserahkan pada pihak swasta. Pemerintah tidak memiliki andil dalam keputusan investasi atau jalannya produksi.

“Setelah itu, apakah ada yang ingin berinvestasi atau tidak, itu sudah persoalan lain,” tambahnya.

Investasi Otomotif Tak Semudah yang Dikira

Jokowi juga menekankan bahwa dunia otomotif merupakan sektor yang kompetitif dan kompleks. Menurutnya, membangun pabrik saja tidak cukup. Harus ada dukungan ekosistem berupa jaringan bengkel, strategi pemasaran, hingga layanan purnajual.

“Investasi di bidang otomotif kan saingannya nggak mudah. Pelayanan prima harus ada di semua bengkel. Kompleks sekali. Bukan hanya membuat tapi juga memasarkan. Dan itu adalah urusan swasta,” tegasnya.

Presiden menyatakan bahwa ia tidak lagi mengikuti perkembangan produksi Esemka secara rinci, karena sejak awal proyek ini sudah berada di tangan swasta.

“Masak kita mengikuti setiap hari? Sebagai presiden kita sudah buka jalan. Tapi masalah produksi, marketing, sampai laku atau tidak laku, itu memang menjadi urusan perusahaan,” katanya.

Gugatan Dilayangkan oleh Calon Pembeli dari Solo

Gugatan wanprestasi terhadap Jokowi dilayangkan oleh seorang warga Solo bernama Auffa Luqmana. Melalui kuasa hukumnya, Arif Sahudi, gugatan ini telah didaftarkan secara online ke PN Surakarta dengan nomor perkara PN SKT-08042025051.

Arif mengungkapkan bahwa kliennya merasa dirugikan karena janji terkait mobil Esemka tidak kunjung terealisasi. Tak hanya Jokowi, gugatan juga ditujukan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin serta PT Solo Manufaktur Kreasi selaku entitas produsen mobil Esemka.

Belum ada penjelasan rinci dari pihak penggugat mengenai kerugian konkret yang dialami, namun proses hukum akan membuka jalan untuk menguji argumentasi kedua belah pihak.

Jokowi Harap Esemka Tetap Jalan dan Serap Tenaga Kerja

Meski dilanda gugatan, Jokowi tetap menyatakan harapannya agar Esemka bisa terus beroperasi dan menjadi simbol kebangkitan industri otomotif lokal. Ia menilai, apabila produksi Esemka berjalan lancar, maka akan membuka lapangan pekerjaan dan memperkuat daya saing produk dalam negeri.

“Kalau bisa berproduksi lebih banyak, kan lebih baik. Menyerap tenaga kerja, memberikan kesempatan kerja. Produk lokal bagus. Tapi sekali lagi, bersaing di dunia otomotif tidak gampang. Banyak merek Eropa di Indonesia saja yang tutup,” pungkasnya.

Kasus atau Bukan, Hukum Tetap Jalan

Meski Jokowi menyebut perkara ini bukan kasus dalam arti serius, namun gugatan telah resmi masuk ke pengadilan, dan secara hukum harus ditanggapi. Perjalanan gugatan ini akan menjadi sorotan publik, mengingat Esemka pernah menjadi simbol semangat nasionalisme dan kebangkitan industri dalam negeri. Namun kini, proyek itu justru menyeret nama Presiden ke ruang sidang.

Apakah ini akan menjadi preseden hukum baru dalam relasi antara pejabat publik dan inisiatif industri lokal? Ataukah justru akan menjadi cermin betapa semrawutnya pengelolaan narasi proyek nasional? Jawabannya akan terkuak seiring berjalannya proses hukum di Pengadilan Negeri Surakarta.

(Mond)

#MobilEsemka #Jokowi #Hukum