Pemandu Karaoke 16 Tahun Terjaring Razia Malam: Potret Kelam Dunia Hiburan Terselubung di Pesisir Selatan
Razia Karaoke di Pesisir Selatan Dua Pemandu Diamankan, Salah Satunya Masih di Bawah Umur
D'On, Pesisir Selatan – Malam yang seharusnya tenang di Kampung Koto Tuo, Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, mendadak berubah tegang. Sabtu malam (12/4), pukul 23.15 WIB, suara ketukan keras di pintu sebuah tempat karaoke mengakhiri tawa dan alunan musik yang menggema dari dalam ruangan. Tim gabungan SK4 (Satuan Kerja Keamanan dan Ketertiban) Kabupaten Pesisir Selatan menggelar razia yang tak hanya membongkar pelanggaran Perda, tapi juga membuka tirai kelam yang menutupi realita sosial yang menyakitkan: eksploitasi anak di bawah umur dalam industri hiburan malam.
Dari penggerebekan tersebut, petugas mengamankan dua wanita muda yang tengah melayani tamu pria di ruang karaoke. Namun yang membuat hati miris, satu dari mereka ternyata masih berusia 16 tahun seorang remaja yang seharusnya duduk di bangku sekolah, bukan di bilik karaoke berlampu remang. Ia diketahui telah putus sekolah sejak kelas 3 SMP dan berasal dari daerah Salido. Rekannya yang lebih dewasa berusia 24 tahun, berasal dari Lumpo.
Dunia Gelap di Balik Layar Karaoke
Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP dan Damkar Pesisir Selatan, Agung Pribumi, menyebutkan bahwa tempat karaoke tersebut secara terang-terangan telah melanggar Peraturan Daerah Pesisir Selatan Nomor 1 Tahun 2016. Peraturan ini melarang penyediaan jasa pemandu karaoke untuk tamu pria yang bukan suami atau muhrim.
Namun bukan itu saja. Tempat tersebut juga beroperasi di luar jam yang ditetapkan dalam pasal 35 ayat (3), menyediakan minuman keras, dan membuka ruang bagi potensi tindakan asusila. “Kami menemukan tempat tersebut dalam kondisi aktif, dengan musik keras, minuman beralkohol, serta dua wanita yang sedang menemani tamu pria di ruang tertutup,” ujar Agung, Minggu (13/4).
Remaja Terlantar, Terseret Arus Dunia Hiburan Malam
Kisah sang remaja pemandu karaoke mencerminkan kepedihan yang lebih dalam. Hidup seorang diri di kos-kosan, jauh dari keluarganya yang berada di Batam, ia terpaksa menempuh jalan sunyi demi menyambung hidup. Di usia yang masih hijau, ia terseret ke dalam dunia yang penuh risiko dan jebakan sosial. Saat digelandang ke markas Satpol PP, wajahnya menunjukkan kelelahan yang tak seharusnya dimiliki oleh gadis seusianya.
Petugas pun segera berkoordinasi dengan UPT Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Sosial Pesisir Selatan. Mengingat situasi keluarga yang tidak mendampingi, pendekatan pembinaan menjadi langkah utama. Ia kemudian diserahkan kembali kepada keluarganya dengan surat perjanjian yang menegaskan larangan mengulangi perbuatannya.
“Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi sinyal darurat sosial. Seorang anak masih di bawah umur masuk ke dunia seperti ini tanpa ada yang tahu. Kami tak hanya menindak, tapi juga harus menyelamatkan,” tegas Agung.
Tempat Hiburan Ditutup, Barang Bukti Disita
Dalam razia tersebut, tim gabungan yang terdiri dari 18 personel dari Satpol PP, Polres, Kodim, Pos TNI AL, hingga Polisi Militer, langsung menutup tempat karaoke tersebut dan menyita dua unit speaker sebagai barang bukti. Pemilik tempat hiburan turut dipanggil dan kini tengah menjalani pemeriksaan hukum di Kantor Satpol PP dan Damkar Pesisir Selatan.
Tamu pria yang tengah menikmati layanan pemandu karaoke juga tak luput dari pemeriksaan intensif. Semuanya kini berada dalam pantauan penegak hukum.
Perang Sunyi Melawan Hiburan Malam Ilegal
Operasi ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam menertibkan tempat hiburan malam yang beroperasi di luar kendali dan menabrak norma hukum serta moral. Namun lebih dari sekadar razia, ini adalah pertarungan sunyi untuk menyelamatkan generasi muda dari arus deras eksploitasi terselubung.
Satu pertanyaan besar kini menggantung: Berapa banyak lagi anak-anak seperti dia yang tersembunyi di balik tembok karaoke, tertawa dalam tekanan, tersenyum dalam keterpaksaan?
(Mond)
#PemanduKaraoke #PesisirSelatan #PolPP