Petani Tewas Tertembak Saat Tidur di Gubuk, Diduga Akibat Peluru Nyasar Pemburu Babi
![]() |
Gubuk lokasi petani Sukabumi tewas tertembak. |
D'On, Sukabumi – Malam itu, suasana hening menyelimuti hutan kawasan Perhutani di Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Di tengah hamparan sunyi dan rimbunnya pepohonan, sebuah gubuk kayu sederhana berdiri di antara semak belukar. Di sanalah Otib (60), seorang petani sederhana asal Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, merebahkan tubuh letihnya setelah seharian bekerja mengurus ladang.
Namun, istirahat malam itu berubah menjadi akhir hayat yang tragis.
Otib ditemukan dalam kondisi bersimbah darah, tak bernyawa, dengan luka terbuka menganga di punggungnya. Luka itu menembus hingga rongga dada, menghancurkan jaringan paru-parunya menyisakan tanya dan duka yang mendalam bagi keluarga serta masyarakat sekitar.
Diduga Jadi Korban Peluru Nyasar dari Pemburu Babi
Informasi yang beredar di tengah masyarakat menyebut, luka mematikan itu diduga berasal dari peluru nyasar. Sumbernya? Kabarnya dari rombongan pemburu babi hutan yang kerap beroperasi di kawasan Perhutani tersebut.
Meski belum ada keterangan resmi mengenai senjata apa yang digunakan, kuat dugaan bahwa tembakan dilepaskan tanpa kendali, mengarah secara tidak sengaja ke gubuk tempat Otib tidur. Tidak ada suara teriakan, tidak pula terdengar suara permintaan tolong malam itu. Hanya senyap yang menyelimuti, hingga keesokan harinya tubuh Otib ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Luka Mematikan Tanpa Proyektil
Otib sempat dilarikan ke RSUD Jampangkulon. Namun karena kondisinya sudah kritis, jenazahnya langsung dirujuk untuk diautopsi ke RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi.
Dokter forensik yang memeriksa tubuh korban, dr. Nurul Aida Fathya, mengungkapkan bahwa luka yang diderita Otib begitu parah. “Ditemukan luka terbuka di bagian punggung dengan panjang sekitar 18 sentimeter. Luka itu dalam dan menimbulkan kerusakan parah pada paru-paru, serta menyebabkan pendarahan hebat,” ungkapnya, Kamis (24/4/2025).
Yang mengejutkan, dari hasil autopsi, tidak ditemukan adanya proyektil di dalam tubuh korban. “Tidak ada proyektil. Lukanya tampak acak, seperti luka akibat kekerasan benda tumpul berkecepatan tinggi. Ini menyebabkan rongga dada rusak dan organ dalam pucat akibat kekurangan darah,” jelasnya.
Penyelidikan Masih Berlangsung
Hingga kini, aparat dari Unit Jatanras Polres Sukabumi masih menyelidiki kasus kematian mengenaskan ini. Apakah Otib benar menjadi korban peluru nyasar? Siapa yang bertanggung jawab? Apakah ada unsur kelalaian atau bahkan kesengajaan?
Pertanyaan-pertanyaan itu masih menggantung, belum terjawab.
Sementara itu, jenazah Otib telah dipulangkan ke rumah duka di Kampung Cipancur, disambut isak tangis keluarga dan tetangga. Seorang petani yang dikenal ramah dan pekerja keras itu kini telah pergi, meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang yang mencintainya.
Duka dan Peringatan
Tragedi ini bukan hanya meninggalkan kesedihan, tetapi juga menjadi peringatan serius soal maraknya aktivitas perburuan liar di wilayah hutan yang berdekatan dengan pemukiman warga. Lemahnya pengawasan dan ketidakhati-hatian dapat menimbulkan korban jiwa dan kali ini, nyawa seorang petani yang tak berdosa harus menjadi taruhannya.
Kini, publik menanti ketegasan aparat. Keadilan harus ditegakkan, dan nyawa Otib tak boleh berlalu begitu saja tanpa pertanggungjawaban.
(Mond)
#Peristiwa #PeluruNyasar