Kemacetan, Desakan, dan Keluhan: Potret Suram Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Bakauheni
![]() |
Pemudik keluhkan pelayanan di Pelabuhan Bakauheni saat arus balik Lebaran 2025. |
D'On, Lampung - Riuh suara mesin kendaraan dan keluhan para pemudik menyatu dalam satu harmoni kacau di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, pada puncak arus balik Lebaran tahun ini. Ribuan orang memadati pelabuhan yang menjadi gerbang utama penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Namun alih-alih pulang dengan hati tenang setelah bersilaturahmi di kampung halaman, banyak pemudik justru harus menelan kekecewaan mendalam akibat buruknya pelayanan di pelabuhan.
Sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi (6/4/2025), antrean panjang kendaraan pribadi mengular dari gerbang pelabuhan hingga ke jalan raya. Pejalan kaki pun tak kalah sengsara. Area tunggu penuh sesak, udara panas, dan minimnya arahan membuat suasana kian tidak kondusif. Mereka yang telah mengantongi tiket dan melewati proses boarding masih harus menunggu satu hingga dua jam hanya untuk bisa masuk ke kapal.
Kondisi Mencekam di Ruang Tunggu Pejalan Kaki
Di ruang tunggu, kondisi benar-benar padat. Tidak ada cukup tempat duduk, sirkulasi udara terbatas, dan petugas tampak kewalahan. Para pemudik terpaksa berdiri berdesakan, sebagian menggendong anak kecil, sebagian lainnya duduk di lantai, menunggu dengan wajah letih.
Efendi (49), seorang pemudik asal Depok, Jawa Barat, mengungkapkan kekecewaannya kepada wartawan. “Saya sudah satu jam nunggu, tapi belum juga naik kapal. Tempat tunggunya panas sekali, kita berdempetan. Ada ibu-ibu dan anak kecil juga, kasihan mereka. Takutnya kalau terlalu lama bisa pingsan,” ujarnya, dengan keringat menetes deras di dahinya.
Bukan hanya itu, Ridwan (38) dari Bogor juga menyampaikan hal senada. “Pelayanannya buruk sekali. Tidak ada petugas yang benar-benar membantu. Semoga tahun depan tidak seburuk ini. Jangan sampai setiap Lebaran selalu begini.”
Kekacauan di Jalur Kendaraan
Tak hanya pejalan kaki, antrean kendaraan pun menjadi persoalan serius. Ribuan mobil dan sepeda motor tampak mengular di jalur masuk pelabuhan. Banyak sopir mengaku harus menunggu lebih dari lima jam hanya untuk bisa masuk ke dermaga.
Menurut data resmi dari pihak ASDP Bakauheni, pada Minggu (6/4/2025), sebanyak 441.625 penumpang telah berhasil diseberangkan ke Pulau Jawa, bersama dengan 54.787 sepeda motor dan 66.752 kendaraan roda empat. Namun, angka tersebut baru mencakup sekitar 50 persen dari total pemudik yang diperkirakan akan kembali ke Pulau Jawa pasca-Lebaran.
Pihak ASDP mengklaim bahwa lonjakan volume penumpang menjadi penyebab utama kemacetan dan antrean panjang ini. Namun bagi para pemudik, penjelasan itu tidak cukup. Yang mereka rasakan adalah kekacauan, kebingungan, dan kekecewaan karena tidak adanya sistem yang mampu mengakomodasi lonjakan tahunan yang sudah bisa diprediksi.
Janji Peningkatan Pelayanan, Harapan atau Sekadar Retorika?
Menanggapi keluhan yang meluas, pihak ASDP Bakauheni menyatakan permintaan maaf dan berjanji akan terus meningkatkan pelayanan, terutama pada momen-momen krusial seperti musim mudik Lebaran.
Namun, banyak pihak mempertanyakan komitmen tersebut. Setiap tahun, masalah serupa terus terulang. Sistem tiket, manajemen antrean, dan pelayanan petugas masih belum mampu memenuhi ekspektasi. Banyak yang menilai bahwa ASDP harus segera melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk peningkatan teknologi layanan, penambahan petugas yang memadai, dan sistem informasi yang lebih jelas untuk para penumpang.
Sementara itu, bagi pemudik yang masih terjebak antrean atau berdesakan di ruang tunggu, yang mereka butuhkan bukanlah janji, melainkan tindakan nyata. Sebab, bagi mereka, perjalanan pulang ke rumah seharusnya menjadi momen bahagia, bukan menjadi babak penutup yang penuh derita setelah kebahagiaan Lebaran.
(Mond)
#ASDP #MudikLebaran #Nasional #PelabuhanBakauheni