Pencitraan Jadi Panglima, Masalah Nyata Terabaikan: Kinerja Pemko Padang Disorot Tajam
Wakil Ketua DPRD Kota Padang Mastilizal Aye, SH
D'On, Padang - Di tengah berbagai persoalan krusial yang membelit Kota Padang, wajah politik pencitraan justru semakin mendominasi ruang publik. Retorika manis dan panggung-panggung populis seakan menjadi andalan utama sebagian pemimpin dalam menarik simpati masyarakat. Namun, di balik sorotan kamera dan gimik media sosial, kenyataan di lapangan jauh dari kata ideal.
Politik pencitraan yang terus dipertontonkan, sejatinya hanya bertujuan membentuk persepsi publik. Publik digiring untuk percaya bahwa segalanya baik-baik saja, bahwa pemerintah bekerja dan berpihak pada rakyat. Padahal, menurut Mastilizal Aye, SH Wakil Ketua DPRD Kota Padang sekaligus Sekretaris DPC Partai Gerindra di balik layar pencitraan itu, tumpukan masalah menunggu untuk diselesaikan.
“Seorang pemimpin seharusnya bekerja nyata, bukan hanya pandai membentuk citra. Masyarakat tidak butuh pertunjukan. Mereka butuh solusi atas persoalan nyata yang menghimpit kehidupan sehari-hari,” tegas Aye, yang juga Ketua Askot PSSI Kota Padang.
Banjir: Momok yang Tak Kunjung Dituntaskan
Salah satu contoh paling gamblang dari buruknya kinerja Pemko Padang adalah persoalan banjir yang tak kunjung teratasi. Hujan deras sedikit saja turun, sejumlah kawasan langsung terendam. Warga pun hidup dalam kekhawatiran, setiap kali awan gelap menggantung di langit kota.
“Ini bukan masalah baru, tapi sudah bertahun-tahun menghantui. Setiap banjir, pasti ada korban. Ini darurat, bukan sekadar masalah teknis biasa. Tapi seolah-olah dibiarkan terus terjadi, tanpa peta jalan yang jelas untuk menyelesaikannya,” tegas Aye.
PAD Seret, Pembangunan Terhambat
Tak kalah penting, soal Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang stagnan bahkan sering tak mencapai target. Kondisi ini berdampak langsung pada terbatasnya ruang fiskal untuk pembangunan. Banyak program yang akhirnya terpaksa dikorbankan atau sekadar jadi wacana.
“Bagaimana kita bisa bicara pembangunan jika PAD saja amburadul? Belum lagi soal dana bantuan sosial (bansos) yang tak tertata, bahkan diduga rawan penyelewengan. Ini bukan hanya persoalan teknis, tapi menyangkut keberpihakan dan integritas," katanya.
Pasar Raya dan PKL: Potret Ketidakpastian Tata Kelola
Lalu, ada pula masalah pelik yang terus berlarut: Pasar Raya Padang. Alih-alih menjadi pusat ekonomi rakyat yang tertata, kawasan ini justru menjadi ladang konflik tiada akhir antara pemerintah dan pedagang kaki lima (PKL). Tidak ada solusi jangka panjang, hanya penertiban sesaat yang kerap menimbulkan keresahan.
“Persoalan PKL ini tidak selesai-selesai. Pemerintah kota seperti tidak punya grand design yang terintegrasi untuk menata kawasan ini. Akhirnya chaos terus-menerus terjadi, dan pedagang jadi korban,” ucap Aye.
Kebocoran Retribusi: Lahan Basah yang Dibiarkan?
Masalah lain yang juga menuntut perhatian serius adalah kebocoran retribusi parkir. Indikasi permainan di lapangan bukan sekadar rumor — laporan demi laporan menyebutkan adanya manipulasi dan potensi kebocoran yang cukup besar. Tapi sayangnya, belum ada langkah tegas dari Pemko Padang untuk membenahi sistem ini.
“Kalau PAD bocor terus, bagaimana mungkin kota ini bisa berlari mengejar kemajuan? Kita butuh transparansi dan keberanian menindak, bukan pembiaran,” ungkapnya tajam.
Saatnya Pencitraan Dihentikan, Kerja Nyata Dikedepankan
Mastilizal Aye menegaskan, tantangan ke depan bagi Kota Padang akan semakin kompleks. Maka, tak ada pilihan lain bagi pemimpin selain bekerja keras dan bekerja cerdas — bukan sekadar tampil di baliho atau video-video naratif.
“Sudahi pencitraan berlebihan. Jangan hanya mengekspose keberhasilan dan menyembunyikan kegagalan. Rakyat tidak butuh dongeng, mereka butuh kejujuran dan aksi nyata. Mari kita jadikan kegagalan sebagai cambuk untuk memperbaiki diri,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat, termasuk birokrat, politisi, dan elemen sipil, untuk bergandengan tangan. Karena masa depan Padang tidak bisa hanya ditentukan oleh seorang pemimpin, tapi oleh kerja kolektif semua pihak yang benar-benar peduli pada kota ini.
(Mond)
#Padang