Breaking News

Prabowo Subianto: Kritik Adalah Nafas Demokrasi, Pemimpin Tak Boleh Tuli Hati

Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan saat menghadiri acara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden

D'On, Jakarta
– Dalam sebuah pernyataan yang sarat makna di tengah derasnya dinamika ekonomi global dan tantangan kepemimpinan nasional, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya dan pemerintahan yang ia pimpin tidak menolak kritik. Bahkan, menurutnya, kritik adalah elemen penting dalam menjaga kualitas tata kelola pemerintahan yang berpihak pada rakyat.

Berbicara dalam acara Sarasehan Ekonomi yang digelar di Jakarta pada Selasa (8/4), Prabowo tampil lugas dan terbuka. Ia menyampaikan bahwa di era sekarang ini, seorang pemimpin tidak boleh alergi terhadap masukan, terlebih kritik yang membangun.

“Di zaman sekarang, pemimpin harus terbuka untuk masukan. Kita tidak antikritik. Justru kita suka kritik. Kritik itu membantu kita, membuat kita lebih aware, lebih waspada,” ujar Prabowo di hadapan jajaran menteri, pengusaha, dan direksi BUMN yang hadir.

Bagi Prabowo, kritik bukanlah bentuk perlawanan, melainkan cermin yang menuntun pemimpin agar tetap waspada dalam mengambil keputusan. Ia menekankan bahwa kritik yang rasional dan disampaikan dengan niat membangun sangat diperlukan demi menjaga arah pembangunan nasional.

Namun begitu, Prabowo juga menekankan pentingnya klarifikasi atas kritik yang didasarkan pada asumsi atau informasi yang tidak akurat. “Kalau suatu program dikritik tapi dasarnya adalah hal-hal yang tidak rasional, maka kita wajib memberikan penjelasan dan klarifikasi. Itu bagian dari tanggung jawab kita kepada publik,” lanjutnya.

Tantangan Global dan Ketidakpastian Dunia

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung kondisi global yang menurutnya tengah berada dalam pusaran ketidakpastian. Ia menyoroti kebijakan ekonomi proteksionis dari Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump yang baru-baru ini kembali menaikkan tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

“Guncangan global terjadi karena negara dengan kekuatan ekonomi terbesar mengambil langkah-langkah yang memicu ketegangan dan ketidakpastian. Kenaikan tarif impor secara besar-besaran membuat banyak negara cemas,” ujar Prabowo dengan nada serius.

Menurutnya, kondisi ini menuntut Indonesia untuk semakin memperkuat fondasi ekonomi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.

“Saya sudah sejak lama menyuarakan, mari kita bangun kekuatan ekonomi kita sendiri. Kita harus berdiri di atas kaki kita sendiri. Ini bukan hanya slogan, tapi arah perjuangan bangsa,” tegasnya, mengutip prinsip ekonomi berdikari yang sejak lama diusung oleh para pendiri bangsa.

Hadirnya Para Pengambil Keputusan Utama

Acara Sarasehan Ekonomi yang menjadi panggung pernyataan penting Prabowo ini dihadiri oleh sejumlah tokoh sentral Kabinet Merah Putih. Di antaranya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, hingga Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Selain para menteri, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah direktur utama BUMN dan kalangan pengusaha nasional, menandakan bahwa isu-isu yang dibahas bukan sekadar wacana, melainkan bagian dari diskursus strategis yang melibatkan semua elemen penting dalam perekonomian nasional.

Menuju Pemerintahan yang Adaptif dan Responsif

Pernyataan Prabowo ini memberikan gambaran tentang gaya kepemimpinannya yang ingin tampil lebih terbuka dan adaptif terhadap dinamika sosial maupun ekonomi. Dalam dunia yang terus berubah, Prabowo tampaknya ingin mengirim pesan bahwa pemerintahannya siap mendengar, merespons, dan berbenah.

Di tengah sorotan publik terhadap arah kebijakan nasional, sikap terbuka terhadap kritik bisa menjadi napas baru dalam demokrasi Indonesia. Dan jika komitmen itu dijalankan secara konsisten, bukan tidak mungkin kepercayaan rakyat akan tumbuh dan menguat seiring waktu.

(Mond)

#Nasional #PrabowoSubianto