Persada Hospital Malang Angkat Bicara Soal Dugaan Pelecehan Seksual oleh Dokter: Komitmen Etika dan Transparansi Jadi Sorotan
Tim etik Persada Hospital Kota Malang Dr. Galih Endra Dita (kiri) dan Supervisor Humas Persada Hospital Malang, Sylvia Kitty Simanungkalit, Jumat (18/4/2025). Foto: Istimewa
D'On, Malang – Dunia medis di Kota Malang tengah diguncang oleh dugaan serius yang menyeret salah satu dokter dari rumah sakit swasta terkemuka, Persada Hospital. Seorang pasien perempuan berusia 31 tahun melaporkan telah menjadi korban pelecehan seksual saat dirawat inap di rumah sakit tersebut. Peristiwa ini, yang diduga terjadi pada akhir September 2022, kini menjadi perhatian publik, mendorong pihak rumah sakit untuk memberikan pernyataan resmi di hadapan media.
Dalam konferensi pers yang digelar di ruang pertemuan Persada Hospital pada Jumat (18/4), Supervisor Humas rumah sakit, Sylvia Kitty Simanungkalit, menyampaikan sikap tegas manajemen atas kasus yang mencoreng integritas dunia kesehatan ini.
“Kami sangat prihatin dan menyayangkan adanya tuduhan tersebut,” ujar Sylvia. “Kami tegaskan, pelanggaran etika dalam bentuk apa pun tidak akan ditolerir di lingkungan Persada Hospital.”
Pernyataan tersebut menandai langkah awal pihak rumah sakit dalam merespons tudingan terhadap seorang dokter berinisial AYP, yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya saat melakukan pemeriksaan medis. Yang membuat kasus ini semakin sensitif adalah adanya dugaan bahwa sang dokter sempat melakukan perekaman dengan menggunakan ponsel pribadi saat berada di ruang rawat pasien.
Dugaan Serius, Tindakan Tegas
Insiden tersebut disebut terjadi pada 28 September 2022. Saat itu, korban tengah menjalani perawatan inap ketika dokter AYP masuk ke ruang rawat dengan dalih pemeriksaan rutin. Namun, di sinilah dugaan tindakan tak pantas terjadi—dokter diduga menyentuh bagian tubuh korban secara tidak semestinya sambil membawa stetoskop. Tak berhenti di situ, korban juga mengaku melihat sang dokter mengeluarkan ponsel dari sakunya, yang diyakininya digunakan untuk merekam tanpa izin.
Setelah melalui pergulatan batin dan tekanan psikologis, korban akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib. Laporan tersebut menjadi dasar penyelidikan hukum yang saat ini masih berjalan.
Transparansi dan Komitmen Profesionalisme
Menanggapi kasus ini, Persada Hospital menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup mata atau bersikap defensif. Sylvia menekankan bahwa rumah sakit telah melakukan langkah awal dengan membentuk tim investigasi internal yang bekerja secara transparan dan melibatkan otoritas berwenang.
“Kami telah melakukan penyelidikan internal. Sebagai bentuk tanggung jawab, dokter yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh aktivitas pelayanan medis di rumah sakit,” jelasnya. “Hal ini kami lakukan sambil menunggu proses hukum yang sedang berlangsung.”
Persada Hospital juga menjelaskan bahwa dalam kondisi normal, setiap tindakan medis dilakukan dengan didampingi perawat guna memastikan keamanan pasien. Namun dalam kasus ini, belum dijelaskan secara rinci apakah protokol tersebut dilanggar.
Etika Medis Sebagai Pilar Utama
Manajemen rumah sakit menegaskan bahwa mereka menolak keras segala bentuk pelanggaran etika, baik terhadap pasien maupun tenaga kerja di lingkungan rumah sakit.
“Kami menjaga integritas dengan menerapkan standar tinggi dalam seluruh pelayanan medis kami. Kepercayaan pasien adalah prioritas utama kami,” ujar Sylvia.
Ia juga menambahkan bahwa rumah sakit mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan dan akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut hingga tuntas.
“Jika terbukti bersalah, maka kami akan mengambil tindakan tegas. Termasuk pemutusan hubungan kerja sesuai dengan hukum yang berlaku dan peraturan disiplin tenaga kesehatan,” tegasnya.
Imbauan dan Harapan
Di akhir konferensi pers, Sylvia mengimbau kepada masyarakat dan seluruh pasien agar tidak segan melapor jika mengalami atau menyaksikan pelanggaran etika dalam pelayanan kesehatan.
“Kami membuka ruang bagi siapa saja yang ingin melaporkan kejadian serupa. Kami percaya bahwa keadilan harus ditegakkan dan kami mendukung penuh mekanisme hukum sebagai jalan mencari kejelasan dan perlindungan terhadap korban,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi cermin sekaligus ujian besar bagi dunia medis: bagaimana menjaga keseimbangan antara kepercayaan pasien dan integritas tenaga kesehatan. Publik kini menanti, bukan hanya kejelasan hukum terhadap dokter yang bersangkutan, tetapi juga langkah-langkah nyata dari institusi untuk memastikan peristiwa serupa tak terulang kembali.
(Mond)
#PelecehanSeksual #DokterLecehkanPasien #PersadaHospitalMalang