Misteri Pelecehan Seksual di Gedung DPRD DKI: Pelaku Masih Berkeliaran, Identitas Belum Terungkap
Gedung DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat. ANTARA
D'On, Jakarta – Sebuah kasus dugaan pelecehan seksual mengguncang lingkungan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Peristiwa memilukan itu diduga terjadi di dalam kompleks gedung legislatif yang seharusnya menjadi simbol kehormatan dan integritas publik. Ironisnya, hingga kini pelaku dengan inisial NS masih belum teridentifikasi, sementara korban seorang karyawan honorer harus menanggung trauma mendalam.
Dugaan insiden ini terjadi dalam rentang waktu Februari hingga Maret 2025, dan telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan STTLP/B/2499. Yang lebih mencengangkan, aksi bejat pelaku tidak hanya dilakukan secara fisik, tapi juga disertai kekerasan verbal melalui pesan singkat. Korban mengungkapkan, pelaku nyaris mencium bibirnya, menggesekkan alat kelaminnya ke bahu, hingga meraba bagian sensitif tubuhnya. Semua itu terjadi di lingkungan kerja – tempat yang seharusnya menjadi ruang aman bagi siapa pun.
Sekretariat DPRD Bongkar Penelusuran
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta, Augustinus, mengaku belum bisa mengungkap siapa sosok NS yang disebut sebagai pelaku. Menurutnya, penyelidikan internal tengah berlangsung untuk memastikan apakah pelaku berasal dari kalangan ASN, tenaga ahli, atau bahkan orang luar yang punya akses ke gedung DPRD.
“Kami sedang memastikan apakah pelaku merupakan ASN atau pejabat yang memiliki akses ke area tersebut,” ujarnya saat ditemui awak media pada Jumat, 18 April 2025.
Augustinus menegaskan bahwa bila terbukti ada pihak internal DPRD – baik staf sekretariat maupun anggota dewan – yang terlibat, maka sanksi tegas akan diberlakukan. Sanksi itu bisa berupa teguran keras hingga pemecatan.
Sosok NS Masih Misterius
Sejauh ini, upaya pencocokan nama dengan data kepegawaian DPRD belum membuahkan hasil. Inisial NS tidak ditemukan dalam daftar aparatur sipil negara (ASN), penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP), maupun staf internal Sekretariat DPRD.
“Untuk tenaga ahli (TA) juga sedang kami telusuri. Tapi sementara ini tidak ditemukan inisial NS dalam data kami,” imbuh Augustinus.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Siapa sebenarnya NS? Apakah dia merupakan pihak luar yang memiliki koneksi tertentu hingga bisa berkeliaran di gedung DPRD? Atau justru seseorang yang disembunyikan dari sistem formal?
Penyelidikan Polisi Masih Awal
Di sisi lain, pihak kepolisian juga masih mengkaji laporan yang masuk. Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya, AKP Iskandar, mengatakan bahwa laporan tersebut masih tergolong baru dan memerlukan waktu untuk diverifikasi.
“Mohon waktu, laporan ini baru dibuat beberapa hari lalu, akan kami cek lebih lanjut,” kata Iskandar singkat.
Gedung Terhormat yang Ternoda
Kasus ini membuka tabir kelam yang selama ini mungkin terpendam di balik dinding kokoh gedung DPRD DKI Jakarta. Sebuah institusi yang seharusnya menjadi contoh etika dan profesionalisme, kini tercoreng oleh dugaan tindakan asusila yang terjadi di dalamnya.
Tak hanya soal pelecehan, kasus ini juga memperlihatkan betapa lemahnya sistem pengawasan terhadap siapa saja yang bisa masuk dan keluar dari lingkungan lembaga pemerintahan. Ketika pelaku bisa melakukan aksi bejat di dalam ruang kerja dan identitasnya bahkan tak terdata, maka ada yang sangat salah dalam sistem keamanan dan manajemen sumber daya manusia di DPRD.
Menanti Keberanian dan Transparansi
Publik menunggu langkah konkret, transparan, dan berani dari pihak DPRD maupun kepolisian untuk mengusut kasus ini hingga tuntas. Tak hanya demi keadilan untuk korban, tetapi juga untuk mengembalikan marwah gedung dewan sebagai tempat terhormat.
Apakah NS akan segera terungkap? Ataukah kasus ini akan tenggelam seperti banyak kasus kekerasan seksual lainnya yang lenyap dalam kabut birokrasi?
Waktu akan menjawab. Namun, korban dan publik tak boleh dikhianati oleh kelambanan atau ketertutupan informasi. Sebab setiap bentuk kekerasan seksual, sekecil apa pun, adalah pelanggaran serius terhadap kemanusiaan.
(Mond)
#PelecehanSeksual #DPRDDKIJakarta