Mata Minus, Kacamata Pecah, dan Ijazah yang Dipertanyakan: Penjelasan Jokowi di Tengah Sorotan Publik
Jokowi Mantan Presiden ke 7 Indonesia
D'On, Solo – Di sebuah sore yang hening di kediaman Presiden Joko Widodo di Solo, ketegangan kecil muncul di antara belasan jurnalis yang duduk menunggu. Mereka hadir bukan untuk wawancara politik biasa atau pernyataan kenegaraan, melainkan untuk menyaksikan sesuatu yang jauh lebih personal ijazah asli Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang kembali menjadi perbincangan hangat di publik.
Foto ijazah Jokowi yang tersebar di media sosial baru-baru ini memicu pertanyaan dan keraguan dari sejumlah pihak, terutama karena sang Presiden terlihat mengenakan kacamata dalam foto tersebut sesuatu yang selama ini tidak dikenal publik dari sosok mantan Wali Kota Solo itu. Wajah Jokowi memang jarang terlihat dengan kacamata, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam dokumentasi resmi kenegaraan.
Penjelasan Jokowi Soal Kacamata: “Dulu Mata Saya Minus”
Ketika akhirnya ijazah itu diperlihatkan secara langsung namun tanpa boleh difoto atau direkam Jokowi memberikan penjelasan singkat namun mencolok. Ia menyebut bahwa dulu matanya memang minus dan ia menggunakan kacamata. Namun, kacamata itu pecah dan karena kondisi ekonomi saat itu, ia tak mampu membeli yang baru.
“Kacamata saya pecah, tidak mampu beli lagi dulu,” ucap Jokowi tenang, Rabu (16/4), di hadapan sekitar 11 jurnalis yang diundang khusus ke rumahnya. Kamera dan ponsel para jurnalis diminta ditinggalkan di ruang transit demi menjaga privasi dokumen yang ditunjukkan.
Meski jawabannya ringkas, pernyataan itu justru membuka jendela ke masa lalu Jokowi sebuah potongan kisah mahasiswa sederhana yang harus menyesuaikan hidup dengan keterbatasan, termasuk tidak bisa membeli kacamata pengganti.
Sayangnya, Jokowi belum menjelaskan secara detail berapa minus matanya saat itu, sejak kapan ia mengenakan kacamata, atau kapan tepatnya kacamata tersebut pecah. Namun pernyataan tersebut memberi sedikit penjelasan atas kontroversi visual yang menjadi sumber keraguan sebagian pihak.
Perbedaan Ejaan Nama Pembimbing Skripsi: Achmad Sumitro atau Soemitro?
Tak hanya soal kacamata, perdebatan juga merambat ke bagian lain dalam dokumen akademik Jokowi, yaitu penulisan nama pembimbing utama skripsinya. Di dalam skripsi yang beredar di media sosial, tercantum nama Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro menggunakan ejaan lama. Namun, dalam literatur lain, termasuk buku dan catatan keluarga, nama tersebut ditulis sebagai Achmad Sumitro, ejaan baru yang mengikuti pembakuan bahasa Indonesia pasca-Orde Baru.
Jokowi pun angkat bicara mengenai perbedaan ini.
“Saya hanya menerima saja. Jika ada nama ejaan beda, itu dari UGM,” katanya, merujuk bahwa penulisan nama dalam dokumen akademik adalah tanggung jawab pihak universitas, bukan dirinya sebagai mahasiswa.
Untuk diketahui, Prof. Achmad Sumitro adalah figur akademisi yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM dan menjadi salah satu yang menandatangani ijazah mahasiswa di era tersebut.
TPUA Datangi UGM dan Rumah Jokowi: Kecewa Tak Diperlihatkan Ijazah
Sorotan terhadap keaslian ijazah Jokowi tidak berhenti di ruang media. Pada Selasa (15/4), sekelompok orang dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), yang sebagian besar adalah alumni UGM, mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk mengklarifikasi keaslian ijazah Jokowi. Aksi tersebut berlanjut hingga ke Solo, langsung ke rumah Presiden.
Tiga orang perwakilan TPUA diterima masuk dan bertemu langsung dengan Jokowi selama sekitar 30 menit. Namun, alih-alih mendapat jawaban yang mereka harapkan, mereka pulang dengan rasa kecewa. Jokowi menolak menunjukkan ijazah secara terbuka kepada mereka.
TPUA kemudian menyatakan kekecewaannya kepada media, dan kembali menuntut transparansi serta kejujuran dari UGM dan Presiden terkait dokumen akademik tersebut.
Menanggapi aksi tersebut, pihak Universitas Gadjah Mada menyatakan dengan tegas bahwa ijazah Presiden Joko Widodo adalah asli. Pernyataan ini menjadi penegasan institusional di tengah pusaran keraguan publik yang terus disuarakan oleh sebagian pihak.
Jokowi dan Catatan Masa Lalu: Potret Mahasiswa Sederhana
Terlepas dari semua kontroversi, kisah kacamata yang pecah dan tak bisa diganti memberi gambaran lain tentang siapa Joko Widodo di masa mudanya. Bukan seorang tokoh dengan privilese, melainkan seorang mahasiswa dari keluarga sederhana yang harus hidup dengan segala keterbatasan. Ijazah yang kini dipersoalkan mungkin justru menjadi simbol dari perjuangan keras dan perjalanan panjang seorang anak Solo hingga menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Namun demikian, perdebatan mengenai keaslian dokumen akademik Jokowi kemungkinan belum akan mereda dalam waktu dekat. Apalagi jika penjelasan-penjelasan hanya disampaikan secara parsial dan tidak terbuka sepenuhnya untuk publik.
Kini, masyarakat menunggu: apakah akan ada penjelasan lanjutan dari Presiden atau dari UGM? Atau apakah cerita soal mata minus dan kacamata pecah akan menjadi penutup dari bab kontroversial ini?
(Mond)
#Jokowi #IjazahJokowi #Nasional #UGM